Mulai Dari Rp 15 Juta, Ini Kisaran Biaya Operasi Plastik di Korea
Jakarta - Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mempercantik diri seperti perawatan ke salon secara rutin. Tetapi terkadang para wanita merasa hasilnya kurang maksimal sehingga mereka rela merogoh kocek lebih dalam untuk melakukan berbagai prosedur kecantikan, salah satunya operasi plastik.
Tidak tanggung-tanggung, para wanita ini, tak terkecuali wanita Indonesia, bahkan rela terbang ke Korea Selatan yang kini dikenal sebagai pusat bedah plastik terbaik demi mendapatkan hasil memuaskan. Pernahkah Anda berpikir, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan kecantikan 'instan' ini?
Minki Kang, pemilik agen wisata kecantikan PlastiKorea di Indonesia yang bekerja sama dengan Grand Plastic Surgery Clinic di Seoul menjelaskan, biaya menjalani operasi plastik di Korea bergantung kepada tindakan apa yang akan dilakukan. "Biayanya variatif ya. Tapi yang paling murah sekitar 2,6 juta Won atau Rp 30 jutaan untuk operasi membuat lipatan mata," ujarnya saat bertemu dengan Wolipop di bilangan Senopati, Jakarta Selatan.
Pria yang menjalani usahanya sejak Februari 2014 ini kemudian memaparkan mengenai kisaran biaya lain yang harus dikeluarkan, misalnya saja operasi facelift (penarikan kulit di bagian wajah dan leher). Operasi ini menelan biaya sekitar Rp 60 juta untuk mini facelift yang biasanya banyak dilakukan oleh wanita berusia 35 tahun ke atas, dan Rp 90 juta untuk facelift keseluruhan yang dikhususkan bagi wanita paruh baya.
Minki yang juga tergabung kedalam organisasi Overseas Korean Trade Association (OKTA) mengatakan biaya paling mahal adalah operasi augmentasi payudara (penyisipan implan di bagian bawah payudara). "Kalau payudara paling mahal ya, sekitar Rp 120 juta sampai Rp 140 juta tergantung kualitas implannya. Karena kita pakai implan paling canggih, namanya cohessive gel," jelas pria asli Korea ini yang sudah tinggal di Indonesia selama 20 tahun itu.
Cohessive gel yang dimaksud adalah implan dengan bentuk alami dan dapat berubah sesuai gerakan. Maka dari itu tidak heran jika harganya mahal karena hasilnya tetap permanen dan berbeda dari silikon yang harus diganti setiap 10 tahun sekali.
Semua biaya-biaya yang disebutkan Minki tersebut sudah termasuk biaya pemulihan dan obat-obatan pasca operasi. Namun biaya tersebut belum termasuk harga tiket dan akomodasi selama di Korea. "Kalau perginya low season (bukan musim liburan), biayanya sekitar Rp 19 juta sudah termasuk visa, hotel, tiket pesawat, tour guide, makan, dan penerjemah," katanya.
Biaya operasi plastik di Korea ini juga diungkapkan agen wisata kecantikan Korea di Indonesia, The Line Clinic. Sovia Tjua, perwakilan The Line Clinic untuk Indonesia wilayah Jakarta dan Jawa Tengah mengungkapkan, biaya operasi plastik di Korea yang paling murah berkisar mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 200 jutaan. Untuk pembentukan lipatan mata misalnya, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 15 juta. Sedangkan untuk operasi pemasangan implan di hidung dimulai dari Rp 40 juta hingga Rp 60 juta dari mulai membentuk tulang hidung, mengasah tulang hidung, meninggikan ujung hidung hingga mengecilkan cuping hidung sehingga bentuk hidung menjadi lebih indah dan natural.
"Kalau untuk operasi mata harganya juga beda-beda, dilihat dari prosedur yang diambil. Kalau dia operasi kelopak mata saja Rp 15 juta, kalau rekonstruksi ulang, misalnya pernah operasi tapi gagal, itu paling mahal sekitar Rp 37 juta karena operasinya ulang dari awal lagi," jelasnya ketika ditemui Wolipop di Grand Indonesia,.
Sedangkan untuk operasi payudara, biaya yang harus dikeluarkan menurut pihak The Line Clinic, sekitar Rp 110 juta untuk pemasangan implan. Teknik yang dilakukan pun sangat canggih, implan yang dimasukkan bukan dari payudara, melainkan dari ketiak sehingga tidak meninggalkan bekas luka.
