Kisah mistis Mal Klender yang terbakar saat Tragedi Mei 1998
Sudah 16 tahun Tragedi Mei 98 berlalu. Mal Klender yang dulu bernama Yogya Plaza merupakan salah satu mal yang menjadi sasaran amukan massa, menjelang runtuhnya rezim Orde baru saat itu.
Yogya Plaza saat itu termasuk salah satu mal elite di kawasan Jakarta Timur. Bangunan berlantai 6 itu, dulu terkenal dengan diskotek fantastik yang pernah dijadikan lokasi syuting oleh Warkop DKI saat itu.
"Dulu mah lengkap, ada bioskop, diskotek, mainan anak, mal paling bagus se-Jakarta Timur lah menurut gue," ujar Budi, seorang pedagang Bakso, yang berjualan di sekitar mal.
Budi mengatakan, saat Yogya Plaza berdiri pendapatan pedagang kaki lima sekitaran lokasi pun sering ramai pengunjung. Budi melanjutkan, Bahkan sekelas artis pun pernah mendatangi diskotek Fantastik, jika malam hari.
"Artis-artis dulu sering ke sini ke diskotek, pulang pagi. Warkop Dono, Kasino, Indro kan juga pernah syuting di sini," jelasnya.
Budi menceritakan, setelah Tragedi Mei 98 tersebut, kondisi pun berbanding terbalik. Setelah hampir dua tahun tidak di bangun kembali, lokasi Yogya Plaza seperti kuburan, dan tak ada satupun pedagang yang mau berjualan kembali.
"Ya sepi mas, gak ada yang dateng, karena angker. Pedagang juga gak mau lagi jualan. Pas di bangun Mal Citra juga sempet sepi. Katanya banyak hantunya," ungkapnya.
Hingga di akhir tahun 2000, salah satu pengusaha pun membeli Yogya Plaza dan dijadikan mal kembali bernama Mal Citra yang saat ini menjadi Mal Klender. Menurut dia, hampir 6 bulan Mal Klender berdiri, para pengunjung masih sedikit yang datang.
"Kalau temboknya ini masih tembok Yogya. Jadi pas dibangun itu gak dihancurin cuma kaya dibangun lagi aja, hanya diperbaharui. Nah gosipnya, pas jadi Mal Citra itu masih angker, satpam katanya masih sering lewat setan gentayangan," jelasnya.
Namun seiring berjalanya waktu, mal yang berada di Jalan I Gusti Ngurah Rai itu lambat laun mulai ramai pengunjung. Cerita mistis yang menghantui warga sekitar pun seakan sirna dengan kemajuan zaman.
"Sekarang sudah ramai, biar rami dulu ngadain acara yang pake artis, biar narik pengunjung. Yah zaman sekarang, kayak udah pada lupa tuh soal keangkeran Mal Klender ini," ujarnya.
Cerita kelam 400 orang terbakar di Yogya Plaza saat Tragedi '98
Mal Klender di kawasan Jakarta Timur, menjadi saksi bisu Tragedi Mei 1998 silam. Mal yang sebelumnya bernama Yogya Plaza itu, dulunya pasar swalayan.
Di masa penggulingan pemerintahan Orde Baru, mal ini jadi sasaran massa. Lebih kurang 400 orang tewas di dalam mal tersebut, saat warga melakukan penjarahan besar-besaran ketika krisis moneter melanda negeri ini.
Suyono (bukan nama sebenarnya), salah satu saksi sejarah yang mengingat peristiwa tragis 16 tahun silam menuturkan, penjarahan di Yogya Plaza terjadi karena adanya provokator dari beberapa kelompok pria berbadan tegap. Mereka menyuruh masuk ke dalam mal untuk melakukan penjarahan.
"Seinget gue, kejadiannya itu jam satu siang. Waktu itu keadaan Jakarta emang genting. Ada emang beberapa orang di jalan ngajak untuk ngejarah Yogya, gue inget banget di depan Yogya tuh orang udah pada kumpul kayak semut, pada siap-siap mau ngejarah," kata Suyono, saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (14/5).
Suyono mengatakan, puluhan petugas keamanan dan beberapa jawara dengan senjata tajam yang diselipkan di bagian pinggang, membuat pagar betis untuk menghalau warga masuk ke dalam mal. Warga yang melihat ketatnya penjagaan tak menyerah, mereka tetap menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengambil barang-barang yang diinginkan.
"Puncaknya itu, pas denger suara tembakan. Itu gak tahu siapa yang nembak, di situ ada orang badan tegap, teriak masukkk.. ayo kita jarah, warga pada panik dan berhamburan untuk maksa masuk ke dalam. Pagar betis akhirnya jebol karena massa tuh udah gak kebendung lagi. Akhirnya petugas keamanan di situ teriak boleh dijarah tapi jangan di bakar," kenang Suyono, mengingat ucapan itu.
Aksi penjarahan berlangsung hingga satu jam lebih. Kondisi mal yang gelap dan tidak ada pencahayaan, karena tidak buka saat itu, sempat menyulitkan warga yang ada di dalam mal.
"Karena kondisi gelap, jadi apa aja yang dilihat yah dijarah. Udah gak mikir panjang lagi, semua pada berebutan. Dari ibu-ibu, bapak-bapak, laki, cewe, itu semua udah kayak kesurupan aja," ucap Suyono.
Suyono melanjutkan, saat orang-orang menjarah dari lantai pertama hingga lantai enam, beberapa orang justru mengumpulkan kasur dan pakaian ke tengah ruangan yang berada di lantai satu. Usai mengumpulkan barang-barang tersebut, sekelompok orang itu pun langsung menyiramkan bensin dan membakarnya.
"Itu badannya gede-gede semua. Udah diteriakin sama orang-orang di dalam mal, jangan dibakar.. jangan dibakar... tapi dia justru ngancem balik. Di situ akhirnya banyak orang yang kejebak, karena lantai satu itu udah penuh api jadi pada gak bisa keluar," paparnya.
Lebih jauh dia menambahkan, kepulan asap tebal dari lantai satu membuat beberapa orang yang berada di dalam jatuh pingsan karena sesak napas. Tidak ada akses keluar saat itu. Beberapa orang pun lebih memilih loncat dari jendela untuk keluar dan dibantu warga lainya di bawah yang menangkapnya.
"Pada loncat semua dari jendela. Untung warga di bawah juga ngebantu dengan nyiapin kasur dan nangkep pake sprei. Tapi banyak yang gak selamat karena sudah pada pingsan duluan di dalam baru kebakar," ungkapnya.
Setelah api padam, Suyono mengatakan, terlihat lah ratusan mayat yang sebagian besar tidak diketahui identitasnya terbakar menumpuk di dalam mal yogya plaza tersebut. Jumlahnya sekitar 400 orang dan semuanya dalam keadaan hangus terbakar.
"Sedih banget deh kalau inget, gak kuat ngeliatnya. Kita yang selamet hanya bisa mengucap syukur aja sama Tuhan. Gak ngebayang kan kalau gue ikut kepanggang juga," tandasnya.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment