Rahasia Terlarang Pelacuran Online Twitter

Mengintip Prostitusi "Online" di Twitter

JAKARTA — Prostitusi online bukanlah barang baru di Indonesia. Keberadaannya merupakan bagian dari kenyataan pahit yang tak segera diobati.

Sebut saja Mami (32), perempuan yang sudah malang melintang di dunia prostitusi online sejak 2007 lalu di Jakarta. Mami enggan bekerja di lokasi prostitusi dan memilih dunia online karena tidak perlu keluar rumah.

"Satu, kita enggak perlu keluar, lebih bebas dari razia dan kita lebih safety,” ucap Mami di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Selain itu, di dunia prostitusi online, para perempuan bebas memilih kliennya, tidak seperti bekerja di perusahaan yang dianggap mengikat.

“Kita bisa nentuin gue mau atau enggak sama kliennya. Kalau kita kerja terikat kan, misalnya kalau di karaoke. Kalau misalnya kliennya enggak sesuai nih, tapi kliennya sudah bayar ke perusahaan, kita harus ngelayanin,” cerita Mami.

Mami mencontohkan pemotongan harga yang sering dilakukan. Misalnya, bayaran dia Rp 1  juta, tetapi ia hanya menerima Rp 500.000. Sebab, setengahnya sudah dipotong untuk perusahaan dan induk semangnya.

Dengan demikian, kalau perempuan tidak suka dengan klien tersebut, ia tidak perlu repot menolak. Ia hanya perlu bilang tidak, dan urusan selesai.

“Tapi kan kalau online, kalau misalnya bilang gue enggak sreg, ya udah tinggal cancel gitu,” ungkap Mami.

Lewat Twitter

Saat pertama kali menjadi angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online), Mami menggunakan forum sebagai sarana promosi dirinya. Namun, sejak tahun 2013, ia mengaku banyak angel pindah ke dunia Twitter sebagai ranah promosi. Saat itulah kemudian dirinya juga mengikuti para angel lainnya.

"Gini, kalau Twitter itu aku juga baru tahu saat tahun 2013. Kalau anak-anak ngungsi ke Twitter,” kata Mami.

Perpindahan itu, kata Mami, lebih karena di forum sudah tidak aman lagi. Salah satunya banyak polisi yang kemudian menggerebek usaha mereka.

"Karena banyak polisi di forum. Sering dengarlah, digerebek di Mediterania atau Casablanca yang pernah digerebek jasa esek-esek online,” ungkap Mami.

Selain kurang aman, di forum, kata Mami, pengelolanya kerap meminta bayaran per tahun kepada mereka. Hal ini dilakukan untuk verifikasi bahwa angel tersebut memakai foto yang asli.

"Lebih cenderung ke Twitter karena kalau di forum biasanya harus bayar member per tahun. Biasanya Rp 150.000,” ucap Mami.

Kendati demikian, Mami mengakui, perpindahannya dari forum ke jejaring sosial Twitter juga memilik dampak lain. Salah satunya pelanggan yang beragam, termasuk anak-anak.

"Cuma sih kalau untuk klien itu di forum mereka lebih punya verifikasi dan itu enggak sembarangan orang. Kalau di Twitter kan, maaf maaf ya, anak kecil aja bisa masuk kalau kita enggak protect account,” ungkap Mami.

Jakarta - Pelaku usaha prostitusi online memiliki cara yang tergolong mudah dalam menjalankan usahanya. Sebut saja Mami (32) yang memiliki delapan "angel" hingga saat ini. Dia tidak perlu repot keluar masuk diskotek untuk mempromosikan para angel-nya. Cukup duduk manis dan memegang telepon pintar yang selalu online.

“Gue bilang, 'Ah lo ngapain sih ke klub ngabisin duit dulu. Mending lo duduk cantik di rumah. Bobo cantik di rumah, deketin HP aja sama lo, entar gue yang urus',” cerita Mami, di Jakarta Selatan.