Wanita 50 tahun yang juga melakukan operasi penarikan kulit di area mata ini juga mengatakan, operasi paling mahal adalah total facelift yang menelan biaya sekitar US$18.000 atau setara dengan Rp 200 juta. Namun operasi ini hanya dianjurkan bagi wanita berusia di atas 50 tahun.
Suka Duka Jadi Agen Tur Operasi Plastik di Korea
Jakarta - Sudah bukan rahasia lagi jika Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara yang penduduknya banyak melakukan operasi plastik. Bahkan mereka secara gamblang mengaku telah melakukan berbagai perubahan pada wajah dan tubuhnya. Ditambah lagi para aktris dan aktor dalam serial drama seringkali terlihat tampil menawan dan membuat orang-orang yang melihatnya berdecak kagum.
Inilah yang melatarbelakangi maraknya pasien operasi plastik di Korea yang datang dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meski terkendala bahasa dan lingkungan yang berbeda, pasien Indonesia tetap pergi ke Korea dengan menggunakan jasa agen wisata kecantikan yang keberadaannya saat ini belum cukup banyak. Tentunya hal ini mendatangkan keuntungan tersendiri bagi mereka yang menjalani profesi sebagai fasilitator.
Perwakilan The Line Clinic untuk Indonesia wilayah Jakarta dan Jawa Tengah, Sovia Tjau memaparkan bahwa bisnis yang dijalankannya ini menguntungkan dari sisi finansial. Tidak hanya itu saja, ada pula keuntungan lain yang didapat ketika dirinya didaulat menjadi pendamping pasien saat menjalani operasi plastik.
"Saya bisa sekalian belajar juga ya, jadi tahu seperti apa seluk-beluk proses operasi plastik di Korea. Saya jadi bisa bantu calon pasien untuk menyarankan operasi apa yang bisa dilakukan," ujar wanita yang hobi travelling ini ketika berbincang dengan Wolipop di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Senada dengan Sovia, Minki Kang, pemilik agen wisata kecantikan PlastiKorea mengemukakan banyak hal yang bisa dirasakan dengan menjalankan bisnis tur operasi plastik ini. Salah satunya adalah kompetitor yang tidak terlalu banyak meski target pasarnya besar.
Selain itu pria 25 tahun yang sudah dua dekade lebih tinggal di Indonesia ini dapat kembali ke kampung halamannya, Korea hampir setiap bulan. "Serunya sih bisa pulang kampung ya. Setiap ke sana aku tinggal di rumah kakak, ketemu sama keluarga lagi," paparnya ketika ditemui Wolipop di bilangan Senopati, Jakarta Selatan.
Namun menekuni bisnis ini juga tak lepas dari hambatan dan kendala. Pria yang tergabung dalam organisasi Overseas Korean Trade Association (OKTA) ini mengaku, sebagian besar klien yang menggunakan jasanya adalah para wanita sehingga dirinya harus lebih siap menghadapi berbagai permintaan yang terkadang sulit terpenuhi. "Klienku paling banyak ibu-ibu ya, dan terkadang mereka banyak maunya. Jadi ya harus lebih sabar saja menghadapinya," imbuhnya lagi.
Sedangkan Sovia yang sudah bergabung dengan The Line Clinic sejak 2013 menceritakan baru-baru ini ada salah satu klien yang menjalani operasi kantung mata dan face lift di Korea, namun melepas benang jahitannya di Bali. Secara tidak sengaja mata si pasien tertekan karena posisi wajah yang menelungkup, sehingga mengakibatkan mata bawahnya bengkak. Meski kesalahan bukan dari pihaknya, sebagai reprsentatif Sovia selalu bersedia membantu apabila dibutuhkan untuk operasi ulang di Korea.
Kendala lain yang seringkali dialami wanita yang juga melakukan operasi plastik di bagian mata ini adalah dari beberapa pasien yang sulit memahami penjelasan darinya. "Banyak pasien yang dikit-dikit senewen, terus bolak-balik telepon kita. Padahal sudah dijelaskan hal yang sama puluhan kali tapi tetap sangat susah mengerti juga, kita harus extra sabar," jelasnya menutup perbincangan.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment