Minum 7 Cangkir Teh Hijau Perhari Dapat Turunkan Berat Badan
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa teh hijau bisa membantu proses penurunan berat badan. Peneliti melakukan pengujian efek ekstrak teh hijau tanpa kafein terhadap berat badan.
Perdebatan mengenai dampak teh hijau pada penurunan berat badan sudah lama berlangsung. Studi terbaru oleh ilmuwan Anglia Ruskin University Inggris mengungkapkan bahwa konsumsi teh hijau dibarengi olahraga bisa membantu meluruhkan lemak.
Penelitian ini menggunakan teh hijau tanpa kafein. Ini dianggap pertama kalinya studi menggunakan teh versi tanpa kafein dalam tes dengan fokus pada penurunan berat badan dan performa. Karena itu pertanyaan apapun terkait potensi efek stimulasi kafein ditiadakan dalam studi.
Peneliti melakukan pengujian kapsul berisi 571 mg ekstrak teh hijau tanpa kafein pada 14 pria aktif. Tujuh dari partisipan dengan usia rata-rata 21 tahun, mengonsumsi kapsul teh hijau tersebut. Sedangkan tujuh orang lainnya diberi plasebo.
Tim peneliti menemukan partisipan yang mengonsumsi ekstrak teh hijau, mengalami penurunan lemak badan sebesar 1,63 persen dibanding grup plasebo. Adapun tingkat oksidasi lemak meningkat sebesar 25 persen. Hal ini dianggap penting karena oksidasi lemak membantu penurunan berat badan.
Seluruh partisipan juga diminta bersepeda satu jam sebanyak tiga kali dalam seminggu. Ternyata partisipan yang meminum kapsul, performanya meningkat 10,9 persen dalam periode empat minggu. Jarak bersepeda naik dari rata-rata 20,2 km menjadi 22,4 km.
Dr Justin Roberts, pemimpin penelitian, menyebut bahwa teh hijau merupakan minuman yang banyak manfaat kesehatan karena mengandung jumlah relatif tinggi bahan yang disebut EGCG (epigallocatechin gallate). Namun untuk mendapat dosis yang dibutuhkan, perlu konsumsi sekitar 6 sampai 7 cangkir teh hijau setiap hari. Adapun kapsul 517 mg pada pengujian mengandung EGCG harian sebesar 400 mg.
"Pada dasarnya penelitian kami menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak teh hijau berpotensi membantu orang menurunkan berat badan, jika dikombinasikan dengan olahraga. Tapi kami menyadari sekarang diperlukan penelitian dalam skala lebih besar," tutur Dr Justin Roberts, seperti dilansir dari Cambridge News.
Studi ini dipublikasikan dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment