Polda Metro Jaya Bentuk Tim Khusus Pemburu Begal Motor
Jakarta - Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya membentuk tim khusus untuk memburu begal motor yang akhir-akhir ini meresahkan warga sekitar Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Tim khusus ini akan difokuskan untuk meringkus komplotan pembegal motor yang kerap kali mencederai bahkan hingga merampas nyawa korbannya.
"Kapolda telah memerintahkan ke seluruh jajaran untuk membentuk tim khusus guna mengantisipasi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) ini," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (26/1/2015).
Secara teknis, masing-masing Polres akan membentuk 1 tim, sedangkan Polda Metro Jaya sendiri membentuk 2 tim khusus dari Subdit Jatanras dan Subdit Resmob Ditreskrimum untuk mengejar komplotan begal ini.
"Ini nanti masih akan dirapatkan kembali mekanismenya seperti apa," ucapnya.
Di samping itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono, lanjut Martin, juga telah menginstruksikan agar jajarannya meningkatkan patroli terutama pada malam hari di jam-jam rawan.
"Kita tingkatkan juga kring serse yang selama ini sudah ada," cetusnya.
Sepanjang Januari 2015 ini, setidaknya sudah terjadi 4 kali pembegalan motor. Para pelaku ada yang merampas motor korban, ada pula yang merampas uang korban.
Terakhir, Minggu (25/1) pukul 03.00 WIB, seorang pemotor bernama Abdul Rahman tewas dengan luka bacokan di bagian punggung dan pinggang setelah diserang para pembegal di Jl Margonda Raya, Beji, Depok. Para pelaku merampas motor dan tas korban.
Hingga saat ini, Polres Depok masih memburu komplotan begal yang menewaskan korban tersebut. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk mengidentifikasi para pelaku tersebut.
Perlawanan terhadap Begal Motor Berujung Maut
JAKARTA - Perlawanan merupakan hal yang lumrah dilakukan saat dalam bahaya. Namun, seringkali perlawanan yang dilakukan terhadap komplotan perampok kendaraan bermotor seringkali justru berujung maut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan pola perampokan sepeda motor akhir-akhir ini lebih kejam daripada sebelumnya. Karena pelaku tidak segan-segan melukai bahkan membunuh korbannya.
"Dua kejadian yang terjadi di Depok ada kesamaan, korban sama-sama melakukan perlawanan, lalu dilukai hingga tewas," kata Martinus di Mapolda Metro Jaya.
Dari hasil pengembangan polisi, pelaku yang diperkirakan berjumlah lima orang itu mendahului aksinya dengan berkelililing di sekitar Jalan Margonda Raya untuk mencari sasaran.
Pada Minggu (25/1/2015) dini hari, sebelum melakukan aksi pembegalan yang menewaskan korban, sebetulnya komplotan ini juga melakukan pencurian sepeda motor lainnya.
Martinus menjelaskan, komplotan ini berjalan dari arah Margonda menuju arah Universitas Indonesia terlebih dahulu. Di depan Halte UI Lenteng Agung, mereka menggasak sebuah sepeda motor Yamaha Mio
"Karena korban tidak melawan, maka pelaku tidak melakukan kekerasan. Pelaku hanya mengancam korban untuk tidak berteriak dengan menunjukkan golok," kata Martinus.
Kemudian, aksi tersebut dilanjutkan oleh perampasan sepeda motor Yamaha Xeon di Jalan Margonda, tepatnya di depan Kampus BSI, tak jauh dari terowongan gapura masuk Kota Depok.
Korban yang diketahui bernama Abdul Rohman (20) tewas dibacok karena melakukan perlawanan.
Dipepet Begal Motor, Ini Tips dari Polisi Depok
DEPOK — Pengguna sepeda motor diminta untuk tidak berhenti di tempat-tempat sepi pada malam hari. Kalaupun terpaksa harus berhenti, pengendara diharuskan mencari lokasi yang ramai warga.
Hal itu disarankan oleh Kepala Urusan Sub Bagian Humas Polres Kota Depok Ipda Bagus Suwandi kepada warga Depok yang resah dengan kabar mengenai begal sepeda motor yang menewaskan pemilik kendaraan.
Apabila ada warga yang menghadapi situasi mencurigakan, misalnya dipepet oleh pengguna sepeda motor lain yang tidak dikenal, Bagus menyarankan agar warga segera membunyikan klakson sepeda motor secara terus-menerus.
"Kalau merasa ada yang hendak memepet kendaraan kita, klaksonnya ditekan terus. Tujuannya untuk menarik perhatian warga sekitar," kata Ipda Bagus Suwandi.
Dia juga mengimbau agar warga tidak perlu takut melewati Jalan Margonda dan Jalan Juanda pada malam hari. Dia mengaku, Polres Kota Depok sudah meningkatkan jumlah personel di dua kawasan tersebut.
"Warga tidak perlu takut karena polisi sudah menyebarkan anggota, baik yang berpakaian dinas maupun pakaian biasa di dua lokasi itu, ditambah beberapa lokasi lainnya yang kami nilai rawan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam sebulan terakhir, dua perampokan terjadi di jalanan kawasan Depok dan menyebabkan korban tewas. Peristiwa terakhir terjadi di depan kampus BSI, Jalan Margonda, tak jauh dari terowongan gapura masuk Kota Depok pada Minggu (25/1/2015) dini hari. Adapun peristiwa sebelumnya terjadi di Jalan Juanda, tak jauh dari lokasi pembangunan Tol Cijago, Sabtu (10/1/2015).
Terdapat kemiripan dalam dua peristiwa perampokan jalanan di Depok. Korban yang menggunakan sepeda motor dipepet oleh empat orang yang menggunakan 2-3 sepeda motor, sebelum akhirnya dibunuh karena mencoba melakukan perlawanan. Sementara itu, sepeda motor korban beserta barang-barang lain dibawa kabur oleh pelaku.
Akhir Kisah Perjalanan Kakak Beradik Begal Motor Depok
Masduki, pemuda 25 tahun asal Lampung ini, hanya bisa tertunduk pasrah saat digelandang petugas untuk diinterogasi di Polsek Sukmajaya, Depok. Siapa sangka, pemuda berbadan kurus ini ternyata orang yang paling dicari polisi sejak sebulan terakhir ini.
Itu karena serangkaian aksi terornya sebagai salah satu komplotan begal motor yang belakangan membuat resah warga Depok. Dari hasil penelusuran penyidik, diketahui Masduki dan keempat rekannya merupakan pelaku pencuri motor yang kerap beraksi tidak hanya di Depok, tetapi juga di Jakarta, Bogor, Bekasi, hingga Tangerang.
Aksi kelompok ini dikenal sadis dan tak mengenal rasa iba pada tiap korban-korbannya. Itulah yang membuat komplotan ini dicari polisi. Di Depok, mereka tercatat sudah membantai dua korbannya hingga tewas.
Modus itu dilakukan jika korbannya melawan. Selain di Depok, mereka juga cukup ditakuti di wilayah Tangerang dan sekitarnya karena aksi-aksinya yang nekat dan sadis.
Di Depok, kejadian pertama di Jalan Juanda, Sabtu 10 Januari 2015. Komplotan ini berhasil membawa kabur motor Suzuki Satria milik Bambang Syarif Hidyatulloh, seorang pekerja yang pulang melintas di jalan itu sekitar pukul 02.00 WIB. Bambang tewas dengan luka tusuk nyaris di sekujur tubuh.
Terakhir, kawanan ini menghabisi nyawa seorang pengendara motor yang melintas di depan Kampus BSI, Jalan Margonda Raya sekitar pukul 03.20 WIB, Minggu dinihari, 25 Januari 2015. Selain membawa motor, komplotan ini juga menggasak HP dan dompet berisi uang serta identitas korbannya.
"Mereka ini tak hanya berulah di Depok, tetapi juga di sekitar Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Kami akan terus melakukan pengembangan," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Agus Salim.
Begal Depok Rontok
Selasa dinihari, 27 Januari 2015, langkah gerombolan bandit ini terhenti dalam penggerebekan yang dilakukan Satuan Reskrim Polres Tangerang dan Satreskrim Polresta Depok di sebuah rumah kontrakan di kawasan KUD RT 1 Rw 3, Sukamaju, Cilodong, Depok.
Dari drama penggrebekan itu, polisi menembak mati salah satu pelaku, yang diketahui bernama Mul. Ia terpaksa diterjang timah panas petugas lantaran mencoba melawan dan kabur saat akan diringkus. Belakangan diketahui, Mul ternyata kakak kandung Masduki.
Selain mereka, di lokasi penggerebekan itu polisi juga sempat melihat tiga orang lainnya. Namun mereka berhasil lolos, meski satu di antaranya sempat tertembak pada bagian kaki.
Dari dalam kontrakan itu, polisi berhasil mengamankan sejumlah senjata tajam berikut tujuh unit motor. Di antaranya, 4 motor Suzuki Satria dan 3 motor matik.
Berdasarkan data kepolisian, di antara tujuh motor itu, dua di antaranya milik korban yang mereka begal di Depok beberapa waktu lalu. Menurut keterangan warga, Masduki sudah mengontrak sejak dua tahun terakhir. Dan beberapa rekannya baru dua bulan terakhir ini sering datang ke rumah kontrakan itu.
Meski tercatat sebagai komplotan begal sadis, namun siapa sangka para pelaku ternyata dikenal sebagai sosok yang sopan dan ramah di lingkungan kontrakan itu. Masduki bahkan sering menawarkan uang kepada para tetangga untuk modal usaha.
"Iya, bocahnya baik banget. Kita kagak nyangka kalau dia penjahat. Emak malah beberapa kali mau dipinjemin duit buat modal. Tapi emak kagak mau. Emak kagak mau ngutang," tutur Mutmainah 60 tahun, salah satu tetangga sekitar lokasi penggerebekan.
Terkait kasus tersebut, polisi pun terus berupaya melakukan pengembangan.
Waspada Begal Motor Bengis Pembunuh Mengintai di Jalanan
investigasi
,
modus operandi
,
reportase
,
telisik
,
telusur
Edit
0 komentar :
Post a Comment