Rahasia Tersembunyi PSK Kalijodo !!

Meski dibayar mahal, PSK Kalijodo ogah main di luar kandang

Di antara kerlap-kerlip lampu dan musik disko dangdut, puluhan perempuan seksi duduk berjajar rapi seraya memamerkan kemolekan tubuhnya. Gambaran seperti itu dapat kita jumpai di lokasi pelacuran kelas menengah Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.

Tempat ini kian tersohor lantaran harganya yang bisa dikatakan terjangkau, sekitar Rp 150 ribu- Rp 200 ribu untuk sekali main. Dengan tarif segitu, para pria hidung belang bisa langsung mencicipi kemolekan tubuh para PSK tersebut.

Salah seorang PSK Kalijodo, Risna (bukan nama sebenarnya), mengaku sudah nyaman bekerja sebagai pelayan nafsu birahi setahun terakhir. Meskipun terbilang kecil keuntungannya dari tiap tamunya, namun dirinya tetap menikmati pekerjaannya ini.

Wanita asal Kebumen, Jawa Tengah ini pun ogah bila ada tamunya mencoba mengajaknya bercinta di luar kandangnya, sekalipun di hotel berbintang. Sebab, dia takut terjadi sesuatu yang buruk nantinya.

"Enggak bisa main di luar. Walaupun bayarannya lebih besar kata orang-orang, tapi kan namanya orang (laki-laki) beda di mulut sama di kamar. Bisa saja bayar segitu bilangnya cuma sekali, tau-taunya lebih," kata Krisna kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, kalau di tempat pelacurannya ini semua sudah diurus. Bila ada sesuatu hal buruk yang menimpa, bisa cepat minta bantuan. Terutama segi keamanannya.

Selain itu, wanita yang baru setahun menjadi PSK ini masih enggan menerima pekerjaan lain. Alasannya, tempat yang mengelolanya sebagai PSK ini sudah nyaman.

"Kalau jadi SPG rokok gitu kan cape, panas-panasan, maksa-maksa orang buat beli rokoknya, cape," ungkapnya.

Sekali melayani, PSK Kalijodoh cuma terima Rp 90 ribu

Berpenampilan seksi dengan baju serba minim, pekerja seks komersil (PSK) di Kalijodoh, Penjaringan, Jakarta Utara, siap membuat para pria penikmat nafsu menjadi lemas. Tubuh sintal dan dada menyembul menjadi pancingan guna meraup rupiah.

Krisna, bukan nama sebenarnya, mengaku sudah setahun terakhir berkelana di dalam dunia pelacuran. Untuk sekali main, dia mematok harga Rp 200 ribu.

Mirisnya lagi, sebagai PSK dia hanya mendapat tak sampai setengahnya dari tarif yang dipatok. Sisanya, dia mengaku untuk pengelola tempatnya.

"Harga segitu paling saya cuma dapat Rp 90 ribu. Sisanya ya buat di dalam," kata Krisna kepada merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Perempuan asal Kebumen, Jawa Tengah itu menceritakan, walaupun dikelola oleh tempat pelacuran, sayangnya untuk urusan makan atau lainnya dia harus membeli. Sedangkan, pengelola hanya menyiapkan tempat tinggal.

Kamar seluas 2x2 meter, menjadi tempat peraduan nasibnya. Tidak hanya untuk beristirahat, ruangan tersebut juga menjadi saksi Krisna melayani nafsu bejat lelaki hidung belang. Mungkin, sudah ratusan pria pernah mencicipi kasur empuknya itu.

"Kalau tidur ya di sini. Emang mau di mana lagi? Tapi kalau mau beli lainnya atau makan ya di luar. Soalnya enggak boleh masak di dalam, takut kebakaran," ujarnya.

Puas melayani nafsu, Krisna pun langsung dibayar di kamar. Sayangnya, tidak semua lembar rupiah itu bisa di nikmatinya.

5 Cerita suram prostitusi di Kalijodo

Di antara kerlap-kerlip lampu dan musik disko dangdut, puluhan perempuan seksi duduk berjajar rapi seraya memamerkan kemolekan tubuhnya. Gambaran seperti itu dapat kita jumpai di lokasi pelacuran kelas menengah Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.

Tempat ini kian tersohor lantaran harganya yang bisa dikatakan terjangkau, sekitar Rp 150.000-Rp 200.000 untuk sekali 'main'. Dengan tarif segitu, para pria hidung belang bisa langsung mencicipi kemolekan tubuh para PSK tersebut.

Sekilas, meski kehidupan di Kalijodo memberikan kemudahan bagi wanita penjaja seks, di balik itu semua terdapat cerita suram yang dialami para PSK. Mulai dari kecilnya bayaran yang diterima sampai ancaman pembunuhan dari pelanggan.

Berikut 5 Cerita suram prostitusi di Kalijodo:

1. Sekali terima tamu, PSK Kalijodo terima bayaran Rp 90.000

Krisna, bukan nama sebenarnya, mengaku sekali menerima tamu, dirinya mematok tarif Rp 200 ribu. Wanita berkulit putih ini sudah setahun terakhir berkelana di dalam dunia pelacuran.

Mirisnya, sebagai PSK dia hanya mendapat tak sampai setengahnya dari tarif yang dipatok. Sisanya, dia mengaku untuk pengelola tempatnya.

"Harga segitu paling saya cuma dapat Rp 90 ribu. Sisanya ya buat di dalam," kata Krisna kepada merdeka.com, beberapa waktu lalu.

2. Habiskan waktu di kamar tempat melayani tamu

Setiap PSK yang tinggal di Kalijodo tinggal di tempat mereka melayani tamu tiap malam. Walaupun dikelola oleh tempat pelacuran, sayangnya untuk urusan makan atau lainnya dia harus membeli.

Kamar seluas 2x2 meter, menjadi tempat peraduan nasibnya. Tidak hanya untuk beristirahat, ruangan tersebut juga menjadi saksi Krisna melayani nafsu bejat lelaki hidung belang. Mungkin, sudah ratusan pria pernah mencicipi kasur empuknya itu.

"Kalau tidur ya di sini. Emang mau di mana lagi? Tapi kalau mau beli lainnya atau makan ya di luar. Soalnya enggak boleh masak di dalam, takut kebakaran," ujarnya.

Puas melayani nafsu, Krisna pun langsung dibayar di kamar. Sayangnya, tidak semua lembar rupiah itu bisa dinikmatinya.

3. Ogah melayani tamu di luar Kalijodo

Meskipun bayaran yang diterima PSK di Kalijodo terbilang kecil, yakni Rp 90 ribu dari tarif bayaran Rp 200 ribu, Risna (bukan nama sebenarnya) ogah bila ada tamunya mencoba mengajaknya bercinta di luar kandangnya, sekalipun di hotel berbintang. Sebab, dia takut terjadi sesuatu yang buruk nantinya.

"Enggak bisa main di luar. Walaupun bayarannya lebih besar kata orang-orang, tapi kan namanya orang (laki-laki) beda di mulut sama di kamar. Bisa saja bayar segitu bilangnya cuma sekali, tau-taunya lebih," kata Krisna kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, kalau di tempat pelacurannya ini semua sudah diurus. Bila ada sesuatu hal buruk yang menimpa, bisa cepat minta bantuan. Terutama segi keamanannya.

Selain itu, wanita yang baru setahun menjadi PSK ini masih enggan menerima pekerjaan lain. Alasannya, tempat yang mengelolanya sebagai PSK ini sudah nyaman.

"Kalau jadi SPG rokok gitu kan cape, panas-panasan, maksa-maksa orang buat beli rokoknya, cape," ungkapnya.

4. Dapat jodoh di Kalijodo

Jika ada yang bilang cinta itu buta, tidak melihat kelas sosial, hingga mata pencaharian seseorang, mungkin apa yang dialami Risna (bukan nama sebenarnya), seorang PSK di Kalijodo dapat menggambarkan kiasan itu. Bahkan pria yang sedang menjalin hubungan dengannya tahu bahwa Risna merupakan seorang PSK.

"Sudah punya (pacar). Orang sini juga kok. Dia tahu apa pekerjaan aku," kata Risna kepada merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Wanita asal Kebumen, Jawa Tengah ini enggan memberitahu apa profesi yang dikerjakan pacarnya itu. Krisna mengaku sejauh ini pacarnya sudah mengingatkan agar berhenti sebagai pemberi layanan seks.

Namun, permasalahan mendasar membuatnya urung berhenti dari lembah hitam ini. Terlebih, pujaan hatinya itu dilihatnya masih kurang mapan untuk menghidupinya.

"Mau sih berhenti. Tapi nanti bagaimana aku hidup. Dia (pacarnya) saja masih belum cukup (keuangannya)," ucapnya manja.

5. Tolak diajak nikah, PSK Kalijodo ditusuk pelanggannya

Pekerja Seks Komersial (PSK), Santi (28) ditusuk bokong dan dadanya karena menolak diajak nikah oleh Surya (23). Pria hidung belang tersebut merupakan pelanggan tetap Santi.

"Motifnya karena kesal korban tidak mau diajak kawin dan setelah kemarin mereka bersetubuh tersangka hanya mengasih uang Rp 20 ribu," ujar Kapolsek Penjaringan AKBP Suyudi Ario Seto kepada merdeka.com, Senin (17/3).

Menurut Suyudi, hal tersebut lantas membuat Santi kesal dan kemudian menyulut emosi tersangka sehingga menghunuskan pisau yang dibawanya. "Jadi korban marah-marah, tersangka tambah kesal dan langsung menusuk korban," katanya.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :