2 Hal Ini Tentukan Sensitif atau Tidaknya Pria Saat Disentuh di Zona Erotis
Jakarta - Zona erotis merupakan titik rangsang seseorang yang bisa meningkatkan gairah seksual. Zona ini biasa dimanfaatkan saat foreplay untuk merangsang pasangan.
Seperti wanita, pria juga memiliki zona erotis yang berbeda-beda di tubuhnya. Zona yang dimaksud tersebut mulai dari wajah, pipi, bibir, leher, dada, dinding perut, dan paha bagian dalam. Tentu area genital juga termasuk bagian yang sensitif.
Pada pria, selain Mr. Happy, dubur juga menjadi bagian yang mempengaruhi tingkat libido. Area tersebut bisa meningkatkan gairah seksual karena dipengaruhi oleh saraf-saraf di dalamnya.
"Bagian-bagian itu menjadi sensitif karena saraf rasanya banyak daerah situ. Lalu reseptor hormon juga," ujar dokter Wimpie.
Apakah semua pria akan menjadi sangat sensitif saat disentuh pada zona erotisnya? Wimpie mengatakan ada dua hal yang bisa mempengaruhi sensitifitas pria saat disentuh di zona tersebut.
Hal pertama adalah pengalaman bercinta. "Pria yang memiliki banyak pengalaman bercinta tentu titik sensualnya lebih 'peka' daripada pria belum berpengalaman," ucapnya.
Seksolog lulusan Universitas Udayana itu mencontohkan, bibir merupakan salah satu zona erotis pria maupun wanita. Seharusnya bibir menjadi bagian yang sensitif. Akan tetapi, bagi seseorang yang belum pernah atau jarang berciuman sebelum bercinta, bagian tersebut menjadi tidak sensitif. Berbeda dengan pria yang sering melakukannya, sentuhan di bibir akan meningkatkan gairah seksualnya.
Hal kedua yang ikut mempengaruhi sensitifitas pria saat disentuh di zona erotis adalah budaya. Pria yang menjadi Guru Besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Itu mengatakan, ada budaya yang mengganggap berciuman itu menjadi sesuatu yang luar biasa. Ada pula yang menganggap bahwa kissing menjadi hal yang tidak biasa dilakukan.
"Kayak budaya barat di Amerika, kissing merupakan suatu yang luar biasa, tapi mungkin bagi orang-orang pedesaan nggak biasa dengan kissing bibir, cium pipi nggak biasa, itu bisa juga karena bagian dari budaya," ujar dokter aktif di organisasi Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) itu.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment