Rahasia Terlarang Situs Prostitusi Online Terpercaya !!!

Menjajakan Diri Via "Online", Cindy Bisa Kantongi Rp 50 Juta

JAKARTA — Perempuan yang satu ini, sebut saja Cindy (bukan nama sebenarnya), sudah sibuk sejak bangun tidur, Kamis (28/8/2014) pekan lalu. Cindy terbangun pukul 09.30 dan segera mengaktifkan laptopnya. Dia membuka dua situs online www.ta***.com dan www.crai*****.com.

Di situs pertama, Cindy menulis status "menerima MASS*** dan M* hanya untuk kota Jakarta... DEAL dan PASTI... TIDAK mau banyak NEKO-NEKO... AVAILABLE 24hours, 0856xxxxxxxx my phone, thx". Setelah itu, perempuan bertubuh langsing, bermuka oval, dengan rambut panjang ini pergi ke kamar mandi. Dia membasuh tubuhnya.

Kamar kos Cindy berlokasi di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Letaknya dekat dengan Pasar Baru. Dalam sebulan, perempuan berkulit bersih 22 tahun ini membayar kamar kos Rp 3,5 juta.

Di kamar Cindy tersedia spring bed, kamar mandi dalam dengan shower, air conditioner (AC), serta sambungan Wi-Fi yang tak pernah tak putus. Dia sudah dua tahun tinggal tempat kos ini. Dia tak pernah menunggak bayaran.

Terang saja, pekerjaan prostitusi online ini mendapat penghasilan terkecil Rp 15 juta sebulan. Sedangkan pendapatan terbesar Cindy Rp 50 juta sebulan.

Selesai mandi, Cindy membuka lagi laptopnya. Sudah ada 15 pesan di inbox akun ta****nya. Ia acuhkan saat mengecek ponselnya ada 20 pesan pendek (SMS) masuk. Semuanya bertanya soal tarif. Cindy membalasnya sekaligus.

Tiga tahun menjalani bisnis online di media sosial membuat Cindy paham bahwa mereka yang bertanya lewat fasilitas message di situs tak akan jadi memesan jasanya. Mereka hanya orang iseng. Tetapi, mereka yang langsung mengontak via SMS biasanya lebih serius. Kecuali jika dia tidak mencantumkan nomornya di status, maka ia akan membalas satu per satu message di media sosial itu.

Dia memasang tarif Rp 1 juta untuk kencan selama 2 jam. Ini tergolong murah. Beberapa perempuan yang sedikit lebih cantik dari Cindy memasang tarif Rp 1,5 juta.

Sudah antre

Dua jam berikutnya, sudah ada tiga orang yang mengantre memastikan akan memakai jasa Cindy. Setelah itu, dia santai tidur-tiduran lagi, menghabiskan waktu hingga pukul 14.00. Sebab, klien pertamanya memesan untuk pukul 15.00. Setidaknya, dia harus menemani hingga pukul 17.00. Klien keduanya dijanjikan pukul 17.00, klien ketiganya dijanjikan pukul 20.00. Setelah itu, dia menolak pesanan karena jamnya bersamaan. Ditawari setelah pukul 00.00, kebanyakan tidak merespons kembali.

Sore harinya, Cindy memilih celana jins ketat dan sepatu hak. Lalu, sebuah blazer warna coklat dengan kemeja berenda hijau. Rambut merahnya dibiarkan tergerai.

Cindy pergi dengan ojek langganannya. Untuk satu kali antar, dia membayar Rp 50.000. Dia menuju ke salah satu hotel yang disebutnya Hotel PI. Seorang lelaki bertubuh tinggi, dengan usia berkisar 40 tahun, telah menunggunya. Keduanya menuju salah satu kamar di hotel tersebut.

Dua jam kemudian, Cindy melanjutkan ke hotel lainnya di kawasan Ancol. Lagi-lagi seorang lelaki dewasa jadi pelanggan Cindy.

Di hotel ketiga, Cindy menemukan lelaki bergaya berlebihan. Usia lelaki ini baru 32 tahun. Cindy menemani lelaki berkulit gelap itu selama 3 jam. Tetapi, imbalannya sepadan, lelaki ini memberi Rp 2,5 juta kepada Cindy.

"Dia lebay sekali dan tukang merayu, tapi uangnya banyak. Dia mengaku kerja di perusahaan IT," kata Cindy, menceritakan kisahnya kepada Warta Kota.

Prostitusi "Online" Menjamur, Tarif Rp 1-2 Juta Sekali Kencan

JAKARTA, - Prostitusi online kain menjamur di dunia maya. Situs-situs itu menjajakan pelayanan esek-esek kepada lelaki hidung belang. Sekali kencan, tarifnya jutaan rupiah.

Ada semp***.com, bintan*****.com, kru***.com dan sebagainya. Di situs crai***.com, pelaku menjajakan diri dengan terang-terangan. Di situs ini, seseorang bisa menampilkan foto, menulis tentang dirinya, serta menampilkan data-data detail, seperti umur, bentuk tubuh, tinggi, dan berat badan. Mereka juga bisa langsung mencantumkan nomor ponsel untuk dihubungi.

Di situ ta****.com beda lagi. Di sini, kaum pria harus sedikit menebak. Sebab, tidak semua pelakunya mau terang-terangan. Ada kode-kode seorang perempuan adalah prostitusi online.

Salah satu pengguna ta**** berakun wixxx ca** memasang status "menunggu". Namun, setelah ditanya melalui fasilitas pesan pribadi di ta****.com, ternyata dia melayani jasa plus. Dia memasang tarif Rp 1 juta untuk sekali kencan selama dua jam.

Sedangkan pemilik akun litxxxgi** hanya memasang foto dengan wajah cantiknya dan menulis status "=)". Ketika ditanya melalu pesan pribadinya, dia punya tarif Rp 1,5 juta untuk sekali kencan.

Berbeda lagi dengan akun di ta***.com bernama ahlxxx F. Perempuan yang memasang fotonya bergaun putih dan berparas cantik dengan rambut panjang melewati dadanya ini memasang status "Need Mo*** Rp 2 juta. Siapa yang mau bantu". Saat ditanya lewat pesan pribadi, dia bersedia melayani dengan bayaran Rp 2 juta sekali kencan.

Gadis Itu Tak Tahu Dirinya Dijajakan di Internet

JAKARTA — Gadis-gadis yang dijadikan pekerja seks komersial oleh HFIH (24), pemilik prostitusi online di Bogor, Jawa Barat, rupanya tak tahu dirinya dijajakan di situs online. Para gadis hanya tahu bahwa ada pria hidung belang yang hendak menyewanya dari mucikari.

"Mereka enggak tahu. Tahunya ada yang menyewa lalu diajak ketemu sama mucikari dan diserahkan ke pria hidung belang," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul.

Sistem yang dilakukan dalam aktivitas esek-esek melalui dunia internet itu adalah dengan memasang wajah, ukuran badan, tinggi badan, sekaligus ukuran bra gadis di situs milik HFIH. Setelah itu, pria hidung belang mengontak nomor telepon tersangka yang tertera di situs itu dan menyepakati gadis mana yang akan disewa sekaligus lokasi transaksi seksual tersebut.

"Tersangka sudah buat situs itu sejak Desember 2012. Gadis-gadisnya itu, ya, teman-temannya sendiri, dari mulut ke mulut," katanya.

Sebelumnya, HFIH (24), mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternama di Bogor, Jawa Barat, ditangkap Polda Jawa Barat karena terlibat jaringan prostitusi online. Pelaku ditangkap di salah satu kamar hotel di Jalan Pajajaran, Bogor, bersama tiga gadis, yakni M (17), M (16), dan D (18).

Tersangka melanggar Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tersangka terancam hukuman penjara 12 tahun.

HFIH Teriima 500.00 per Transaksi Esek-esek

BOGOR - Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bogor, HFIH (24) yang menjadi tersangka kasus dugaan prostitusi online, mendapat komisi Rp 500.000 per gadis belia yang dilacurkan. Selama ini dia diduga sudah melacurkan delapan gadis belia usia 15-18 tahun.

"Dari setiap transaksi Rp 1,5 juta, gadis itu menerima Rp 1 juta, sedangkan Rp 500.000 untuk tersangka," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Martinus Sitompul.

Menurut Martinus, dalam penangkapan Jumat malam, ada tiga gadis belia yang dibawa pelaku kepada tim Polda Jawa Barat yang berpura-pura bertransaksi dengannya. Namun, di situs www.bogorcantik.blogsotcom yang digunakan pelaku untuk memasang foto dan "spesifikasi" postur tubuh gadis belia itu terdapat delapan perempuan.

"Penyidik masih mendalami siapa saja konsumen pelaku. Tiga gadis belia yang masih SMA itu sudah kami pulangkan karena mereka menjadi korban," kata Martinus.

Seperti diberitakan, Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Barat menangkap HFIH (24), mahasiswa perguruan tinggi ternama di Kota Bogor atas dugaan terlibat dalam jaringan prostitusi online. Pelaku ditangkap di salah satu kamar hotel di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, bersama tiga gadis remaja.

Mahasiswa Admin Prostitusi "Online" Jajakan Pelajar

BOGOR — Mahasiswa IPB, HF (24), yang menjalankan bisnis prostitusi online, www.bogorcantik.blog.com, ternyata menjajakan perempuan berusia belasan tahun. Mereka rata-rata masih duduk di bangku sekolah.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Martinus Sitompul mengatakan, ada sembilan pelajar di bawah umur yang dimintai keterangan. Namun, sudah ada tiga orang yang dipulangkan kepada orangtuanya, yakni M (17), M (16), dan D (18). Polisi bahkan sempat melakukan pembinaan kepada ketiganya yang diduga menjadi korban eksploitasi HF.

"Yang tiga ABG itu hanya saksi, mereka itu korban. Rata-rata usia korbannya itu, usia 15-18 tahun. Diduga dieksploitasi oleh pelaku HF ini. Sudah dimintai keterangan, kami kembalikan kepada orangtuanya masing-masing," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Martinus Sitompul di Mapolda Jabar.

Diberitakan sebelumnya, konsumen yang hendak memesan ABG yang dijual melalui situs bisnis prostitusi www.bogorcantik.blog.com tidak perlu menjadi member atau anggota. Tinggal mengklik situs tersebut, lalu konsumen langsung bisa berhubungan dengan HF yang bertindak sebagai admin situs ini. Selama ini, konsumennya terdiri atas teman-teman dekat dari HF maupun para pelajar tersebut.

HF mengaku ide membuat situs ini berawal dari pesanan teman-temannya. Sedangkan wanita-wanita yang "dijual" dan masih di bawah umur tersebut sebelumnya memang sudah dikenalnya.

Lewat situs miliknya tersebut, ia membanderol Rp 1,5 juta. Petugas dari unit Cyber Crime Polda Jabar membekuk HF saat mengoperasikan bisnis prostitusinya di Hotel Pangrango di kamar nomor 5 Jalan Padjadjaran, Bogor, sekitar pukul 18.00 WIB.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :