Kata Seksolog Soal Pasangan yang Langsung Nikah Walau Baru Sekali Bertemu
Jakarta - Sejumlah pakar percintaan dan hubungan terlibat dalam sebuah acara perjodohan yang tak biasa. Para pakar tersebut menjodohkan orang-orang yang sebelumnya tak saling mengenal, kemudian mempertemukan mereka untuk pertamakalinya di pelaminan. Inilah cerita salah satu pakar yang terlibat dalam perjodohan tersebut.
Adalah seksolog Dr. Logan Levkoff yang ikut menjodohkan tiga pasangan dalam tayangan reality show terbaru Married at First Sight'. Levkoff didampingi pakar lainnya yaitu Dr. Joseph Cilona, psikolog klinis berlisensi dan Dr. Pepper Schwartz, profesor sosiologi di Universitas Washington. Ketiganya menyeleksi calon peserta reality show tersebut sebelum akhirnya dipilih untuk membintangi tayangan yang bisa disaksikan di saluran televisi berbayar Lifetime. Menganalisa dari berbagai hal, para ahli ini menjodohkan para peserta dengan melihat kecocokkan dari sisi kepribadian, latar belakang, nilai dan kepercayaan yang dianut dan tujuan hidup.
Kini ada tiga peserta yang terpilih yaitu Cortney dan Jason, Jamie dan Dough dan Monet dan Vaughn. Ketiganyalah yang dijodohkan dan 'nekat' menikah meskipun baru pertamakali bertemu dengan pasangan masing-masing.
Dr. Logan Levkoff mengakui saat pertamakali ditawari menjadi pakar di reality show produksi Channel 4 itu, dia menolak. Dalam tulisannya di Huffington Post, Dr. Logan mengatakan dia sebelumnya selalu menolak setiap diminta berpartisipasi dalam reality show. Hanya saja saat ditawari pihak Married at First Sight dia sempat mendengarkan dulu penjelasan dari mereka. Dari penjelasan itu keteguhannya mulai goyah.
"Aku pun jadi berpikir, bagaimana jika para pakar dengan keahliannya masing-masing ini bisa membantu menciptakan sebuah hubungan yang benar. Tapi sebelum aku melangkah lebih jauh, aku bertanya apakah ada yang dieliminasi? Atau apakah ini berhadiah uang? Dan mereka menjawab semuanya tidak ada. Ini bukan show seperti itu," tulis seksolog yang kerap muncul menjadi pembicara The Today Show dan The Rachael Ray itu.
Dr. Logan mengatakan perannya dalam reality show ini cukup banyak, bukan hanya seperti yang ditampilkan beberapa menit di televisi. Sebelum reality show dimulai, dia mewawancarai semua calon peserta yang potensial untuk dijodohkan, bukan hanya enam orang yang kini terpilih. Proses wawancara itu dilakukan dengan serius bersama ketiga ahli lainnya dan tanpa adanya intervensi dari pihak pembuat acara.
Saat wawancara, Dr. Logan menanyakan banyak hal seputar seksualitas pada para calon peserta. "Ada satu yang tidak ditayangkan adalah aku meminta pendapat mereka tentang aborsi, pernikahan sesama jenis, kondom dan kontrasepsi. Karena kita tahu dalam kehidupan nyata, kita semua memiliki beberapa hal yang harus dikompromikan dan beberapa pandangan politik yang menjadi penting untuk dikompromikan dalam sebuah hubungan," ujarnya seperti dikutip IB Times.
Menurut Dr. Logan, ketika melihat langsung bagaimana pria dan wanita yang sebelumnya tidak saling mengenal kemudian menikah saat pertamakali bertemu, penonton bisa bersama-sama belajar bagaimana pasangan itu mengenali diri mereka sendiri. Ketiga pasangan tersebut juga akan berusaha memahami soal hubungan mereka, termasuk tantangan dan kesempatan apa yang harus dijalani.
"Melihat orang-orang mempelajari atau memahami apa yang diperlukan untuk menjadi pasangan yang baik dan siapa sebenarnya mereka dalam sebuah hubungan, menjadi pengalaman yang luar biasa," ucapnya.
0 komentar :
Post a Comment