Hotel Untuk Bercinta Booming di Jepang
Tokyo - Salah satu yang khas dari hotel Jepang di mata wisatawan adalah adanya hotel untuk bercinta. Tema kamar hotel sungguh membangkitkan fantasi seksual pengunjungnya. Tapi ini bukan rumah bordir lho!
Hotel khusus bercinta adalah hal yang sering membuat wisatawan yang baru pertama kali ke Jepang jadi kebingungan. Maklum saja, bagi wisatawan hotel adalah akomodasi penting untuk bermalam saat traveling ke satu tempat. Ketika mencari hotel untuk tidur, bertemunya malah dengan hotel untuk bercinta.
Love Hotel, begitulah orang Jepang menyebutnya. Tingkat okupansinya tinggi walaupun kondisi ekonomi Jepang sedang tidak bagus. Kamar yang ada disewa per jam, bukan per hari untuk para pasangan bercinta di sini.
"Sekarang ini banyak pasangan punya affair. Kalau malam hari banyak pasangan muda," kata Masakatsu Tsunoda pelaku bisnis love hotel selama 15 tahun di Tokyo, dilansir The Sydney Morning Herald.
Satu kamar love hotel bisa disewa 4 kali, pagi, siang, petang dan malam. Kamar yang paling murah punya kamar mandi di dalam dengan harga 7.000 Yen (Rp 800 ribu) malam hari, atau 2.000 Yen (Rp 231 ribu) siang hari. Kamar paling mahal punya seprei mewah, flat TV dengan aneka film porno, game console, cermin di langit-langit untuk berkaca sambil bercinta dan bath tub besar untuk dua orang dan penuh busa.
Tema-tema kamar sungguh bermacam-macam. Ada yang liar dengan cambuk dan kulit, atau fantasi lain seperti tema Star Wars atau kastil-kastil Eropa. Seorang pengunjung mengatakan love hotel dipergunakan oleh mereka yang belum menikah dan juga yang sudah menikah untuk mempererat hubungan cinta mereka.
Selidik punya selidik, love hotel punya akar panjang dalam budaya dan sikap masyarakat Jepang. Yang utama adalah soal privasi dan kerahasiaan, dimana pasangan yang mau menyewa love hotel tidak menjumpai karyawan hotel sama sekali. Mereka memilih kamar dari layar display dan ambil kunci kamar di mesin khusus.
Love hotel adalah budaya yang berakar dari abad ke-19 yang disebut Ryokan. Ryokan adalah penginapan tradisional Jepang di zaman feodal yang disewakan beberapa jam saja. Tradisi berlanjut di era Perang Dunia II dan menjadi hotel modern pada 1950-an dan 1960-an.
"Love hotel itu menjadi kebutuhan masyarakat. Mereka tinggal di apartemen sempit dan semua keluarga tidur di kamar yang sama. Tidak ada privasi," kata Ikkyon Kim, seorang akademisi Jepang.
Ketika kondisi ekonomi membaik tahun 1970-an, love hotel mulai diisi dengan barang-barang yang membuat tamu merasa seperti di rumah. Kemudian, mulailah pemilik hotel bereksperimen dengan kamar hotel sesuai dengan fantasi seksual pengunjungnya.
Uniknya, iklan love hotel tidak boleh menyebutkan soal seks sesuai aturan di Jepang. Jadi iklannya seputar kamar-kamar bergaya Eropa dan sejenisnya, tapi orang tahu kalau tema seperti itu adalah love hotel. Diperkirakan ada 30.000 love hotel di Jepang dan memutar uang 4 triliun Yen (Rp 462,5 triliun). Wow!
Kembali ke Tsunoda, pemilik love hotel The Rock, kata dia di era internet pengunjung lebih mudah membandingkan tema satu hotel dengan hotel lain. Dengan persaingan keras, pemilik love hotel harus kreatif. Tsunoda pun memilih tema yang nyeleneh: rumah hantu!
"Makin susah untuk membedakan kita satu sama lain. Susah juga untuk mencari peralatan dan fasilitas bercinta yang orang belum punya di rumah," pungkas Tsunoda.
Jadi, kalau Anda traveling ke Jepang, lebih teliti lagi ya kalau memilih hotel. Biar, tidak salah masuk...
Fenomena Hotel Khusus Ngeseks
internasional
,
seks
,
sex
,
travel
Edit
0 komentar :
Post a Comment