Jakarta, Kota Paling Macet di Seluruh Dunia
Jakarta -Jakarta macet, Jakarta macet, itulah kalimat yang sering dilontarkan oleh masyarakat Indonesia khususnya Jakarta dan sekitarnya. Bukan sekedar ucapan, buktinya Jakarta memang menjadi kota paling macet di antara kota-kota besar lainnya di seluruh dunia.
Itu bukan sekedar penilaian orang lho, tetapi berdasarkan survei produsen oli Castrol yang menuangkannya dalam Castrol Magnetec Stop-Start index. Survei tahun 2014 yang dilakukan oleh Castrol ini melibatkan kota-kota besar yang ada di seluruh dunia.
Castrol menghitung jumlah berapa kali di kota itu kendaraan melakukan start-stop (berjalan dan berhenti) per tahunnya. Data itu didapatkan dari data GPS pengguna Tomtom di seluruh dunia.
Hasil survei itu menunjukkan Jakarta adalah kota paling macet. Di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami 33.240 stop-start. Jadi dalam setahun mobil bisa endut-endutan dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali.
Kendaraan pun mengalami masa idling (diam tak bergerak) terlama di seluruh dunia. Di Indonesia total waktu idling adalah 27,22 persen. Itu artinya dari keseluruhan waktu berkendara, 27 persennya habis terjebak dalam kemacetan.
Selain Jakarta, kota paling macet lainnya diduduki oleh Istanbul, Turki dengan total 32.525 stop-start, dilanjutkan dengan Mexico City dengan total 30.840 stop-start.
Posisi keempat diduduki lagi oleh kota yang ada di Indonesia. Ya, jawabannya adalah Surabaya dengan total 29.880 stop-start, dilanjutkan dengan Petersburg, Rusia 20.040 stop-start, Moskow, Rusia 28.680 stop-start, Roma, Italia 28.680 stop-start, Bangkok, Thailand 27.480 stop-start, Guadalajara, Meksiko 24.840 stop-start dan terakhir Buenos Aires, Argentina 23.760 stop-start.
Sementara jika dibalik, kota mana yang memiliki lalu lintas yang ramah buat berkendara? Jawabannya adalah berikut:
10. Kosice, Slovakia 7.440 stop-start
9. Copenhagen, Denmark 7.440 stop-start
8. Brno, Ceko 7.320 stop-start
7. Porto, Portugal 7.200 stop-start
6. Antwerp, Belgia 7.080 stop-start
5. Brisbane, Australia - 6.960 stop-start
4. Abu Dhabi, Uni Emirat Arab 6.840 stop-start
3. Bratislava, Slovakia 6.840 stop-start
2. Rotterdam, Belanda 6.360 stop-start
1. Tampere, Finlandia 6.240 stop-start
Pukulan Telak, Jakarta Kota Termacet di Dunia
Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Castrol Magnetec dengan menghitung Stop-Start Index. Kendati demikian, hasil survei tersebut dipertanyakan oleh Pengamat Transportasi Ellen Tangkudung.
Ellen mendesak Pemerintah Daerah Jakarta untuk segera mengambil kebijakan konkret yang dapat dilakukan sesegera mungkin untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Kebijakan konkret yang dimaksudkan adalah dengan melakukan revitalisai angkutan umum yang ada di Jakarta.
Lebih lanjut, ia menilai kebijakan tersebut bukanlah kebijakan yang sulit untuk segera dilakukan dan diterapkan oleh Pemda Jakarta.
"Yang utama sebenarnya banyak kok kebijakan yang tidak sulit seperti penambahan jumlah Busway, toh bisnya juga sudah banyak. Kemudian, revitalisasi angkutan umum yang ada," tutur Ellen saat dihubungi oleh CNN Indonesia.
Diakui memang saat ini sudah ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi parahnya kemacetan di Jakarta, seperti mulai dibangunnya jalur Mass Rapid Transportation (MRT) di sejumlah jalan utama di Jakarta. Kendati demikian, hal tersebut dipandang memerlukan waktu yang lama untuk mengatasi kemacetan Jakarta.
Usaha lainnya adalah dengan mengenalkan bus layang. Bentuk bus layang mirip kereta dengan empat gerbong. Bentuknya juga mirip bus tingkat, tetapi jauh lebih besar dan lebar karena mobil-mobil lain bisa melaju di bawah bus layang.
"Dengan pembangunan infrastruktur tidak bisa dalam waktu cepat. Mau bikin bus layang yang tengah dibangung masih tiga tahun lagi selesai. Sedangkan MRT masih empat tahun lagi. Kan macetnya hari ini," tegas Ellen.
Desakan kepada Pemda untuk segera merevitalisasi angkutan umum di Jakarta juga didukung oleh Pengamat Transportasi Tigor Nainggolan. Menurutnya hanya ada satu hal yang menjadi standar dalam proses revitalisasi, yakni membuat angkutan umum di Jakarta memiliki kualitas layaknya kendaraan pribadi.
"Ya standarisasinya, kendaraan umum harus nyaman seperti kendaraan pribadi dong. Tahu dong seperti apa? Ya Aman, tidak bau rokok, tidak ada bau terbakar, orang asik kalau naik angkutan umum. Kemudian juga keberadaannya jelas, ada gitu loh," terangnya.
Selain itu, penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) juga dinilai dapat mereduksi kemacetan di Jakarta dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Kalau begitu orang pakai kendaraan pribadi kan jadi mikir, nanti keluar biaya," tegasnya.
Jakarta Dinobatkan Jadi Kota Termacet Sedunia, JK: Kenyataannya Begitu
Jakarta - Berdasarkan survei produsen oli Castrol yang menuangkannya dalam Castrol Magnetec Stop-Start index, Ibukota DKI Jakarta dinobatkan sebagai kota paling macet di dunia. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengakui hal tersebut.
"Mau terima tidak terima, kenyataannya begitu," ujar JK saat dimintai komentarnya di kantor Wapres Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus, Kamis (5/2/2015).
Untuk menanggapi hasil survei tersebut, JK pun mengatakan Indonesia harus memperbaikinya sehingga tidak dinobatkan kembali sebagai kota termacet sedunia. Perbaikan yang dinilai cukup penting disebut JK adalah dengan mempercepat proyek Mass Rapid Transportation (MRT) seperti yang tengah digarap di Jalan MH Thamrin.
"Reaksi, harus diperbaiki. Jalan Thamrin kan dipercepat pembangunan itu. Cuma itu saja, pembangunan public transport dan itu saja 45 triliun itu," kata pria asal Makassar tersebut.
Menurut JK, pembangunan MRT saja tak cukup untuk mengurangi masalah macet di Ibukota. Ia pun mengatakan pembangunan transportasi publik lainnya diperlukan dalam hal ini.
"Harus ditambah. Kita harus punya 85 kilo baru safe jakarta ini. Gabungan antara subway, light train dan sebagainya. Kira- itu 85 kilo. Kita telat," JK menjelaskan.
Tak hanya itu, pembangunan proyek jalan disebut JK perlu diperhatikan antara masing-masing lembaga. Dengan begitu, tidak ada lagi tumpang tindih yang terjadi dan menyebabkan terhambatnya pembangunan.
"PU hanya memperbaiki jalan nasional. Kalau jalan di Jakarta ini hampir semuanya tugas DKI. Di sini semua tanggung jawab, jadi tidak tumpang tindih," tegas JK.
Meskipun Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet, JK tidak merasa khawatir turis yang akan datang ke Indonesia berkurang. Sebab menurutnya, para turis biasanya justru pergi mencari destinasi wisata ke daerah di luar Jakarta.
"Wisatawan tidak ke Jakarta kan. Lebih banyak ke luar daerah. Di Bali, di Batam. Tidak ke Jakarta. Yang ke Jakarta itu lebih banyak bisnis," tutup mantan Ketum Golkar tersebut.
Survei yang dilakukan Castrol untuk tahun 2014 melibatkan kota-kota besar yang ada di seluruh dunia. Castrol menghitung jumlah berapa kali di kota itu kendaraan melakukan start-stop (berjalan dan berhenti) per tahunnya. Data didapatkan dari data GPS pengguna Tomtom di seluruh dunia.
Hasilnya, di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami 33.240 stop-start yang berarti dalam setahun, mobil bisa 'endut-endutan' dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali. Jakarta pun menjadi kota yang paling macet di seluruh dunia.
Hasil survei itu menunjukkan Jakarta adalah kota paling macet. Di Jakarta 1 mobil dalam setahun bisa mengalami . Jadi dalam setahun mobil bisa endut-endutan dalam kemacetan sebanyak 33.240 kali.
Kendaraan pun mengalami masa idling (diam tak bergerak) terlama di seluruh dunia. Di Indonesia total waktu idling adalah 27,22 persen. Itu artinya dari keseluruhan waktu berkendara, 27 persennya habis terjebak dalam kemacetan.
Posisi kedua kota termacet di dunia setelah Jakarta menurut survei Castrol diduduki oleh Istanbul, Turki, dan yang ketiga adalah Mexico City. Kota termacet di dunia keempat lagi-lagi disandang oleh kota yang ada di Indonesia, yaitu Surabaya dengan total 29.880 stop-start.
0 komentar :
Post a Comment