Jam kerja Mami dan angel-angel-nya yakni dari pukul 10.00 WIB dan 22.00 WIB. Sebelum bekerja, biasanya para angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online) akan memberitahukan soal statusnya per hari.

"Jadi setiap pergi, ada yang konfirmasi, 'Mi, gue avail (bisa) ya. Mi, gue lagi ada acara'. Jadi gue tahu siapa siapa yang avail. Jadi sekian banyak anak gue, enggak standby setiap hari,” kata Mami.

Hal ini dilakukan Mami untuk menyesuaikan kehidupan para angel-nya. Kebanyakan dari mereka juga memiliki kehidupan masing-masing, seperti kuliah dan memiliki suami.

"Ada yang masih kuliah malah. Ada yang punya suami juga. Harus ngatur juga. Komunikasi sama mereka,” kata Mami.

Aturan main

Proses yang dilakukan oleh Mami dan kliennya cukup mudah. Mami mengaku tak perlu bertemu langsung dengan pelanggannya untuk pemesanan angel-nya. "Kalau mau nge-booking, misalnya ada satu klien yang kenal gue, biasanya nanya gimana rule-nya. Nah, gue kasih tau ini rule-nya, ini rate-nya. Terus lo setuju sama rate-nya,” kata Mami.

Harga yang diberikan Mami yakni berkisar Rp 1,5 juta-Rp 2,7 juta. Mami mengaku, setelah klien setuju dengan rate yang sudah ditetapkan, ia akan meminta uang muka, yakni berkisar Rp 300.000-Rp 700.000.

"Sisanya setelah eksekusi sama si perempuanya. Terus nanti deal, DP masuk ke rekening gue,” ungkap Mami.

Setelah proses selesai, biasanya Mami akan memberikan list para angel-nya. Kemudian, proses pemilihan pun dilakukan oleh pria hidung belang. “Misalnya sama si X tamu milihnya. Terus gue kontek anak gue, 'Lo avail gak'. Kalo gak avail, gue oper ke yang lain. 'Avail oke', ini nomor kliennya. Ini janjiannya jam segini, uangnya segini,” kata Mami.

Kemudian Mami mengingatkan waktu yang disediakan hanya dua jam. Untuk memastikannya, Mami pun memiliki aturan sendiri.

"Maksimal dua jam. Lo lewat dua jam konfirmasi ke gue. Karena gue juga harus ngejaga keamanan anak-anak,” ungkap Mami.

Mami biasanya meminta angel-nya untuk memberi tahu rincian hotel dan alamatnya sehingga ia bisa menjaga anak-anaknya. Dari pengakuan Mami, ia lebih memilih hotel dan apartemen di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pilihannya karena kedua daerah itu gampang dijangkau.

Sementara itu, untuk lebih menjaga kepercayaan para lelaki hidung belang, biasanya Mami meminta para angel-nya untuk memfoto diri mereka bersama aksesori yang ada di hotel tersebut.

"Biasanya mereka kirim foto ke gue, ada kayak buku hotel, kan dalam buku hotel ada catatan memo gitu. Mereka foto ke gue, mereka tulis nama mereka, nah itu gue share ke forum atau Twitter untuk buktiin kalau anak ini beneran ada lho. Maksudnya perempuan ini memang ada dan real lho. Gue enggak ngomong bullshit,” ungkap Mami.

Jakarta - Dengan semakin terbukanya bisnis prostitusi online, maka terbuka pula kesempatan berbagai lapisan masyarakat untuk masuk ke dalam dunia prostitusi. Mami (32), perempuan yang hampir tujuh tahun lebih berkecimpung di dunia prostitusi online, mengungkapkan berbagai macam pelanggannya, termasuk anak-anak.

"Waktu itu ada yang dapat klien di bawah umur, masih sekolah," kata Mami di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Tak jarang hatinya pun terketuk saat mendapati pelanggannya masih sekolah. Ia pun kerap kali memotong harga bagi para pelanggan yang masih di bawah umur.

"Kadang-kadang kita sedih. Balikin duitnya. Misalnya Rp 1 juta, ini duit sekolah ya Dek? Ini kita potong, ini buat kamu, Dek, kita terima Rp 300.000 aja," ungkap Mami.

Mami tak menampik dirinya kerap kali menjamu para pejabat. Para pejabat biasanya lebih memilih di hotel-hotel yang kelasnya lebih mahal. Bahkan, kata Mami, dirinya sempat melayani seorang pemuka agama. Ia kaget bukan kepalang saat menyambangi pemuka agama tersebut di salah satu hotel berkelas di Jakarta. "Yang bener, Pak?" kata Mami saat itu kepada alim ulama.

Mami pun menceritakan bahwa pemuka agama tersebut menjawab bahwa dirinya juga manusia. Dengan demikian, Mami diminta untuk tidak heran menanggapi soal ini. "Gue sih asal dibayar aja," ungkap Mami.

Namun, Mami bercerita, selama ia menjadi induk semang bagi para "angel"-nya, para pria hidung belang kebanyakan datang dari luar wilayah Jakarta. "Kebanyakan dari Bandung, ya," kata Mami.

Saat ditanya alasannya, Mami pun menjawab bahwa biasanya para lelaki hidung belang tersebut mencari pengalaman. Selain itu, mungkin para lelaki ini takut ketahuan belangnya jika bermain di daerah mereka.

Jakarta - Keamanan merupakan hal penting bagi Mami (31), mucikari yang memiliki delapan "angel" (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online). Dia mempunyai aturan ketat yang harus dilakukan oleh angel maupun kliennya. Mereka hanya boleh bersama selama dua jam.

Jangan coba-coba melanggar aturan tersebut. Sebab, Mami memiliki seorang asisten berotot yang mengawasi. Setelah dua jam, sang asisten harus segera menyudahi pertemuan klien dan si angel. Dia juga yang mengantarkan angel kepada kliennya.

“Misalnya tolong dong anterin T ke hotel ini. T masuk kamar, lu minta duitnya karena gue enggak berinteraksi langsung sama klien,” kata Mami.

Menurut Mami, bukan perihal mudah menjaga angel-nya. Salah satunya saat berhadapan dengan pelanggan. Mami bercerita, angel-nya pernah mau diperlakukan kasar. Saat itu, si angel langsung meneleponnya.

"Ada kok anak gue yang udah setuju, terus pas dikasih dikasarin. Anak gue langsung telepon sambil nangis-nangis. Terus suruh pake sabu. Gue langsung cancel,” kata Mami.

Menurut Mami, hal itu dilakukan untuk menjaga anak-anaknya sehingga tidak ada yang dirugikan. “Gue bilang, enggak gitu caranya, Bang. Kalau mau gitu caranya, gue juga bisa. Gue juga ada beberapa orang penting yang bisa mengekspos lo,” ungkap Mami.

Mami awalnya hanya memiliki tiga orang angel, sekarang menjadi delapan. Dia dianggap memiliki peraturan yang longgar terhadap para angel-nya. “Gue welcome ke mereka. Gue humble sama mereka. Gue enggak maksa mereka karena gue pernah ada di posisi mereka,” ucap Mami.

Jika ada angel yang merasa lelah, ia pun tak memaksa untuk mereka bekerja. “Jadi pada saat mereka bilang ke gue capek, oke gue stop. Meskipun ada klien yang booking. Itu yang buat mereka tertartik untuk gabung ke gue,” cerita Mami.

Mami juga punya aturan sendiri terkait angel-nya. Ia tak mau para angel terjerumus ke dunia narkotika. “Anytime lu merasa capek, gue cuma minta satu, lu istirahat, ngomong ke gue. Jangan pernah pake narkoba atau doping cuma buat ngejar target,” kata Mami

Setelah kasus Deudeuh Alfi Syahrin (26), Mami (32) menghentikan sementara operasi prostitusi online. Kendati demikian, dia akan membuka kembali usahanya. Salah satunya untuk melanjutkan hidup. “Gue juga butuh hidup. Susu anak gue. Biaya perobatan gue,” kata Mami.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :