8 Tanda di Penis yang Jadi Indikator Kesehatan Pria
Jakarta - Penis yang sehat penting untuk memastikan seluruh tubuh pria sepenuhnya berfungsi dan bekerja pada kinerja yang optimal. Karena merupakan barometer tubuh, berbagai masalah yang terjadi di penis bisa digunakan sebagai indikasi awal adanya masalah lain di seluruh tubuh.
Sensivitas, ukuran, serta kekuatan ereksi penis, semuanya berhubungan dengan kesehatan tubuh pria secara keseluruhan. Karena itu, beberapa masalah di penis bisa menjadi tanda ada yang tidak beres di bagian tubuh lainnya.
Berikut 8 tanda di penis yang bisa menjadi indikator kesehatan pria, seperti dikutip dari Medicaldaily.
1. Penis menyusut saat suhu terlalu dingin atau terlalu panas
Produksi sperma akan tumbuh subur di suhu sedikit di bawah suhu tubuh normal. Pada saat pria merasa kedinginan, penisnya akan menyusut. Menurut Harvard Health Publications, hal ini terjadi karena pembuluh darah di penis tertutup karena suhu dingin, tetapi masih akan kembali ke ukuran biasa ketika ada aliran darah.
Berada di lingkungan dengan suhu terlalu dingin atau terlalu panas dibandingkan suhu normal tubuh, dapat berdampak negatif pada sperma dan produksi testosteron. Pria disarankan untuk menjaga daerah genitalnya sedikit lebih dingin dari suhu tubuh, menghindari celana ketat dan berendam terlalu lama di kolam air panas, agar spermanya tetap sehat.
2. 'Testis biru' saat terangsang
Beberapa pria mengalami 'blue ball' atau dalam dunia medis dikenal dengan Prostatic Congestion (kemacetan prostat), terutama bila gairah seksual tidak diikuti oleh orgasme.
Kondisi ini menyebabkan rasa sakit di testis atau sensasi tidak nyaman yang disebabkan oleh aliran darah yang tidak merata, sehingga menyebabkan peningkatan volume darah yang terperangkap di alat kelamin. Hal ini membuat penis ereksi dan testis membesar sampai volume darah pada genital berkurang. Penis dan testis bisa kembali ke ukuran biasa setelah darah yang terperangkap bisa berkurang.
3. Penggunaan alkohol dan ereksi
Mengonsumsi terlalu banyak alkohol tidak hanya buruk bagi hati, tetapi juga untuk kesehatan penis. Kemampuan pria untuk mendapatkan ereksi terhalang dengan minum alkohol dosis tinggi atau konsentrasi alkohol darah (blood alcohol concentration atau BAC) di atas 08, menurut McKinley Health Center di University of Illinois.
Dehidrasi yang disebabkan karena alkohol menyebabkan volume darah berkurang dan meningkatkan angiotensin, yaitu hormon yang berhubungan dengan disfungsi ereksi.
4. Merokok dan arteri penis
Ini adalah fakta bahwa merokok memberikan kontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis, atau penumpukan plak di dalam arteri. Rokok dapat menyumbat arteri jantung, termasuk arteri yang mengisi penis dengan darah selama ereksi.
Bahan kimia beracun dalam asap rokok dapat merusak pembuluh darah yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi, menurut National Male Medical Clinics. Merokok juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan penis yang akan berdampak pada kemampuan penis untuk berfungsi secara normal.
5. Penurunan sensitivitas penis
Penurunan sensitivitas penis wajar terjadi karena pertambahan usia, meskipun berapa banyak sensitivitas yang hilang tidak terdefinisi. Menurut departemen psikologi di University of Texas di Austin, penurunan libido terkait usia biasanya dikaitkan dengan penurunan tingkat testosteron dan perubahan sensitivitas reseptor androgen. Sensitivitas mulai menurun pada usia 25 tahun dan penurunan paling tajam terlihat pada pria antara usia 65 dan 75 tahun.
6. Ereksi pagi pertanda penis sehat
Jika pria masih mengalami nocturnal penile tumescence atau ereksi pagi, artinya penisnya masih bugar. Otot penis harus menerima oksigen melalui aliran darah yang menyebabkannya membesar dan menjadi ereksi.
Jika pria tidak mengalami ereksi seperti biasa, jaringan penis dapat menjadi kurang elastis dan menyusut, yang bisa membuat penis memendek 1 sampai 2 cm.
7. Vasektomi tak menghentikan produksi air mani
Pria dapat memilih vasektomi untuk mencegah pelepasan sperma ketika ia berejakulasi untuk menghilangkan risiko kehamilan, atau karena alasan pribadi lainnya.
Setelah prosedur operasi, jumlah sperma secara bertahap mulai menurun. 2 Sampai 3 bulan kemudian sperma tidak lagi hadir dalam air mani, menurut Medline Plus. Namun prosedur tersebut tidak menghentikan produksi air mani. Artinya, pria tetap bisa ejakulasi air mani tapi tanpa adanya sperma.
8. Penis adalah rumah bagi bakteri
Kulit penis adalah lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, tetapi jumlahnya tergantung pada apakah pria tersebut disunat atau tidak. Sebuah studi dalam jurnal American Society for Microbiology, menemukan lebih sedikit bakteri pada penis pria yang disunat, dibandingkan dengan sampel yang diambil ketika mereka belum disunat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC) mencatat beberapa studi menemukan sunat mengubah ekologi bakteri dari penis, yang mungkin menjelaskan mengapa memotong kulup atau sunat mengurangi risiko infeksi HIV.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment