Inilah 5 Modus Pencurian yang Perlu Diwaspadai Pemilik Mobil
Jakarta - Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Para pelaku menyasar kendaraan milik warga dengan berbagai macam modus, mulai dari konvensional hingga modus penipuan dan penggelapan.
"Untuk jumlahnya sendiri tiap tahun itu mencapai ribuan. Yang paling banyak itu pencurian roda dua, kemudian pencurian roda empat. Truk juga ada tetapi jumlahnya tidak sebanyak motor dan mobil," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Untuk pencurian motor, modusnya rata-rata perampasan hingga menyasar motor-motor yang berada di parkiran atau di jalan. Sementara untuk pencurian mobil, modusnya bervariatif.
Para pelaku curanmor ini selanjutnya akan menjual kendaraan hasil curian mereka ke penadah. Ada yang menjual kendaraannya secara utuh, dan ada pula yang menjualnya setelah kendaraan 'dikanibal' dan diambil spare partnya.
"Untuk kendaraan yang dijual utuh, penadah akan menjual kembali mobil hasil curian ke daerah-daerah setelah pelat nomornya diganti dnegan pelat palsu. Ada juga yang melengkapi kendaraan hasil curian itu dengan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang palsu," urainya.
Apa saja modus pencurian mobil yang perlu dikenali dan diwaspadai ini ? Berikut selengkapnya:
1. Modus 'Sopir Belokan'
Modus 'sopir belokan' ini sitilahnya lebih dikenal oleh aparat polisi. Modus 'sopir belokan' ini sebenarnya adalah pencurian dan penggelapan yang dilakukan oleh para pelaku yang berpura-pura melamar sebagai sopir pribadi.
Modus ini, kata Rikwanto, bukan modus yang baru. Modus ini banyak ditemukan dari kelompok curanmor yang berpura-pura sebagai sopir pribadi.
"Pelaku pemetik (pencuri), dia berpura-pura melamar kerja sebagai sopir pribadi. Setelah bekerja selama beberapa hari, rata-rata tidak sampai berminggu-minggu, pelaku langsung membawa kabur mobil majikannya," jelasnya.
Hal penting yang harud diwaspadai dalam modus ini, user (majikan yang akan menggunakan sopir pribadi) harus betul-betul menyeleksi calon sopir. Hindari merekrut sopir yang tidak memiliki rekomendasi dari keluarga, sahabat atau kerabat.
"Bila perlu, lebih baik mencari sopir yang sudah kita betul orangnya, dan latarbelakangnya seperti apa," ujarnya.
Pastikan identitas yang dilampirkan oleh si sopir ini asli. Bila perlu, telusuri alamat calon sopir sebelum benar-benar mempekerjakannya.
"Mintakan alamatnya yang jelas, nomor telepon keluarganya dan orang yang bisa dimintai pertanggung jawaban jika terjadi sesuatu," lanjutnya.
2. Modus Konvensional
Modus konvensional ini yakni modus pencurian yang langsung dilakukan oleh para pelaku di lapangan. Atau di kepolisian lebih dikenal modus 'petikan'.
Pemetik langsung menyasar mobil-mobil atau motor yang terparkir di garasi, halaman rumah atau di pinggir jalan. Modus ini harus diwaspadai betul, karena para pelaku kelompok ini lebih 'canggih'. Aksi yang mereka lakukan tidak sampai hitungan menit.
"Lengkapi kendaraan dengan kunci ganda agar terhindar dari pencurian modus konvensional," ujarnya.
Lengkapi juga mobil dengan alarm. Kendati ada kelompok pelaku yang bisa mematikan alarm saat melakukan aksinya, namun setidaknya dengan adanya alarm ini akan memperlambat waktu si pelaku saat melakukan aksinya.
3. Modus Pemalsuan Aplikasi
Modus ini sasarannya adalah mobil-mobil atau motor leasing. Pelaku akan menyertakan identitas dengan data-data palsu.
"Pada awalnya pembayaran cicilan lancar, namun setelah dua tiga kali pelaku langsung kabur," imbuhnya.
Untuk leasing biasanya punya cara tersendiri untuk memastikan identitas calon pembeli dengan cara mensurvei terlebih dahulu alamat rumah calon pembeli.
4. Modus Pembiusan
Modus ini pada umumnya menyasar rental mobil. Para pelaku berpura-pura menyewa mobil berikut sopirnya, untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat.
"Pelaku dengan modus ini juga biasanya menyertakan identitas KTP palsu," katanya.
Setelah mobil yang disewa sudah ada di tangan, para pelaku biasanya akan menyewa hotel untuk eksekusi. Di hotel ini, para pelaku berpura-pura menawarkan sopir untuk minum yang sudah dicampuri obat bius.
"Setelah sopir rental meminum minuman yang ditawarkan pelaku, kemudian tidak sadarkan diri, saat itulah pelaku akan membawa kabur mobil sewaannya," paparnya.
5. Menukar Pelat Nomor Polisi Kendaraan
Modus pencurian kendaraan bermotor dengan menukar pelat nomor pernah terjadi Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu. Saat itu tiga mobil Avanza hilang secara misterius dalam waktu yang hampir bersamaan.
Peristiwa pencurian itu terjadi pada (4/10/2011). Tiga mobil hilang dalam semalam. Ironisnya, lokasinya sama hanya berbeda blok, yakni Terminal 1 A, 1 B dan 1 C. Di terminal 1A mobil yang hilang adalah Toyota Avanza berwarna hitam dengan nomor polisi B-1582-NF.
Sedangkan yang di terminal 1B mobil Avanza bernomor polisi B-1308 PFN dan di terminal 1C hilang Avanza silver dengan nomor polisi F-1665-LG. Para pemilik mobil ini masih memegang karcis parkir mobil yang mereka miliki.
Menurut informasi dari sumber kepolisian, pencurian mobil di bandara dilakukan dengan cara menukar pelat nomor polisi mobil yang hendak mereka curi. Dengan cara ini para pencuri bisa mengambil kendaraan meskipun dari tempat parkir yang ada penjagaannya.
Modus yang dilakukan saat itu, langkah pertama yang dilakukan para pencuri adalah menyewa mobil dari tempat rental. Jenis mobil yang dipinjam ini harus sesuai dengan mobil yang akan dicuri di tempat parkir. Kemudian kawanan pencuri membuat pelat nomor palsu yang sama dengan nomor mobil rental yang mereka pinjam.
Kawanan ini kemudian menuju bandara menggunakan mobil yang mereka sewa. Mereka akan masuk lokasi parkir dan mendapatkan karcis parkir seperti kendaraan lainnya. Di parkiran bandara, mereka kemudian beraksi.
Kawanan pencuri mobil ini akan mencari kendaraan yang jenisnya sama dengan STNK mobil rental mereka. Kemudian saat sepi, mereka mencopot pelat nopol mobil yang mereka curi dan menukarnya dengan pelat nomor yang telah mereka buat sebelumnya.
Setelah itu mereka keluar dari parkiran bandara dengan mobil curian. Petugas tidak curiga sedikit pun karena saat dicek mereka memegang karcis parkir yang nomornya cocok dengan kendaraan yang mereka curi.
Sedangkan mobil rental yang mereka gunakan ditinggalkan begitu saja di Bandara Soekarno-Hatta. Dengan cara kawanan pencuri ini hanya kehilangan uang ratusan ribu rupiah untuk menyewa mobil rental, namun bisa mendapatkan mobil yang mereka incar.
Waspada Modus Operandi Maling Mobil !!!
investigasi
,
modus operandi
,
polisi
,
reportase
,
telisik
,
telusur
Edit
0 komentar :
Post a Comment