Studi Sebut Pria Berwajah Tampan Bisa Jadi Kualitas Spermanya Rendah
Jakarta, Hmm, mungkin banyak laki-laki yang ingin memiliki wajah tampan sehingga menjadi pujaan banyak perempuan. Tapi studi tentang kaitan wajah dan kesuburan ini bisa jadi membuat pria berwajah tampan mengerutkan kening. Sebab studi menyebut pria berwajah tampan yang membuat banyak perempuan tertarik memiliki kualitas sperma yang rendah.
Journal of Evolutionary Biology yang terbit pada September 2014 menyebut wajah pria dianggap sebagai prediktor penting untuk preferensi kawin oleh perempuan. Sebab ciri wajah sangat mungkin memberikan tanda kualitas yang dimiliki seseorang. Kualitas yang dimaksud antara lain kesehatan dan kecerdasan.
"Peningkatan level testosteron telah terbukti mengganggu produksi sperma," kata para peneliti.
Dengan menggunakan teknik Phenotype Linked Fertility Hypothesis (PLFH), penelitian ini menyelidiki apakah ada potensi kemampuan untuk memilih pasangan yang subur. Studi itu melibatkan 62 orang Kaukasia yang merupakan mahasiswa dari University of Valencia, Spanyol.
Para laki-laki itu diminta untuk tidak bermasturbasi ataupun melakukan hubungan seks selama 3-5 hari. Setelah itu sperma mereka dikumpulkan.
Analisis air mani kemudian dilakukan, di mana motilitas dan konsentrasi sperma diukur menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Setelah itu para laki-laki itu difoto dari depan dan samping. Kemudian foto dipindai dan topeng oval berwarna hitam ditaruh di atas foto untuk meminimalkan efek visual gaya rambut. Dari proses penelitian terungkap bahwa laki-laki cenderung menganggap wajah sebagai daya tariknya. Karena itu kebanyakan laki-laki tampan sibuk membuat dirinya selalu terlihat menarik. Ketika itulah testosteron meningkat, yang malah mengganggu produksi sperma sehingga kualitasnya pun menjadi rendah.
Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa para pria cenderung berlebihan dalam menilai daya tarik pria lain terhadap lawan jenis. "Hasil penelitian kami juga menunjukkan bahwa manusia mungkin lebih sensitif terhadap isyarat daya tarik wajah dalam populasi mereka sendiri," simpul para peneliti.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh University of Oxford dan University College, London. Dalam penelitian itu disebutkan pria tampan sibuk tebar pesona ketimbang memperhatikan produksi sperma dalam dirinya. Sebaliknya, laki-laki dengan wajah yang tidak tampan justru tidak tebar pesona sehingga cenderung memiliki sperma yang berkualitas. Namun perlu dicatat penelitian oleh University of Oxford dan University College itu baru dilakukan pada ayam dan ikan.
Subur atau Tidaknya Pria Bisa Dilihat dari Wajahnya?
Jakarta - Kesuburan seorang pria menjadi salah satu faktor penentu dalam mendapatkan momongan. Bagi para wanita yang ingin cepat hamil setelah menikah apakah Anda tahu kalau menurut riset subur atau tidaknya pria ternyata bisa dilihat dari wajahnya? Berikut ini hasil riset tersebut.
Dalam riset yang dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Biology terungkap bahwa kesuburan pria bisa diketahui dari wajahnya. Riset tersebut melibatkan 50 responden pria ras Kaukasian yang merupakan mahasiswa di Universitas Valencia, Spanyol.
Penelitian dilakukan dengan menganalisa air mani dari para responden. Kemudian foto dari para responden juga dinilai seberapa menarik wajahnya oleh responden lain baik pria maupun wanita. Sisi macho dari wajah 50 pria tersebut juga dinilai seperti melihat ukuran matanya, lesung pipi, bibir dan area wajah lainnya.
Setelah seluruh tes di atas dilakukan, peneliti mencari tahu apakah hal-hal yang berkaitan dengan wajah pria ini berhubungan dengan kualitas air mani. Dari hasil penelitian terungkap, daya pikat wajah berkaitan dengan kualitas sperma. Tak hanya itu, riset juga menemukan pria yang tampak lebih maskulin, spermanya kurang berkualitas dibandingkan pria yang tidak terlalu maskulin.
Kenapa bisa demikian? Sayangnya para peneliti tidak terlalu yakin dengan penyebabnya. Satu teori yang mereka yakini adalah pria dengan penampilan lebih maskulin berhubungan dengan peningkatan testosteron. Dan menurut studi sebelumnya, tingkat testosteron yang tinggi bisa mengganggu produksi sperma.
Mengingat responden penelitian ini hanya 50 orang, riset tersebut tak bisa benar-benar menjadi acuan. Hanya saja hasil riset ini cukup menarik dan mungkin saja dapat menjadi pertimbangan ketika mencari calon pasangan.
Mengenai kualitas sperma ini tidak bisa dilihat langsung secara kasat mata, tapi diperlukan pemeriksaan di laboratorium yaitu analisis sperma. Nantinya akan diperiksa secara makroskopis dan mikroskopis (dilihat melalui mikroskop) pada sperma tersebut.
Secara makroskopis, volume sperma sekitar 2-5 cc, berwarna putih keabu-abuan, sedikit kental, berbau seperti akasia/pinus. Sperma yang normal tidak boleh bercampur darah atau nanah, serta berbau busuk.
Sementara itu pemeriksaan dengan mikroskop dapat dilihat jumlah spermatozoanya harus lebih dari 20 juta/cc. Kemudian juga dilihat kepadatan spermatozoa dalam cairan semen dan motilitas atau keaktifan dari spermatozoa. Selain itu juga dilihat keutuhan atau bentuk kepala dan ekornya harus normal, bentuk yang abnormal tidak boleh melebihi 40% dari spermatozoa yang ada. Selain pemeriksaan mikroskopis tersebut, juga dilakukan pemeriksaan analisis cairan semen, yaitu seberapa banyak kandungan fruktosa atau proteinnya.
0 komentar :
Post a Comment