Belanja Terbukti Sama Menyenangkannya dengan Seks
Jakarta - Wanita mana yang tak senang berbelanja? Ketika pergi ke sebuah mal atau bahkan pasar, mereka bisa menghabiskan waktu seharian untuk mencari produk incaran. Terlebih ketika berkunjung ke gerai retail, seperti Zara, H&M, atau Forever 21. Keragam barang, harga terjangkau, serta desain produk nan stylish membuat pelanggan tak ragu menghabiskan banyak uang.
Kegiatan berbelanja juga sering dijadikan terapi untuk mereka yang sedang stress dan butuh menghibur diri. Sebagian wanita bahkan mengibaratkan belanja sebagai olahraga yang menjaga mereka tetap sehat dan waras. Begitu banyak orang kecanduan membeli barang sebenarnya tak mengherankan. Sebuah penelitian terbaru bahkan mengungkapkan jika kenikmatan yang didapatkan ketika berbelanja sama dengan perasaan setelah melakukan seks.
Menurut situs ABC, riset tersebut dilakukan di gerai Zara dan Forever 21 oleh University of Michigan. Studi tersebut mengikuti dan melacak raut muka seorang wanita bernama Alex Roberts. Wanita 30 tahun itu adalah seorang penggila belanja yang bisa menghabiskan Rp 6,5 jutaan dalam sebulan untuk membeli busana.
Para peneliti pun meletakkan kamera yang bisa melacak ekspresi wajah pada sejumlah busana. Ketika menghampiri sebuah celana motif loreng yang sudah lama diincar, Roberts terlihat membuka mulut dan mata. Bahasa tubuh ini menandakan pusat kenikmatan yang berada di otak tengah aktif. Hal itu serupa dengan rasa senang yang didapatkan ketika berhubungan seks.
"Aku sangat senang dan aku lebih tertarik dengan ukuran dan harganya. Ini seperti takdir. Ini terasa benar. Aku harus memilikinya," cerita Roberts yang memiliki banyak pakaian baru belum terpakai itu.
Membeli barang memang terbukti membuat senang dan ketagihan. Profesor Scott Rick yang memimpin penelitian pun mengatakan jika kegiatan ini mengaktifkan bagian otak yang mendasari kecanduan obat, seks atau berteman. Semakin seseorang menginginkan sebuah barang, bagian korteks frontal otak semakin menyala. Apalagi jika harganya terjangkau, area itu akan semakin aktif.
Namun meskipun murah mengeluarkan uang untuk membeli suatu barang terasa 'menyakitkan'. Untuk itu, para penggila belanja menuntut jika kesenangan harus lebih besar dari pada kesedihan demi meredakan perasaan bersalah. Untuk itu banyak orang memilih membeli busana di retailer yang murah namun modis.
Ketagihan membeli busana di retail sebenarnya tidak sepenuhnya salah penggila belanja. Sejumlah tipu daya memang dihadirkan gerai agar kita betah di sana.
"Toko-toko (retail) ini di-setting untuk mempengaruhi otak. Mereka memukul sesuatu di sikap manusia yang membuat Anda ingin membeli. Ada cahaya, musik. Terkadang mereka juga menawarkan wangi yang enak sehingga membuat Anda merasa senang." ungkap Michelle Madhok yang kerap menganalisa tren retail dan marketing.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment