Prostitusi Portugal, Jalan Terus di Tengah Inkonsistensi Legalitas
Ilustrasi - Prostitusi di Portugal jalan terus di tengah inkonsistensi legalitas hukum
LEGALITAS prostitusi di Portugal kerap berubah-ubah. Meski secara umum prostitusi di negeri semenanjung Iberia itu legal, beberapa kali aturan berubah dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
Pada 1949, di tengah kekhawatiran penyakit menular seksual (PMS), pemerintah menerbitkan aturan yang melarang pendaftaran pekerja seks baru dan pembukaan rumah-rumah bordil baru. Rumah-rumah bordil yang lebih dulu eksis tetap dapat ditutup jika terbukti mengancam kesehatan publik.
Sebuah penelitian kala itu memaparkan data sebanyak 5.276 orang ambil bagian dalam bisnis esek-esek ini. Sebanyak 485 rumah bordil diketahui tersebar di beberapa wilayah seperti Lisbon, Porto, Coimbra, dan Evora. Hukum yang diberlakukan kala itu dianggap untuk membasmi prostitusi alih-alih pencegahan PMS.
Pada 1963, prostitusi sepenuhnya dinyatakan ilegal. Saat itu seluruh rumah bordil dan tempat-tempat lain yang menjajakan seks ditutup. Tindakan ini menjadi semacam penghapusan regulasi era sebelumnya meskipun pengecekan kesehatan rutin dilakukan terhadap para pekerja seks.
Namun, regulasi tersebut hampir tidak memiliki pengaruh apapun untuk menghapuskan prostitusi.
Pada 1 Januari 1983 regulasi tersebut dicabut sebagian oleh pemerintah. Seks kembali menjadi legal. Akan tetapi eksploitasi terhadap seks dan fasilitasnya masih ilegal. Terkadang masih juga muncul tuntutan di pengadilan atas nama norma-norma kesusilaan dan moral. Namun, tuntutan tersebut jarang terjadi meski aturan yang diberlakukan di setiap daerah berbeda-beda tergantung otoritas setempat.
Amandemen terhadap regulasi tersebut tiga kali terjadi pada 1995, 1998, dan 2001. Amandemen terakhir dilakukan murni untuk mencegah prostitusi di bawah umur dan perdagangan manusia. Pemerintah Portugal sendiri menyatakan prostitusi bukanlah sebuah kejahatan, namun mereka yang mengambil keuntungan dan mengeksploitasi para pekerja seks dapat dijerat hukum pidana.
Pada 2005, sebuah review dari Parlemen Eropa mengategorikan Portugal sebagai ‘abolisionis’. Maksudnya, tidak ada aturan yang jelas terhadap aktivitas prostitusi baik secara indoor atau outdoor. Pembatasan hanya timbul dari kebiasaan bukan dari undang-undang tenaga kerja dan hanya ditegakkan oleh pihak kepolisian. Ada beberapa area di mana para pekerja seks outdoor tidak diperkenankan melakukan aktivitasnya begitu juga dengan pekerja seks indoor.
Lalu bagaimanakah praktek prostitusi di Portugal?
Prostitusi berlangsung dengan berbagai macam cara. Bagi para pekerja seks lapangan, sudut-sudut jalan adalah tempat terbaik menjajakan jasa mereka. Sedikit naik kelas, prostitusi juga dapat ditemui di beberapa panti pijat plus-plus, bar, dan pub. Ada juga beberapa rumah bordil tidak resmi yang disamarkan sebagai diskotek, hotel, serta restoran .
Ada juga prostitusi yang dijalankan di bawah kedok escort atau bisnis pendampingan. Biasanya klien adalah kalangan atas yang ingin ditemani pergi ke acara-acara sosial dan diberikan layanan khusus usai menghadiri acara tersebut.
Bagi pelacur kelas atas, mereka menjajakan tubuhnya lewat situs-situs yang dapat dengan mudah ditemui di kota-kota besar serta resor wisata. Tidak hanya kelas atas, pelacur kelas teri juga tersedia di situs-situs tersebut serta menyebar nomor agen-agen mereka di surat-surat kabar dan majalah.
Red Light District terkenal Portugal adalah di Taman Eduardo VII di Ibu Kota Lisbon. Segala jenis prostitusi termasuk transgender dan penyuka sesama jenis tersedia di sana. Selain itu, pelacur jalanan juga dapat ditemui di Taman Monsanto pada malam hari.
Penjaja seks di Portugal mayoritas berasal dari luar negeri. Mayoritas datang dari koloni mereka, Brasil dan Makau. Selain itu, para pekerja seks asing juga datang dari Eropa Timur, Afrika, Asia. Sedangkan para pekerja seks lokal banyak yang melakukan ekspansi usaha mereka ke Makau yang terkenal dengan pariwisatanya.
Rahasia Terlarang Pariwisata Seks Rumah Bordil
lokalisasi
,
panti pijat
,
pelacuran
,
prostitusi
,
seks
,
sex
,
tips
,
travel
,
underground
Edit
0 komentar :
Post a Comment