Makin Banyak Keringat Makin Sehat dan 5 Mitos Lain yang Perlu Diketahui
Jakarta - Banyaknya sumber informasi yang beredar saat ini rupanya memberi efek yang tak baik bagi kesehatan, terutama jika informasi yang beredar justru tak bisa dibuktikan kebenarannya. Seperti apa fakta yang sebenarnya?
Dikutip dari CNN, berikut 6 mitos yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan olahraga yang perlu dikonfirmasi:
Mitos 1: Sit-up bantu ratakan perut
Fakta: Melakukan sit-up bukan benar-benar merupakan cara terbaik untuk melangsingkan bagian tengah tubuh Anda. Menurut Wayne Westcott, seorang profesor ilmu olahraga di Quincy College, Massachusetts, sit-up sebenarnya tidak membakar banyak kalori. Oleh sebab itu, aktivitas ini tak bisa disebut sebagai cara utama memangkas lemak.
Jika sit-up dikatakan hanya memberi sedikit pengaruh, maka studi dari Pennsylvania State University menyarankan Anda untuk lebih banyak melibatkan bahu dan pinggul untuk latihan pembakaran lemak, misalnya dengan melakukan plank.
Namun jika Anda tetap ingin melakukan sit-up, maka pastikan untuk melakukannya dengan posisi yang tepat. Jika tidak, bukan tidak mungkin justru akan menimbulkan nyeri dan cedera pada tulang belakang.
Mitos 2: Semakin banyak berkeringat, semakin banyak lemak terbakar
Fakta: Berkeringat dalam jumlah yang lebih banyak tak berarti Anda telah membakar kalori lebih banyak dari biasanya juga.
"Keringat merupakan respons biologis untuk mendinginkan kulit dan mengatur suhu tubuh internal. Ini cenderung hanya sebagai hasil dari lingkungan yang panas dan melelahkan," terang Jessica Matthews, juru bicara dari American Council on Exercise (ACE).
Mitos 3: Berlari memberi efek buruk bagi lutut
Fakta: Sebuah studi dari Stanford University menemukan bahwa lutut mereka yang dulunya seorang pelari tidak terlalu signifikan berkurang kesehatannya.
"Wanita 4-6 kali lebih mungkin berada pada risiko cedera lutut serius saat berlari dibandingkan pria, karena mereka cenderung memiliki ketidakseimbangan dalam rasio antara paha depan dan paha belakang," tutur Westcott.
Itu sebabnya para ahli merekomendasikan Anda untuk melakukan latihan kekuatan setidaknya dua kali sepekan selain tetap melakukan joging rutin. Hal ini penting untuk membantu membangun otot-otot yang mendukung lutut.
Mitos 4: Peregangan membantu tubuh pulih lebih cepat
Fakta: Baru-baru ini studi University of Milan pada efek metode pemulihan pasca-latihan tidak menemukan adanya perubahan signifikan dalam tingkat laktat darah (ukuran seberapa lelah otot Anda) pada orang-orang yang melakukan peregangan setelah latihan.
Meskipun peregangan mungkin tidak sepenuhnya mengurangi nyeri otot atau mempercepat perbaikan jaringan, Westcott menegaskan pentingnya melakukan relaksasi pasca latihan.
"Relaksasi sebaiknya dilakukan tepat setelah latihan, ketika tubuh masih hangat. Ini merupakan cara terbaik untuk meningkatkan fleksibilitas sendi," ujarnya.
Mitos 5: Anda perlu berkeringat selama 45 menit agar sehat
Fakta: Jika Anda hanya punya waktu selama 30 menit, atau bahkan hanya 10 menit, Anda bisa dikatakan memiliki cukup waktu untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Semakin banyak penelitian yang menunjuk pada efek positif melakukan latihan dalam jangka waktu pendek. Beberapa di antaranya bahkan menunjukkan bahwa sesi 'quickie' atau sesi cepat bisa memberi efek yang lebih baik untuk Anda. Meskipun demikian, Anda tetap perlu untuk melakukannya setiap hari jika Anda bertujuan untuk menurunkan beberapa kilogram.
Mitos 6: Lebih banyak waktu olahraga, efeknya semakin baik
Fakta: Waktu istirahat sangat penting. Tubuh dikatakan membutuhkan waktu untuk proses pemulihan, terutama setelah melakukan latihan dengan porsi yang berat.
Jika Anda bekerja setiap hari atau berlatih secara berlebihan, Anda bisa melukai diri sendiri atau membuat otot-otot justru menjadi tak sehat. Jadi pastikan untuk mengambil waktu istirahat secara teratur.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment