Jenis Kopi Baru Bisa Dikembangkan Karena Penemuan Susunan Genetik Kopi
Jakarta - Susunan genetik atau genom kopi sudah mulai terangkai. Penelitian tersebut baru saja ditemukan. Hal ini bisa memberikan wawasan baru mengenai rasa dan aroma yang bisa tercipta pada salah satu minuman favorit ini.
Temuan ini dipublikasikan pada jurnal ilmiah di Amerika Serikat. Hal ini tentu bisa membantu perkembangan tumbuhan kopi bahkan membantu mengembangkan varietas baru. Juga meningkatkan daya tahan kopi terhadap pengaruh dari lingkungan seperti perubahan iklim dan pestisida.
“Dengan mengetahui susunan genetika kopi dapat membantu kita memahami hal yang menarik lainnya tentang kopi selain menikmatinya di pagi hari.” Ujar Victor Albert, profesor ilmu biologi dari University at Buffalo.
Timnya menyusun genetika kopi dari spesies coffea canephora. Jenis kopi ini salah satunya kopi robusta. Robusta menguasai 30 persen produksi kopi di dunia.
Coffea Canephora adalah salah satu spesies kopi komersial. Jenis yang paling terkenal adalah kopi arabika, yang menjadi kopi nomor satu karena rendahnya kadar kafein dan rasa asam pada kopi ini.
Dibandingkan dengan beberapa spesies tanaman seperti anggur dan tomat, gen kopi dengan familia-nya lebih saling berkaitan dengan produksi senyawa alkaloid dan flavanoid. Senyawa tersebut yang membuat kualitas kopi berbeda mulai dari aroma hingga rasa pahit dari biji kopi.
Kopi juga memiliki kandungan zat yang lebih banyak lagi seperti enzim N-methyltransferases yang berperan dalam pembentukan kafein. Peneliti menemukan jika enzim yang terdapat pada kafein dalam kopi saling terkait dengan genus tanaman kopi lainnya dibandingkan pada teh dan cokelat.
Peneliti juga mengungkap jika produksi kafein terbentuk secara mandiri di dalam kopi. Jika sifat ini sudah merupakan turunan dari jenis kopi yang terdahulu, bisa diartikan jika tiap spesies memiliki enzim serupa.
Dani Zamir dari Hebrew University of Jerusalem menyoroti pentingnya memahami genom kopi untuk kemajuan pengembangbiakan kopi, khususnya untuk membedakan tanaman kopi secara menyeluruh.
Zamir mendesak peneliti untuk memberitahu data mengenai sifat kopi seperti aroma dan rasa untuk menjamin daya tahan spesies kopi. Hal ini tentu bisa mengurangi efek dari perubahan iklim yang tidak menentu dan timbulnya penyakit pada tumbuhan.
Imuwan dari berbagai organisasi ikut berkontribusi pada penelitian ini khususnya dari French Institute of Research for Development dan French National Sequencing Center bekerjasama dengan organisasi pemerintah dan swasta di Amerika Serikat, Prancis, Italia, Kanada, Jerman, RRC, Spanyol, Indonesia, Brazil, Australia, dan India.
Dengan lebih dari 2.25 miliar gelas kopi yang dikonsumsi di dunia, kopi menjadi produk agrikultural utama di berbagai negara tropis.
Menurut estimasi dari International Coffee Organization, lebih dari 8.7 juta ton kopi diproduksi pada tahun 2013, pendapatan yang dihasilkan dari ekspor kopi dari tahun 2009-2010 sebesar US$15.4 milyar. Dari sektor karyawan, sekitar 26 juta orang di lebih dari 50 negara bekerja di bidang yang berkaitan dengan kopi sepanjang tahun 2010.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment