Rahasia Terlarang Gerakan Topless Setiap Hari (GTSH)

Kontroversi Go Topless Day, Ketika Wanita Ingin Bebas Telanjang Dada

Jakarta - Setiap 24 Agustus para wanita di Amerika Serikat khususnya merayakan satu hari yang dinamai Go Topless Day. Pada hari itu mereka turun ke jalan dan melakukan pawai. Sesuai namanya go topless day, saat melakukan pawai para wanita itu pun tampil topless. Mereka hanya memakai celana pendek atau panjang dan tidak memakai busana apapun untuk menutupi bagian atas tubuh, termasuk payudara.

Apa sebenarnya Go Topless Day? Kenapa para wanita di Amerika itu tampil topless dan melakukan pawai? Aksi tahunan itu dilakukan sejak 2007 oleh sebuah organisasi bernama Go Topless. Organisasi tersebut didirikan oleh sebuah kelompok spiritual bernama Raelian Movement. Mereka membuat organisasi tersebut untuk menuntut persamaan hak.

"Selama pria diizinkan tampil topless (tidak memakai atasan) di publik, wanita harus punya hak konstitusional yang sama," ujar Rael pendiri GoTopless.org dan juga pemimpim Raelian Movement dalam pernyataannya saat memulai Go Topless Day.

Rael menegaskan wanita juga ingin memiliki hak yang sama untuk topless. Kalau memang tidak bisa, menurutnya, pria juga harus mengenakan atasan yang menutupi dadanya saat berada di area publik.

Rael membuat acara tahunan Go Topless Day setiap 24 Agustus hampir berbarengan dengan Women's Equality Day yang jatuh pada 26 Agustus. Pada 26 Agustus 1920, wanita di Amerika Serikat pertamakalinya mendapatkan haknya untuk ikut memilih dalam pemilihan umum.

Sampai saat ini organisasi Go Topless terus menuntut persamaan hak untuk bisa tampil tanpa busana bagian atas karena menurut mereka, hak ini belum bisa dirasakan semua wanita. Hanya di beberapa kota di Amerika Serikat yang mengizinkan wanita topless di area publik, misalnya di New York, Ohio, Texas, dan Colorado. Di beberapa negara bagian seperti Kansas, Arizona, Pennsylvania dan Georgia topless menjadi hal terlarang untuk wanita.

Pastinya tidak semua pihak sepaham dengan para wanita yang mengikuti Go Topless Day ini. Tak sedikit juga wanita di Amerika Serikat yang menganggap perayaan tampil topless memamerkan payudara itu sebenarnya kurang efektif dalam menuntut kesetaraan. Kritikan mengenai hari tampil topless itu salah satunya datang dari blog bernama feministcurrent.

Menurut blog tersebut pesan yang ingin disampaikan melalui kampanye topless ini kurang terdengar. Orang-orang justru lebih memperhatikan soal aksi topless yang dilakukan oleh para wanita itu. Hal tersebut terlihat dari para penonton pria yang sibuk memotret atau merekam kampanye tersebut.

Kritikan serupa juga datang dari Marie-Laure Rives, Ph.D dari Departemen Psikiatri Universitas Columbia. Dalam tulisannya di feministwire berjudul 'Go (or don't go?) Topless Day', Rives mengatakan kenapa para wanita harus bersedia memamerkan payudaranya di publik dan mendapatkan penilaiaan yang selama ini sudah sering didapatkan baik di media maupun kehidupan nyata.

Rives menekankan, dia bukannya tidak mendukung kesetaraan antara pria dan wanita. Dia juga tidak setuju jika ada wanita ditangkap karena tampil telanjang dada di publik, sementara pria bebas. Tapi menurutnya bukan berarti juga wanita harus menampilkan seksualitas payudaranya hanya demi mendapatkan kebebasan tampil telanjang dada.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :