Obat Anestesi Bermasalah
Soal Label Tertukar, Buvanest dan Asam Tranexamat Susah Dibedakan
Jakarta, Obat anestesi Buvanest Spinal dan pengental darah Asam Tranexamat punya warna dan kemasan yang sama. Ketika isinya tertukar atau terjadi salah pelabelan, maka keduanya susah dibedakan oleh dokter anestesi.
"Volumenya memang beda. Tapi nggak selalu bisa dibedakan, karena yang penting buat dokter kan dosis masuk. Misalnya harus 3 cc, ya kita ambil 3 cc," kata Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof Akmal Taher, SpU.
Obat anestesi Buvanest Spinal mempunyai kemiripan warna dan kemasan dengan obat injeksi Asam Tranexamat Generik. Jika terjadi salah pelabelan atau salah pengisian, maka kemungkinan yang bisa membedakan hanya volumenya.
"Buvanest Spinal volumenya 4 ml sedangkan Asam Tranexamat 5 ml," kata Secretary Director PT Kalbe Farma, Vidjongtius saat dikonfirmasi detikHealth sebelumnya.
Dugaan tertukarnya isi maupun label pada kedua produk obat buatan Kalbe Farma tersebut menewaskan dua pasien RS Siloam Karawaci, Tangerang. Salah satunya adalah pasien bedah saesar, dan satunya lagi pasien kasus urologi.
Prof Akmal Taher menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan SOP (Standard Operation Procedure) yang dilanggar oleh rumah sakit. Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan adanya dugaan mixed-up atau tertukarnya isi obat yang berdampak fatal pada pasien.
Kedua obat yang diproduksi dalam satu line pada batch tertanggal 3 November 2014 tersebut, menurut BPOM telah ditarik dari peredaran. Penarikan dilakukan secara sukarela oleh Kalbe Farma, dengan dikawal oleh BPOM hingga proses investigasinya.
Dugaan Isi Obat Tertukar, Kemenkes: Tak Ada Laporan Korban di Tempat Lain
Jakarta, Dua pasien meninggal di RS Siloam Karawaci, Tangerang terkait dugaan obat anestesi yang tertukar dengan pengental darah. Kementerian Kesehatan memastikan tidak ada laporan korban di tempat lain.
"Kalau ada laporan, tentu kami bisa tahu. Tapi tidak, hanya dua kasus ini yang dilaporkan," kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam jumpa pers di kantornya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa mengatakan obat anestesi Buvanest Spinal produksi Kalbe Farma yang diduga tertukar isinya berasal dari batch tanggal 3 November 2015. Dua batch obat pengental darah Asam Tranexamat Generik juga diproduksi pada tanggal tersebut.
Sejak dilaporkannya dua kasus pasien meninggal di RS Siloam Karawaci, BPOM memerintahkan penarikan kedua jenis obat. Sebelumnya, sejak 12 Februari 2015 Kalbe Farma telah melakukan penarikan secara sukarela.
Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan Prof Akmal Taher, SpU memastikan tidak ada korban dugaan obat tercampur di tempat lain. Kemungkinan ada korban lain dalam rentang waktu sejak batch yang bermasalah diproduksi memang ada, tetapi faktanya tidak ada laporan.
"Kalau ada pasien sehat tiba-tiba meninggal, dokter pasti akan lapor biar tidak disalahkan. 'Oh itu salah obatnya lho' begitu," kata Prof Akmal.
Waspada Obat Tertukar Bikin Nyawa Melayang
investigasi
,
kesehatan
,
modus operandi
,
reportase
,
telisik
,
telusur
,
warning
Edit
0 komentar :
Post a Comment