4 Hal Tak Terduga yang Bisa Tingkatkan Risiko Bunuh Diri
Jakarta - Stres dan depresi bisa disebabkan karena berbagai hal. Pakar meyakini stres dan depresi yang tak segera ditangani akan meningkatkan risiko bunuh diri seseorang.
Tentu saja stres dan depresi tidak akan datang kepada seseorang secara tiba-tiba. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa sebab tak terduga orang mengalami stres dan depresi, dan berujung pada bunuh diri.
1. Gangguan Penglihatan
Dr Tyler Hyungtaek Rim dari Institute of Vision Research, Yonsei University College of Medicine di Seoul mengatakan bahwa orang dengan gangguan penglihatan seringkali mengalami gangguan psikologis. Yang terberat, mereka jadi lebih sering memikirkan kemungkinan untuk melakukan bunuh diri.
"Optamologis seharusnya bisa mencegah pasien gangguan penglihatan untuk bunuh diri, dengan cara merujuk mereka kepada psikiater. Memiliki gangguan penglihatan seringkali menyebabkan seseorang mengalami stres yang jika tak ditangani dengan tepat akan menyebabkan depresi," tulisnya dalam British Journal of Ophthalmology
Hasil penelitian ini mungkin saja bisa menjelaskan penyebab kopilot Germanwings Andreas Lubitz sengaja menjatuhkan pesawatnya ke pegunungan Alpen, Prancis. Dalam sejumlah pemberitaan, Lubitz dikabarkan memiliki gangguan penglihatan serta juga diketahui mengalami gejala depresi berdasarkan bukti catatan dokter yang ditemukan di rumahnya.
2. Perfeksionis
Ingin segala sesuatu serba sempurna bisa dilihat sebagai sifat yang positif, tetapi bisa pula sebaliknya. Sebuah penelitian membuktikan, terlalu prefeksionistis malah berhubungan dengan kecenderungan untuk bunuh diri.
Penelitian tebaru di Review of General Psychology menunjukkan adanya keterkaitan antara kedua hal tersebut. Jurnal yang diterbitkan oleh American Psychological Association ini menyarankan perlunya pemeriksaan pada orang-orang yang punya sifat perfeksionistis.
"Orang-orang perfeksionistis umumnya meyakini bahwa mereka tidak pernah cukup baik, bahwa kesalahan adalah cacat, dan satu-satunya cara untuk bisa diterima adalah dengan menjadi sempurna," jelas sang peneliti, Gordon Flett dari York University.
Mereka menambahkan, kaum perfeksionis seringkali tidak menunjukkan tanda-tanda meski sedang berjuang di dalam dirinya. Dalam kondisi tersebut, bunuh diri bisa muncul tanpa peringatan. Dan umumnya, perfeksionis cenderung merencanakan bunuh diri dengan detail.
3. Galau Berat
Pakar meyakini adanya keterkaitan antara perasaan galau yang dialami seseorang dengan peningkatan risiko bunuh diri. Galau berat bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari ditinggal kekasih, dipecat dari pekerjaan, hingga gagal menikah.
Kasus yang terjadi pada Rachel Gow (29), seorang wanita asal Lancashire, Inggris, dapat menjadi acuan. Tak kunjung terpenuhi dan takut ditinggal kekasih, dia depresi dan kemudian mengakhiri hidupnya
Rachel selalu mengatakan ingin segera berjalan di pelaminan dan memiliki keluarganya sendiri. Namun sampai menjelang ulang tahunnya yang ke-30, keinginan tersebut belum juga tercapai sehingga ia merasa tertekan.
"Dia (Rachel -red) pernah putus cinta tiga kali. Keinginan terbesarnya adalah untuk mulai menetap dan menikah. Akan tetapi dia tidak bisa mengatasi kesedihan-kesedihan sebelumnya dan selalu khawatir kekasihnya akan meninggalkannya," tulis adik-adik Rachel dalam keterangan tertulis.
4. Jerawatan
Survei terbaru mengungkapkan ketidakpercayaan diri akibat memiliki jerawat berpotensi membuat orang berpikiran untuk bunuh diri. Survei ini dilakukan British Skin Foundation (BSF) melibatkan 2.299 responden pria dan wanita. Ditemukan sebanyak 56% responden telah menjadi korban pelecehan verbal dari teman dan keluarga akibat memiliki jerawat. Kemudian, satu dari lima orang menganggap jerawat berdampak pada hubungan cinta mereka.
Tidak percaya diri karena berjerawat juga membuat seperlima responden berpikiran untuk bunuh diri. Tak hanya itu, survei ini juga mengungkapkan bahwa 10% responden percaya kondisi tubuhnya, terutama wajah yang berjerawat berpengaruh pada kinerja mereka, termasuk ketika mereka terancam untuk di-PHK. Jerawat yang dimaksud termasuk pula komedo serta pustula (bintik putih berisi nanah).
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment