Tak Hanya di Kemukus, Ritual Seks Juga Ada di Makam Roro Mendut Yogyakarta
Yogyakarta - Belum reda keprihatinan banyak pihak terhadap ritual seks di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah, rupanya fenomena yang sama juga ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tepatnya di sebuah makam tua di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, sebelah timur Kota Yogyakarta.
Salah seorang warga asli setempat yang bernama Eko mengatakan, seks memang menjadi salah satu ritual yang diyakini beberapa peziarah yang datang ke sana.
"Tapi mboten kaliyan garwane nggih (Tapi bukan dengan istri atau suaminya, ya)," kata Eko.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada saja yang datang ke makam itu dan percaya akan mendapat berkah karenanya. Ada yang datang berpasangan, dan kadang berombongan.
"Pernah datang ke sini rombongan 50 orang, pakai mobil banyak sekali. Ada yang dari Solo, Sumatera, Surabaya," kata Eko.
Terdapat dua buah makam yang dipercaya warga sekitar merupakan makam Roro Mendut dan Pronocitro. Dua makam ini terletak di tengah hutan kecil yang berada di tengah desa, tepatnya di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman, DIY. Hutan ini dahulu kala dikenal dengan nama hutan Cepor.
Eko, mengatakan bahwa kawasan hutan itu merupakan tanah khas desa. Kedua makam itu berada di pinggir sisi selatan hutan.
Ketika mendatangi makam itu bersama detikcom, Eko harus membabat belukar yang menutupi jalan tanah setapak.
Ratusan nyamuk menyerbu, apalagi di musim hujan seperti saat ini. Saat tiba di cungkup, terdapat bunga tabur yang masih segar ada di dalamnya.
Banyak pepohonan rindang berukuran sedang yang mengelilingi makam yang terlindungi sebuah bangunan rumah kecil atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan cungkup. Cungkup makam tersebut tampak tak terurus, beberapa bagian dindingnya menghijau karena lumut.
Di beberapa sudutnya tampak retak. Dan terdapat bekas teras yang kini hancur. "Depannya ini tadinya ada terasnya, tapi hancur karena gempa. Sudah tidak ada lagi yang ngurus," kata Eko.
Di Kemukus pada pekan lalu sudah tak nampak aktivitas ritual seks. Warung reman-remang di kawasan itu sudah ditertibkan Pemkab Sragen.
Jadi Tempat Ritual Seks, Teras Makam Roro Mendut Dihancurkan Warga Yogya
Yogyakarta - Ritual seks yang dilakukan peziarah di Makam Roro Mendut, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditentang oleh warga setempat. Bahkan agar tak lagi jadi tempat mesum, warga sengaja menghancurkan teras dan tembok yang mengelilingi cungkup makam.
Cungkup adalah bangunan rumah kecil yang menaungi makam. Saat detikcom mendatangi lokasi di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman, DIY, Sabtu (6/12) sore, tampak jelas bekas teras yang hancur. Sisa-sisa lantainya tertutup dedaunan dan tanah yang basah.
"Dihancurkan sama anak-anak sini, belum ada setahun kok. Takut, kan haram," ujar salah seorang warga asli setempat, Uci kepada detikcom.
Sedangkan menurut warga lainnya, Hardo, yang sudah 10 tahun tinggal di desa itu bercerita, ada seorang peziarah asal Solo yang ingin membangun kembali kawasan makam itu.
"Tapi sama warga sini nggak boleh, biar saja. Soalnya kalau bagus, nanti didatangi lagi," kata Hardo.
Hardo mengatakan, seluruh peziarah yang datang ke makam itu adalah warga dari luar daerah. "Kalau warga sini sama sekali nggak ada yang ke situ," imbuhnya.
Cungkup makam memang tampak tak terawat. Sudut-sudut dindingnya retak. Dan beberapa sisinya menghijau karena lumut.
Terdapat dua makam di dalam cungkup tersebut. Selain makam Roro Mendut, ada makam Pronocitro. Namun, dua nisannya ditumpuk sehingga tingginya mencapai sekitar 1 meter.
Di atas nisan, terdapat kelambu dari kain kafan putih. Meski di bagian luarnya cungkup telah hancur dan bagaikan lama tak tersentuh, namun sore itu di dalam cungkup tampak sisa-sisa ritual berupa bunga tabur yang masih segar ditaruh di atas selembar daun pisang
Seorang warga yang tinggal sejauh 50 meter dari makam, Eko mengaku masih ada saja yang datang ke makam itu. Salah satu ritual yang dipercaya menjadi syarat agar dikabulkannya permohonan adalah ritual seks.
"Iya ada (ritual seks). Tapi mboten kaliyan garwane nggih (Tapi bukan dengan istri atau suaminya, ya)," kata Eko.
Tak jelas asal usul makam itu dan bagaimana bisa disebut sebagai makam Roro Mendut dan Pronocitro. Para penduduk sekitar juga tak tahu.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment