Sembarangan Pakai Celana Dalam Model Thong, Hati-hati Miss V Berisiko Lecet
Jakarta, Ada banyak model celana dalam yang suka dipakai oleh para wanita, mulai dari yang model standar sampai model thong. Meskipun model thong cukup populer, Anda patut lebih waspada dan berhati-hati saat menggunakan celana dalam dengan model seperti ini lho.
Alasannya, jika Anda menggunakannya secara sembarangan, bukan tidak mungkin justru akan menimbulkan risiko kesehatan bagi organ intim. Seperti apa misalnya?
"Kalau gangguan pipis sebenarnya tidak juga, tapi (celana dalam -red-) model begitu kan masuk ke liang kemaluan. Ini bisa menggesek-gesek dan bisa menimbulkan iritasi. Kalau iritasi ya pipisnya jadi pedih," ungkap dr Abraham Arimuko SpKK dari RSPAD Gatot Soebroto saat berbincang.
Demikian juga disampaikan oleh dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dari D&I Skin Centre Bali. Gesekan-gesekan yang timbul antara celana dalam dan bagian dari organ intim ini sangat berisiko menimbulkan lecet. Selain itu, kuman juga menjadi lebih mudah masuk dan akan berpengaruh pada proses buang air kecil.
dr Abraham bahkan menyebutkan bahwa pemakaian celana dalam model thong juga sangat memungkinkan terjadinya perpindahan bakteri dari anus ke vagina. Ini karena seharusnya celana dalam tertutup, namun pada celana dalam model thong justru tidak tertutup.
"Mungkin bisa begitu karena masuk ke bokong dan kalau tergesek-gesek bisa saja bakterinya pindah. Bakteri itu kan banyaknya di anus," papar dr Nyoman.
Jika memang Anda tetap memilih untuk menggunakan celana dalam model ini karena sudah merasa nyaman. dr Abraham menyarankan sebaiknya Anda memilih celana dalam thong dari bahan yang tidak mudah memicu iritasi.
dr Nyoman menambahkan penting juga untuk tahu bagaimana cara melepasnya dengan benar supaya area organ intim tak lecet akibat gesekan celana dalam. Sebaiknya celana dibuka dari arah depan ke belakang. Jika dilakukan sebaliknya, maka kuman dan bakteri dari anus seperti E.coli bisa berpindah ke vagina.
"Jangan ditarik-tarik juga saat sedang dipakai. Misalnya gatal terus ditarik-tarik, itu kan risiko menimbulkan lecet," pungkas dr Nyoman.
Ini Kata Dokter Soal Celana Dalam Sekali Pakai
Jakarta, Celana dalam sekali pakai kini marak dijual di pasaran. Umumnya, celana dalam ini digunakan ketika seseorang bepergian jauh dan malas membawa celana dalam cadangan.
Karena terbuat dari bahan mirip kertas, muncul anggapan bahwa celana dalam sekali pakai lebih mudah menyerap keringat dan membuat daerah sekitar kelamin lebih kering, sehingga bebas dari infeksi jamur. Padahal menurut dokter, celana dalam ini malah membuat daerah sekitar kelamin lebih lembab.
"Kalau bahan begitu lembab jadi cepet robek, dan bahannya itu kan nggak bagus penguapannya, jadi lebih terganggu," tutur dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Center.
Menurut dr Nyoman, bahan kertas yang digunakan oleh celana dalam sekali pakai mempersulit penyerapan keringat. Padahal keringat harus cepat terserap, agar kulit dapat bernapas. Jika keringat tak terserap, kulit akan menjadi lebih lembab dan meningkatkan infeksi jamur.
Hal senada juga dikatakan oleh dr Abraham Arimuko, SpKK dari RSPAD Gatot Subroto. Menurut dr Abraham, celana berbahan kertas membuat keringat yang terserap tertahan di celana dalam. Akibatnya celana dalam basah dan lembab sehingga lebih mudah terkena jamur.
Untuk itu ia pun menyarankan agar pengguna celana dalam sekali pakai untuk sering-sering mengganti celana dalam. Bisa satu kali sehari atau bisa dua kali sehari.
"Ya maksimal satu hari, kalau bisa sehari dua kali. Misalnya kita aktifitas pagi, pas mandi sore diganti," tuturnya.
Celana dalam sekali pakai ini disebut juga celana dalam untuk traveling. Dengan alasan praktis dan simpel, banyak traveler yang mengandalkan celana dalam ini selama bepergian. Memang cukup membantu, tapi ingat untuk selalu menjaga kebersihannya. Jika memungkinkan menggunakan celana dalam berbahan katun, maka sebaiknya simpan dulu celana dalam sekali pakai ini.
Pakai Celana Dalam Berbahan Katun, Sudah Pasti Aman?
Jakarta, Celana dalam berbahan katun dikatakan beberapa pakar sangat baik untuk daerah selangkangan. Bahan katun mempunyai tekstur yang lunak sehingga kulit dapat bernapas dan risiko infeksi jamur pun berkurang.
Hanya saja ada pendapat yang mengatakan bahwa celana dalam berbahan katun terlalu mudah menyerap keringat. Akibatnya, celana dalam menjadi lebih gampang basah dan lembab, sehingga malah meningkatkan risiko infeksi jamur.
Terkait hal ini, dr Abraham Arimuko, SpKK dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan bahwa celana dalam katun memang mempunyai tekstur yang lebih lunak, sehingga kulit bisa bernapas. Ia menolak anggapan yang mengatakan bahwa celana dalam berbahan katun malah akan membuat selangkangan menjadi lembab.
"Kalau katun jadi nggak lembab karena bahannya sendiri bolong-bolong, jadi bisa ada sirkulasi. Dan kalau katun juga mengurangi kelembaban, jadi lebih kering," tuturnya ketika dihubungi.
Lalu apakah itu berarti celana dalam berbahan katun aman dan sehat untuk digunakan? Menjawab pertanyaan ini, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Center Denpasar, mengatakan bahwa dirinya kurang paham soal bahan apa yang baik untuk celana dalam.
Menurutnya, bahan yang baik untuk celana dalam itu tidak boleh menyebabkan lembab dan harus mudah menyerap keringat. Hal ini sangat penting untuk diketahui bagi orang dengan aktivitas yang sering menimbulkan keringat. Sebabnya, bagian lipatan paha merupakan bagian yang lebih sering lembab. Risiko infeksi jamur juga lebih tinggi di bagian tersebut.
"Kalau soal bahan, saya sendiri kurang tahu, ya. Tapi intinya bahan yang baik untuk celana dalam itu bahan yang tidak menimbulkan panas dan lembab dan mudah menyerap keringat," ungkapnya ketika dihubungi terpisah.
"Aktivitasnya juga dilihat, karena kan bagian lipatan paha itu bagian yang lebih lembab, jadi jangan panas dan harus kering," pungkasnya.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment