Apa Penyebab Ukuran Payudara Berbeda-beda?
Jakarta, Besar kecilnya payudara secara tidak langsung memang mempengaruhi kondisi kesehatan. Jika begitu sebenarnya apa yang mempengaruhi besar kecilnya payudara?
dr Aditya Wardhana dari divisi bedah plastik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RS Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa memang penyebab besar kecilnya payudara ada dua faktor. Yakni faktor genetik dan juga faktor hormonal.
Genetik berarti orang tersebut memang memiliki bakat untuk memiliki payudara besar. Biasanya hal tersebut diturunkan oleh orang tua. Lalu mana yang lebih berpengaruh, genetik atau hormonal?
"Pada proses perkembangan, hormonal yang biasanya paling berpengaruh. Seperti ketika hamil atau menstruasi, payudara akan jadi lebih besar," tutur dr Adit ketika dihubungi.
Namun ternyata bukan hanya hormon yang mempengaruhi besar kecilnya payudara. dr Elida Sari Siburian SpBP dari RS Fatmawati mengatakan bahwa gizi juga berpengaruh terhadap besar kecilnya payudara.
Ia mengatakan bahwa jika pemenuhan gizi tak terpenuhi, maka tubuh orang tak akan terlihat indah meski payudaranya besar. Dikatakannya bahwa percuma saja jika memang hormon banyak dan punya sifat genetik berpayudara besar tapi tidak terkecupi kebutuhan gizinya.
"Nanti badannya kecil payudaranya besar kan tidak bagus juga. Sama halnya juga kalau orang gemuk kan payudaranya juga pasti lebih besar, tapi tidak bagus kan badannya," ujar dr Elida lagi.
Macam-macam Penyebabnya, Payudara Tak Simetris Bisa Berbahaya
Jakarta, Tidak seorangpun memiliki payudara yang benar-benar simetris antara sisi kiri dengan sisi kanan. Pada kebanyakan orang, hal itu wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun bagi sebagian yang lain, kondisi ini perlu diwaspadai.
Payudara yang tidak simetris perlu diwaspadai apabila perbedaan ukurannya terlalu ekstrem dan tidak wajar. Dalam sebuah wawancara, pakar kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran, Dr Michael Triangto, SpKO mengaitkan kondisi ini dengan gangguan rangka tubuh.
"Beberapa kasus yang saya temui, tidak simetrisnya justru lebih besar di sisi tangan yang tidak dominan. Setelah diperiksa ternyata ada kelainan skoliosis yang membuat otot dadanya terpelintir," kata Dr Triangto.
Normalnya, payudara pada sisi tangan yang dominan akan lebih besar dibandingkan pada sisi tangan yang tidak dominan. Misalnya tangan yang dominan adalah kanan, maka seharusnya payudara sebelah kanan sedikit lebih besar dibandingkan sisi kiri.
Secara umum, dr Elida Sari Siburian, SpBP dari RS Pondok Indah Jakarta mengatakan bahwa perbedaan ukuran payudara antara sisi kiri dan kanan adalah hal yang wajar. Banyak faktor yang mempengaruhinya, namun faktor penggunaan tangan yang dominan cenderung lebih menentukan.
"Di bawah payudara itu kan otot. Tergantung lebih sering pakai tangan yang mana untuk beraktivitas. Kalau biasa pakai tangan kanan ya payudara kanan lebih besar. begitu juga sebaliknya," jelas dr Elida.
Uniknya, payudara yang tidak simetris jarang disadari sendiri oleh pemiliknya jika perbedaan ukurannya sangat sedikit. Justru orang lain yang akan menyadari, misalnya sang ibu atau pasangan saat memasangkan bra. Bahkan, terkadang tukang jahit lebih memperhatikan hal sedetail itu saat mengukur lingkar dada.
Payudara Besar Namun Puting Kecil, Kok Bisa Ya?
Jakarta, Kebanyakan orang mungkin mengira bila payudara seorang wanita terlihat besar maka hal serupa juga akan berlaku pada putingnya. Namun faktanya, kadang ada wanita yang memiliki payudara besar tetapi putingnya justru kecil atau sebaliknya. Mengapa bisa begitu?
"Bentuk dan warna puting-aerola, lingkaran warna di sekitar puting, dipengaruhi genetik, keturunan, warna kulit atau ras, proses kehamilan dan menyusui serta perubahan ukuran payudara, berat badan, hormon," tandas Beta Subakti Nata'atmaja., M.D.
Hal ini berarti wajar-wajar saja bila ada wanita yang memiliki payudara besar namun putingnya kecil, atau sebaliknya. Kondisi demikian juga dikatakan tidak mempengaruhi fungsi payudara, misal terkait dengan kegiatan menyusui.
"Untuk ukuran puting dan aerola dapat diperkecil dengan prosedur operasi," imbuh dr Beta.
