Ayam Kampus Promosikan Diri Lewat Foto Syur
SURABAYA - Keesokan harinya, benar-benar muncul dan menepati janji. Semula ia mengira, Surya hendak menggunakan jasanya.
Ia sempat gelagapan ketika mengetahui Surya hanya ingin mendengar pengalamannya.
Butuh waktu agak lama untuk meyakinkan, hingga ia mau bicara. Nadia mengaku, grupnya dalam akunnya punya banyak anggota. Tapi, Nadia tidak mengenal satu persatu.
Hanya beberapa teman sesama mahasiswa yang kerap bertemu yang dikenalnya.
“Hanya beberapa saja yang saya kenal akrab dan kami sering jalan bareng. Biasanya ke Sutos,” ucapnya.
Anggota tidak hanya dari Surabaya. Ada juga dari Jakarta. Tapi, mereka sering kumpul-kumpul di Surabaya. Kadang hanya sekadar untuk bersantai.
Setiap pemilik akun di grup itu, akan mendapat sebuah logo berupa watermark yang bisa digabungkan dengan foto-foto pribadi.
Foto-foto pribadi inilah yang kemudian dipasang di akun Twitter untuk berpromosi.
Tidak ada istilah mami, germo, atau mucikari di klub ini. Demikian halnya tak semua anggota yang ada di dalamnya adalah perempuan-perempuan yang bisa dibooking.
Beberapa malah hanyalah orang-orang yang doyan berfoto panas, lalu menyebarkannya melalui akun Twitter.
Bagi perempuan-perempuan di dalamnya yang bisa di-booking, adalah PSK-PSK yang independen.
Artinya, mereka tak memiliki kewajiban menyetor sebagian uang yang diperoleh dari klien kepada siapapun.
“Grup itu cuma untuk menandai mana yang akun asli dan mana yang bukan,” jelasnya.
Ayam Kampus Terapkan Sistem DP Sebelum Dibooking
SURABAYA - Tak cuma itu, Nadia (19) dia juga memposting beberapa bukti pembayaran dari klien.
Baginya, bukti pembayaran ini penting untuk meyakinkan, dia serius bisa memberikan pelayanan.
Dari media sosial itu, bocah asal Bojonegoro ini memberikan nomor pin BB.
Remaja yang baru menapaki bangku kuliah ini menawarkan diri seharga Rp 800.000 untuk sekali kencan. Tarif itu belum termasuk biaya kamar hotel.
Ia menerapkan sistem DP (down payment/uang muka) bagi setiap calon klien. DP harus ditransfer sebelum komunikasi lebih lanjut dilakukan.
“DP ini tanda dia serius. Kalau tidak kirim DP, ya komunikasi tidak perlu dilanjutkan. Itu pasti cuma orang menggoda,” katanya.
Nadia tidak sendirian. Dia punya grup sesama mahasiswa. Bersama grupnya, Nadia biasa memberlakukan DP Rp 300.000.
DP harus dibayar paling lambat satu jam setelah komunikasi terjadi. “Lewat satu jam, pasti kami biarkan. Tidak perlu dibalas lagi (komunikasinya),” katanya.
Prosedur itu pula yang dialami Surya sebelum bertemu di sebuah hotel di Pusat Kota Surabaya.
Selain memberikan pin BBM, Nadia juga memberikan nomor ponsel. Namun, dia hanya menerima komunikasi SMS.
Saat Surya beberapa kali berusaha menelepon nomor itu, yang terdengar hanya nada sibuk. Pemilik nomor langsung menolak panggilan yang masuk.
Baru setelah DP ditranfer, komunikasi bisa lebih terbuka. Melalui SMS, dia merekomendasikan sejumlah hotel yang dianggapnya aman dan layak
Rahasia Terlarang Ayam Kampus Surabaya
lokalisasi
,
panti pijat
,
pelacuran
,
prostitusi
,
seks
,
sex
,
underground
Edit
0 komentar :
Post a Comment