Hanya saja staf pengajar prodi Bedah Plastik, Rekonstruksi dan Estetik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya tersebut juga menyampaikan bahwasanya prosedur ini mempunyai komplikasi tersendiri.
"Komplikasi pengecilan puting memang akan ada resiko menggangu proses menyusui, karena dilakukan di daerah sekitar saluran keluar kelenjar air susu," tegasnya.
Akan tetapi lain halnya bila yang dikecilkan adalah areolanya. dr Beta mengatakan prosedur ini tidak berdampak terhadap aktivitas menyusui anak karena letak areola yang jauh dari saluran air susu.
Yang jelas, dr Lisa Hasibuan, SpBP(K), dokter spesialis bedah plastik dari RS Hasan Sadikin Bandung ketika dihubungi secara terpisah mengungkapkan, rata-rata wanita memiliki ukuran payudara sebesar 250-350 cc. Namun normal tidaknya bergantung pada proporsi tubuh masing-masing wanita.
Apa Sih yang Diinginkan Pria dari Payudara Wanita?
Jakarta, Payudara wanita selalu menjadi daya tarik tersendiri di mata pria. Padahal wanita sendiri terkadang merasa biasa saja, bahkan risih jika ada bagian tubuhnya yang diperhatikan pria. Sebenarnya apa yang membuat 'perangkat khusus' wanita ini menjadi begitu menarik di mata pria?
"Ketertarikan pria terhadap payudara menurutku adalah karena pergaulan. Kalau sejak kecil tidak dibiasakan, mungkin pria tak akan begitu menganggapnya menarik. Di antara mamalia lainnya, cuma manusia yang menganggap payudara sebagai hal yang menarik untuk seks," kata Adit (29 tahun), seorang karyawan di Jakarta.
Lingkungan seringkali merupakan tempat orang belajar menemui hal baru. Pemahaman ini bisa didapat dari percakapan antar teman, maupun dari tontonan dan bahan bacaan. Ketika ada teman atau orang lain yang mengatakan payudara menarik, Adit mengatakan bahwa bisa saja seseorang kemudian ikut menganggapnya menarik. Namun ada yang tidak sepakat dengan pendapat Adit ini.
"Menurutku itu sudah insting bawaan pria, bukan karena pengaruh lingkungan karena orang yang dalam lingkungan agamis juga tetap doyan. Menurut teori psikologi, orang memang sudah sejak kecil disenangkan dengan payudara ibunya," kata Anton (24 tahun), mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta.
Pendapat Anton ini mengacu pada teori yang dikembangkan oleh bapak psikologi, Sigmun Freud, yang menegaskan bahwa perilaku manusia banyak didorong oleh insting. Insting ini merupakan warisan dari dorongan-dorongan alamiah manusia, termasuk seks. Wajar apabila Freud kemudian menyatakan bahwa perilaku manusia banyak dipicu oleh seks.
"Kalau menurutku, pria tertarik dengan payudara karena rasa penasarannya yang besar. Wanita suka menutupi bagian tubuhnya yang dianggap aurat tersebut, sehingga membuat pria jadi penasaran apa isinya. Apalagi bentuknya yang cukup menonjol. Coba kalau payudara tidak ditutup-tutupi, mungkin tak lagi dianggap menarik oleh pria," kata Andri (26 tahun), karyawan perusahaan swasta di Banten.
Untuk masalah sebab-musabab, ketiga orang ini memang berbeda. Tapi untuk penilaian bagaimanakah bentuk payudara yang ideal, ketiga-tiganya memiliki selera yang sama, yaitu asal masih kencang dan tidak terlalu besar ataupun kecil. Payudara yang tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan dianggap paling menarik.
Ternyata masalah selera ini juga tidak hanya urusan pria saja. Para wanita juga memiliki prefrensi yang sama, yaitu ingin payudaranya terlihat kencang dan muda. Usia 20 tahunan merupakan usia di mana kondisi payudara dianggap paling ideal oleh wanita.
"Kebanyakan wanita ingin memiliki payudara layaknya wanita berusia 20 tahun. Wanita yang berusia 60 tahun ke atas biasanya payudaranya sudah kendur dan mulai keriput. Banyak di antaranya yang memilih melakukan implan agar payudaranya kembali seperti usia 20 tahunan," kata kata dr Aditya Wardhana, SpBP(K), dokter spesialis bedah plastik dari RSCM.
Dr Aditya menuturkan, biaya yang dikeluarkan untuk operasi implan payudara ini cukup mahal. Untuk membeli implannya saja dibutuhkan dana Rp 10-15 juta. Belum lagi variabel lain yang berbeda di setiap tempat, misalnya tarif rumah sakit, harga obat bius, biaya perawatan dan lain-lain. Secara rata-rata, dibutuhkan dana Rp 30-35 juta untuk mendapat implan payudara di Indonesia.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment