Rahasia Misteri Bangsa Jin

Mengenal Lebih Dekat Sosok Bangsa Jin

Bangsa Jin Daratan:

Dibandingkan jin air dan jin udara, bangsa jin daratan adalah yang paling banyak variasi wujudnya dan paling bervariasi tingkat kesaktiannya. Secara umum variasi wujudnya terbagi dalam 3 jenis, yaitu berwujud seperti manusia, berwujud seperti binatang darat, dan sebagian kecil lainnya berwujud seperti burung dan hewan terbang, masing-masing dengan rupa dan ukuran yang bermacam-macam. Diluar ketiga jenis wujud itu ada juga yang wujudnya aneh, tidak seperti bentuk wujud mahluk hidup pada umumnya, seperti berbentuk segumpal asap, berbentuk tali tambang, berbentuk kain selendang, dsb.

Dari sifat energinya, sebagian bangsa jin tergolong sebagai mahluk halus berenergi positif, sebagian lainnya berenergi negatif, dan penggolongan berdasarkan watak dan kepribadiannya, yaitu golongan hitam atau golongan putih, dan yang sulit dibaca jalan pikirannya, berlaku untuk mereka (baca : Penggolongan Mahluk Halus). Selain yang bergolongan putih, jin daratan juga banyak yang dari golongan hitam, sehingga manusia harus berhati-hati bila "berteman" atau berhubungan dengan mereka.

Walaupun secara rata-rata kesaktian jin daratan sangat bervariasi, ada yang rendah sekali, ada yang tinggi sekali, tetapi secara per individu, dibandingkan jenis bangsa jin lainnya, jin daratan adalah yang paling tinggi kekuatannya, ada yang bisa sampai ribuan atau bahkan puluhan ribu kali lipat kesaktiannya Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Tetapi jin-jin sakti tersebut tidak banyak diketahui oleh manusia, karena biasanya semakin tinggi kesaktiannya, dimensi gaibnya juga semakin tinggi, semakin sulit dilihat. Dan walaupun tubuh gaib mereka memancarkan energi yang besar dan tajam, tetapi energinya juga halus, lebih sulit dirasakan / dideteksi keberadaannya. Yang sering dilihat dan diketahui oleh manusia umum biasanya hanyalah jin-jin yang berdimensi dan berkesaktian rendah saja.

Jin daratan ada yang hidup sendiri, ada juga yang hidup berkomunitas dan sebagiannya membentuk kerajaan jin daratan. Di pulau Jawa ada banyak sekali kerajaan jin daratan. Lokasi kerajaannya bisa di mana saja. Bisa di kota, di desa, di rumah, di sumur atau di pekarangan rumah orang, di hutan atau pun di gunung. Kesaktian mereka bervariasi, ada yang biasa saja, ada juga yang berkesaktian tinggi. Di pulau-pulau lain juga ada kerajaan jin daratan, tetapi tidak banyak seperti di pulau Jawa.

Di dalam berkomunitas, ada bangsa jin yang berkomunitas sebatas perkumpulan pertemanan / kekeluargaan, tetapi ada juga yang berbentuk komunitas yang mempunyai sosok pemimpin sebagai penguasa. Selain itu ada juga komunitas khusus yang berbentuk kerajaan jin, yang sosok pemimpinnya diakui sebagai raja.

Dalam kesempatan ini Penulis ingin meluruskan suatu pandangan yang beredar di masyarakat, yaitu tentang suatu pandangan yang menganggap bahwa raja jin pasti sakti, dan kalau seseorang bisa berhubungan, atau mempunyai khodam raja jin, dianggap ilmu dan khodamnya itu pasti hebat dan sakti. Sebenarnya tidaklah selalu benar demikian.

Ada banyak komunitas bangsa jin yang mempunyai sosok pemimpin, mempunyai anggota / bawahan, dan mempunyai bangunan gaib, oleh manusia sering disebut sebagai kerajaan gaib. Tetapi sesungguhnya tidak semua komunitas seperti itu sungguh-sungguh adalah kerajaan jin. Mungkin hanya kelompok / gerombolan bangsa jin saja. Begitu juga di dunia manusia, tidak semua komunitas yang ada pemimpinnya, ada anggota / bawahan dan mempunyai bangunan besar disebut sebagai sebuah kerajaan. Mungkin sebenarnya hanyalah segerombolan penyamun saja yang mempunyai anggota dan mempunyai bangunan sebagai markas mereka.

Jadi dalam pandangan masyarakat sudah ada salah kaprah, menyamaratakan semua bentuk komunitas halus yang ada pemimpinnya, ada anggota / bawahan / prajurit, dan ada markasnya, disamaratakan artinya sebagai kerajaan jin, dan pemimpinnya disebut raja jin.

Kerajaan jin adalah suatu bentuk khusus komunitas gaib yang di dalamnya terkandung unsur peradaban, yaitu ada hierarki kepemimpinan seperti halnya di kerajaan manusia dan ada tata aturan yang mengikat semua mahluk halus yang menjadi anggotanya. Di dalam kerajaan jin ada sosok yang menjadi raja, prajurit, kepala prajurit (senopati / panglima) dan ada rakyatnya. Rakyat di dalam sebuah kerajaan jin tidak selalu semuanya adalah bangsa jin, ada juga mahluk halus lain selain jin, seperti sukma manusia, kuntilanak, peri, dhanyang, dsb.

Kerajaan bangsa jin dibentuk oleh tokoh-tokoh bangsa jin yang mempunyai intelektualitas seperti manusia. Mereka mengenal tata aturan dan tata krama seperti manusia. Tokoh-tokoh bangsa jin itu dan sosok jin yang menjadi rajanya tidak semuanya sakti, bahkan ada yang kesaktiannya lebih rendah daripada kuntilanak yang di alam gaib termasuk mahluk halus yang kekuatannya paling rendah. Walaupun kesaktian mereka rendah, setelah mereka bertemu dengan sosok-sosok jin lain yang juga berintelektualitas sama, mereka membentuk suatu komunitas yang lebih daripada sekedar perkumpulan biasa, yaitu membentuk kerajaan jin yang di dalamnya ada tata aturan dan hierarki kepemimpinan. Sesudahnya di kemudian hari ada datang sosok-sosok gaib lain untuk bergabung di komunitas itu dan menempatkan dirinya sebagai prajurit atau rakyat.

Jadi tidak semua raja jin adalah sosok yang sakti. Malah yang menjadi prajurit / senopati, dsb, ada yang lebih sakti daripada rajanya, tetapi mereka menempatkan diri mereka di bawah kepemimpinan raja mereka. Begitu juga terjadi di dunia manusia, yang menjadi raja belum tentu adalah manusia yang paling sakti. Mungkin ada prajurit, senopati, panglima, menteri, penasehat raja / spiritualis, dsb, yang sebenarnya lebih sakti daripada raja mereka, tetapi mereka menempatkan dirinya di bawah kepemimpinan raja mereka.

Selain komunitas bangsa jin yang sungguh-sungguh berbentuk kerajaan, yang di dalamnya ada tata aturan dan hierarki kepemimpinan, ada banyak bentuk komunitas / perkumpulan / gerombolan bangsa jin yang oleh manusia sering juga disebut sebagai kerajaan jin, dan pemimpinnya disebut raja jin, walaupun sebenarnya sosok gaib penguasanya bukanlah raja jin dan komunitasnya itu bukan kerajaan jin.

Kelebihan sebuah kerajaan jin dibandingkan komunitas lain bangsa jin yang tidak berbentuk kerajaan adalah, sosok raja jin, prajurit atau kepala prajurit, atau rakyatnya, sudah terbiasa hidup sebagai mahluk yang mengenal tata aturan, tidak liar, mau menempatkan dirinya di dalam tata aturan. Mereka tidak mengagung-agungkan kesaktiannya untuk berkuasa. Sedangkan komunitas gaib lain yang walaupun juga mempunyai pemimpin dan penguasa, tetapi bukan kerajaan jin, biasanya mengandalkan kesaktiannya untuk berkuasa dan untuk merekrut anggota. Jenis komunitas inilah yang biasanya liar dan membuat ulah, dan di dalamnya seringkali terjadi perebutan kekuasaan.

Di luar komunitas bangsa jin, baik yang berbentuk perkumpulan biasa ataupun yang berbentuk kerajaan, ada sosok-sosok bangsa jin yang hidup sendiri, tidak berkomunitas. Bahkan banyak di antara mereka adalah jin yang berkesaktian tinggi. Tetapi mereka hidup sendiri, tidak berkomunitas, dan tidak merekrut anggota.

Jadi tidak benar bila dikatakan raja jin pasti sakti, dan juga tidak benar kalau seseorang berhubungan, atau mempunyai khodam raja jin, dianggap ilmu dan khodamnya itu pasti hebat dan sakti. Lebih baik kalau kita mempunyai satu saja khodam jin, yang sakti dan mengenal budi pekerti dan berintelektualitas tinggi, daripada mempunyai banyak khodam gaib, walaupun itu adalah raja jin yang mempunyai banyak prajurit. Semakin banyak khodam kita, juga semakin banyak tuntutannya, dan kalau kita tidak bisa mengatur dan mengendalikan mereka semua, bisa saja kemudian mereka membuat ulah, apalagi kalau ada anggotanya yang liar. Satu khodam jin yang sakti, dia juga bisa seketika mendatangkan jin lain sebagai bawahannya, bahkan bisa menjadikan raja-raja jin di lingkungannya sebagai bawahannya, jika diperlukan. Baca juga tulisan berjudul Kesaktian Mahluk Halus.

Bangsa jin daratan bisa hidup dimana saja di daratan, bisa di pohon, di batu, di rumah atau pekarangan orang, di sumur, di sawah, di hutan, di bukit, di gunung, dsb. Bila tinggal di pohon, ada yang tinggal di bagian luar pohon, di dahan-dahan dan di antara daun-daun atau di bawah pohon, ada juga yang tinggal di dalam pohon (di dalam batang utama pohon). Ada yang hidup sendiri, ada juga yang berkomunitas. Komunitas bangsa jin daratan ada yang berupa komunitas biasa saja (sekelompok jin yang hidup bersama dan bersosialisasi), bisa juga berupa kerajaan jin.

Ada banyak komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam batang pohon besar. Biasanya mereka tidak berhubungan langsung dengan kehidupan manusia, tidak berinteraksi langsung dengan manusia karena mereka mempunyai kehidupan sendiri. Keberadaan mereka bisa ditandai, karena biasanya pohon tempat tinggal mereka mempunyai lubang coakan di bagian bawahnya dan lubang itu menyentuh tanah. Itu adalah pintu masuk ke dalam kediaman mereka. Karena pohonnya terus bertambah tinggi, lubang itu akan terus melebar memanjang ke atas, tetapi ujung bagian bawah lubangnya akan selalu menyentuh tanah. Keberadaan energi mereka membantu energi kehidupan pohon itu, sehingga pohon itu akan tetap hidup walaupun sudah berusia tua.

Komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon, selama keberadaan mereka tidak secara nyata mengganggu kehidupan kita, sebaiknya tidak perlu diusir. Mereka tidak berhubungan langsung dengan kehidupan kita, dan juga tidak apa-apa bila kita memotong ranting atau dahan pohon itu selama batang utamanya tidak dipotong / ditebang. Mereka juga tidak akan menyerang kita bila pohon itu roboh sendiri tertiup angin.

Bila kita ingin mengusir komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon mudah saja, tidak perlu bantuan orang pinter. Cukup dikerok saja tanah di bagian bawah lubang pintu masuk mereka (kira-kira dalamnya satu jengkal tangan atau lebih), sehingga lubang itu tidak lagi menyentuh tanah. Biasanya mereka akan pindah mencari pohon lain, karena tidak lagi merasa nyaman. Dan mereka juga tidak akan menyerang kita, karena kita tidak mengusik langsung kehidupan atau pohon mereka. Sebulan kemudian biasanya mereka sudah pindah dari pohon itu. Tetapi bila kita kemudian akan menebang pohon itu, perlu diperhatikan dahulu adanya kehidupan mahluk halus lain di bagian luar pohon itu.

Kehidupan bangsa jin yang tinggal di bagian luar pohon sangat dekat bersentuhan dengan kehidupan manusia dan kadangkala berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dengan manusia. Pengaruh energi keberadaan mereka juga berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia. Ada yang pengaruh energinya itu memberikan suasana teduh dan wingit, ada juga yang membawakan suasana panas dan angker.

Bila ada gangguan mahluk halus yang berasal dari sebuah pohon, biasanya berasal dari kehidupan mahluk halus di bagian luar pohon, karena kehidupan mereka sangat dekat / berdampingan dengan kehidupan manusia dan kadang juga berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan manusia. Biasanya mereka akan marah dan menyerang kita bila kita memotong ranting atau dahan pohon itu, apalagi bila batang utamanya dipotong / ditebang. Mereka juga bisa marah, jengkel dan menyerang siapa saja bila pohon itu roboh sendiri tertiup angin. Dan bila kita ingin mengusir mereka dan akan menebang pohon itu mungkin diperlukan adanya bantuan orang pinter atau bantuan kekuatan benda-benda bertuah.

Bila kita mempunyai sebuah pusaka keris atau tombak yang sudah diketahui sakti dan ampuh untuk mengusir mahluk halus, bisa kita manfaatkan untuk mengusir para mahluk halus di pohon tersebut (mungkin perlu ditanyakan dulu kesanggupannya mengusir semua mahluk halus itu, misalnya dengan cara menayuh seperti dalam tulisan : Ilmu Tayuh / Menayuh Keris). Kemudian kita mengsugestikan, atau berkata kepada keris itu bahwa kita meminta kesaktiannya untuk mengusir para mahluk halus itu. Lalu keris itu bagian sisi tajamnya kita pukulkan tiga kali ke batang pohon itu untuk mengusir mereka. Tetapi kemudian mungkin diperlukan bantuan orang yang bisa melihat gaib untuk memastikan bahwa para mahluk halus di pohon itu benar sudah pergi semua dan tidak akan mengganggu lagi.

Bangsa Jin Air:

Kebanyakan (secara rata-rata) jin air lebih rendah kekuatannya dibandingkan jin daratan, tetapi lebih 'galak' dan lebih 'ganas'. Mereka menyukai suasana yang sepi dan tidak menghendaki mahluk lain memasuki lingkungannya. Seringkali mahluk daratan (manusia dan mahluk halus lain) yang datang / masuk ke lingkungan kediaman mereka dianggap sebagai gangguan. Manusia sebagai 'mahluk daratan' harus lebih berhati-hati bila berada di lingkungan air.

Dari sisi perwatakannya, sebagian besar mereka termasuk mahluk halus bergolongan putih. Tetapi walaupun bergolongan putih, mereka termasuk sebagai golongan mahluk halus yang harus diwaspadai, karena perangai mereka lebih "galak" dan "ganas" dibandingkan mahluk daratan dan bisa setiap saat menyerang mahluk daratan yang masuk ke lingkungan kediaman mereka.

Ada juga dari mereka yang bergolongan hitam, tetapi jumlahnya tidak banyak. Yang bergolongan hitam kebanyakan menjadi penghuni tempat-tempat angker di pinggiran air yang sewaktu-waktu bisa membuat manusia tewas / celaka, atau menjadi penghuni tempat-tempat orang "ngalap berkah" yang sifatnya menyesatkan manusia dan sering membawa sukma manusia yang sudah meninggal ke tempat kediaman mereka untuk diperbudak (menjadi tumbal pesugihan).

Selain berbentuk seperti hewan air, kebanyakan dari mereka berwujud seperti manusia yang sebagiannya membentuk kerajaan jin air. Kerajaan jin air kebanyakan berada di dasar laut. Kerajaan jin air yang menjadi tempat orang ngalap berkah kebanyakan berada di tepi pantai, sedangkan tempat pesugihan yang berupa komunitas biasa (yang bukan berbentuk kerajaan) biasanya berada di tepian sungai / danau.

Di laut juga banyak tinggal gaib-gaib laut yang sakti, bahkan lebih sakti daripada mahluk gaib yang menjadi penguasa / raja wilayah, tetapi seringkali mereka tidak menjadi penguasa wilayah. Mereka hidup sendiri. Selama keberadaan mereka tidak diganggu, mereka tidak akan mengganggu mahluk yang lain.

Di laut utara Pekalongan ada kerajaan gaib yang dipimpin oleh Ibu Ratu Dewi Lanjar, adik Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Pusat kerajaannya + 10 km sebelah utara Pekalongan. Wilayah kekuasaannya hanya di sekitar Pekalongan - Tegal. Ibu Ratu Dewi Lanjar sendiri adalah sukma manusia, bukan bangsa jin, tetapi prajurit dan rakyatnya, selain dari jenis sukma manusia, banyak yang berasal dari bangsa jin.

Di Selat Sunda, antara Merak dan Bakauheni, ada seekor ular naga gaib berwarna hijau terang keemasan. Di bawah sinar bulan purnama, barangkali ada manusia yang 'beruntung' pernah melihatnya menampakkan diri berenang-renang di permukaan laut.
Di dekat daerah itu agak ke selatan sedikit, ada kerajaan jin air yang perwujudan para mahluk gaibnya, ratu, tentara dan rakyatnya, seperti manusia dan dipimpin oleh seorang ratu jin cantik. Tetapi mereka hanya berkomunitas saja, tidak menjadi penguasa wilayah.

Sepanjang laut dan pantai selatan pulau Jawa dikuasai oleh kerajaan gaib Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Posisi kerajaan gaibnya + 10 km sebelah selatan Pantai Parang Tritis, Yogyakarta.

Di sepanjang laut dan pantai selatan pulau Jawa juga banyak terdapat tempat-tempat orang "ngalap berkah" yang penunggunya seringkali membawa sukma manusia "pengikut" mereka sebagai tumbal mereka. Sekalipun wilayah itu ada di bawah kekuasaan Ibu Ratu Kidul, tetapi selama mereka tidak melakukan perbuatan yang menentangnya, mereka dibiarkan berkomunitas. Di pantai utara Jawa juga banyak tempat-tempat orang ngalap berkah, tetapi tidak sebanyak di pantai selatan Jawa.

Di laut selatan pulau Bali juga ada kerajaan jin laut yang rajanya bersosok seperti manusia laki-laki tinggi besar, berkepala botak, berkulit coklat gelap, dan lebih sakti daripada Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Raja ini memiliki hubungan pertemanan dengan Ibu Kanjeng Ratu Kidul.

Di Selat Bali, di laut antara pulau Jawa dan pulau Bali, ada garis gaib berwarna putih yang dibuat oleh Mpu Bharada, untuk memisahkan wilayah gaib pulau Jawa dan wilayah gaib pulau Bali.

Ada sepasang naga hitam gaib yang selalu bergerak berenang mengelilingi pulau Jawa. Berpatroli, menjaga keteraturan alam di sekitar pulau Jawa.

Di laut utara Jawa, ada sekelompok bangsa jin air golongan hitam yang sering jadi-jadian, misalnya memberi penampakan seperti kapal nelayan kosong tak berpenghuni (kapal hantu) atau segerombolan ikan banyak yang berenang-renang beriringan di permukaan air. Berhati-hatilah. Bila kita terpancing mendekatinya, kita dapat menjadi korbannya.

Selain yang tinggal di laut, bangsa jin air juga banyak yang tinggal di sungai, danau, atau empang. Misalnya, sungai Ciliwung ada dihuni sesosok mahluk gaib seekor naga tapa berwarna hijau terang keemasan. Panjang tubuhnya + 5 km. Bagian ekornya ada di sekitar Manggarai dan kepalanya mengarah ke laut. Naga ini memancarkan aura yang baik untuk kerejekian perdagangan.

Selain di laut, ada banyak kehidupan gaib di sungai-sungai, empang dan danau. Para pelakunya adalah sukma manusia, dhanyang air dan bangsa jin air, yang menyatu membentuk kehidupan dan perilaku yang mirip seperti kehidupan manusia, membentuk dunia "merkayangan". Ada yang menangkap ikan, ada yang menjadi tukang perahu yang mendayung perahu, dsb. Sebagiannya membentuk kerajaan jin air.

Selain jin air, ada juga bangsa siluman yang tinggal di air, yang berwujud buaya putih atau buaya buntung.
Selain itu juga banyak mahluk halus penghuni air yang berwujud seperti hewan air, misalnya berwujud seperti ikan besar, ikan mas, ikan lele, kura-kura, dsb. Tetapi mereka tidak termasuk bangsa jin, tetapi adalah yang biasa disebut dhanyang air.

Dhanyang air adalah mahluk halus penghuni air yang berwujud seperti manusia, tetapi banyak juga yang seperti hewan air, misalnya berwujud seperti ikan besar, ikan mas, ikan lele, kura-kura, dsb. Banyak di antara mereka yang memiliki mustika di kepalanya atau di dalam perutnya. Mereka bukan bangsa jin. Mereka jenis tersendiri. Biasanya mereka berwatak baik, tidak jahat terhadap manusia, tetapi bila manusia mengganggu mereka, mereka juga bisa marah. Tetapi jika kita mau bersikap sopan kepada mereka, mereka juga mau membantu kita. Misalnya kita akan memancing atau menangkap ikan, sebelumnya dengan sopan kita mengucapkan salam dan permisi minta diijinkan memancing atau menangkap ikan dan kita memberi sesaji berupa telor ayam mentah atau telor ayam goreng mata sapi, yang dilemparkan ke dalam air, mudah-mudahan mereka mau membantu supaya ikan hasil tangkapan kita banyak.

Bangsa Jin Udara:

Secara individu, bangsa jin daratan adalah yang paling tinggi kekuatannya, ada yang bisa sampai ribuan atau bahkan puluhan ribu kali kesaktiannya Ibu Kanjeng Ratu Kidul, tetapi kesaktian jin daratan sangat bervariasi, ada yang rendah sekali, ada yang tinggi sekali. Dan secara rata-rata bangsa jin udara lebih tinggi kekuatannya dibandingkan kekuatan rata-rata bangsa jin daratan.

Dari sisi perilakunya bangsa jin udara lebih "kalem", dan keberadaan mereka relatif lebih "aman" bagi manusia dibandingkan jin air.
Jin udara berkedudukan di udara, + 1 km di atas daratan atau laut.
Dari sisi perwatakannya, sebagian besar mereka termasuk mahluk halus bergolongan putih.

Sama seperti jin daratan dan jin air, jin udara juga banyak yang membentuk komunitas atau bahkan kerajaan, yang dalam cerita dongeng sering disebut "kerajaan langit", 'kerajaan awan' atau 'kerajaan atas angin'.

Keberadaan komunitas jin udara berpengaruh sekali terhadap kondisi cuaca di bumi. Mereka suka sekali membentuk sekumpulan awan, sehingga tempat tinggal mereka menjadi lebih teduh dan tenang. Kecuali yang berbentuk kerajaan, komunitas mereka sering berpindah tempat, sehingga kondisi cuaca di bumi juga ikut berubah-ubah. Di posisi langit yang berawan tebal atau mendung, bisa dipastikan bahwa disitu banyak berkumpul jin udara. Terjadinya hujan biasanya bersifat alami, bangsa jin udara hanya mengumpulkan awan saja supaya lingkungan mereka terasa teduh, tidak gersang, tetapi sesudahnya bisa juga menjadi hujan.

Kebanyakan jin udara bergolongan putih dan suka sekali mandi sinar bulan purnama. Pada saat malam bulan purnama, mereka akan menyingkirkan awan yang menutupi sinarnya, sehingga mereka bisa bebas mandi cahaya bulan purnama, biasanya dilakukan pada pk. 21.00 s/d. pk. 24.00.

Wujud jin udara kebanyakan adalah seperti dalam film "Harry Potter", yaitu berkerudung dan berjubah hitam, tubuh dan wajahnya gelap tidak kelihatan, dan tidak berkaki. Banyak juga yang jubahnya lebar seperti sayap kelelawar. Ada juga yang wujudnya seperti segulungan angin dan sekumpulan dari mereka itu dapat berubah menjadi pusaran angin besar (tornado).

Selain itu ada banyak jin udara yang membentuk kerajaan jin udara, umumnya adalah yang sosoknya seperti manusia. Di atas kota Jakarta ada banyak kerajaan jin udara, sehingga keberadaan mereka dan keberadaan komunitas mahluk halus jin udara lain di sekitarnya membuat cuaca di kota Jakarta seringkali tidak menentu.

Ada juga jin udara yang sosoknya seperti binatang di bumi, kebanyakan wujudnya bersayap, misalnya ular bersayap, ular naga bersayap, harimau bersayap, kuda bersayap, burung-burung seperti garuda atau rajawali besar, dsb, yang kebanyakan tinggal di sekitar komunitas kerajaan jin udara.

Salah satu contoh jin udara yang berwujud ular bersayap adalah 2 jenis ular gaib yang panjangnya + 50 cm, kepalanya seperti naga, bersayap di bagian insangnya (seperti ikan terbang) dan memiliki sirip di sepanjang punggungnya seperti ikan lele. Ke 2 jenis ular ini bisa dikatakan setengah mahluk halus dan setengah mahluk nyata. Dalam artian, ke 2 jenis ular ini sebenarnya adalah jenis mahluk halus, tetapi mereka dapat dengan seketika berubah wujud menjadi ular sungguhan seperti di dunia manusia.

Dalam kondisi gaibnya ular-ular ini dapat dengan seketika melesat cepat sekali, berbunyi keras dan terlihat menyala seperti petir / kilat. Dan ketika berubah menjadi ular sungguhan, ular-ular ini dapat bergerak cepat seperti meteor-meteor kecil di langit dan tampak sinar energinya berwarna putih kebiru-biruan. Ke 2 jenis ular ini memiliki bisa yang kekuatannya jauh lebih kuat dibandingkan bisa ular-ular di bumi.

Ular-ular tersebut di atas, jenis yang pertama tubuhnya berwarna hitam, biasa disebut ular gundala. Ular ini memiliki bisa yang sangat mematikan, jauh sangat mematikan dibandingkan bisa ular kobra. Jenis ular inilah yang sering digunakan sebagai senjata oleh Batara Indra untuk ditangkap dan dilontarkan kepada lawan-lawannya. Batara Indra adalah Dewa berwatak keras, yang diserahi tanggung jawab urusan keamanan kahyangan.

Jenis ular yang kedua tubuhnya berwarna coklat, biasa disebut ular gundala seta. Ular ini memiliki bisa yang berlawanan sifat dengan bisa ular gundala, yaitu menawarkan racun. Kekuatannya sebagai penawar racun sangat kuat dan bahkan dapat menawarkan racun ular gundala yang sangat mematikan itu. Dulu para Dewa sering memanfaatkan bisa jenis ular ini untuk menyembuhkan seseorang yang sedang sakit keras.

Ada satu ular gundala seta yang pernah tertangkap oleh tangan Ki Ageng Sela ketika kaget ada petir di siang bolong menyambar di dekatnya ketika ia sedang berada di sawah. Ki Ageng Sela memang terkenal sebagai orang sakti yang dapat bergerak cepat sekali. Di dalam genggaman tangannya, petir itu tiba-tiba berubah menjadi seekor ular coklat. Secara refleks ular itu dibantingnya hingga menancap di lumpur sawah. Untunglah bagian kepala ular itu tidak sampai hancur, sehingga setelah dipelajari selanjutnya, setelah bisa ular itu dikristalkan, diketahuilah bahwa bisa ular itu bersifat penawar racun dan dapat menawarkan racun segala jenis racun binatang berbisa, termasuk juga menawarkan racun dari keris dan tombak.

Jenis ular gundala seta ini dalam bentuk gaibnya sering menyambar ke bumi sebagai petir. Bila menyambar pohon, batang pohon itu akan pecah dan tumbang, tetapi di bagian pohon yang tersambar petir itu tidak ada tanda-tanda gosong kehitaman seperti layaknya pohon yang tersambar petir biasa. Ular itu sendiri kemudian akan berubah wujud menjadi sebuah batu yang besarnya kira-kira sekepalan tangan bayi. Bentuknya seperti gigi taring (salah satu sisinya meruncing). Biasanya batu itu menancap atau tergeletak di dekat pohon yang tersambar petir tersebut. Batu itulah yang sering disebut mustika untu bledheg (gigi petir). Kegunaannya adalah sebagai penawar racun dan obat berbagai macam penyakit (seperti batu ajaib dukun cilik Ponari). Tetapi mungkin kekuatannya sebagai penawar racun tidak sebaik bisa ular aslinya yang dikristalkan.

Ada sosok lain jin udara yang berwujud seekor naga besar bersayap dan berkaki empat, seperti naga Cina, yang panjangnya + 5 km dari ujung ekor sampai kepala. Warnanya merah gelap mengkilap keemasan. Kekuatan gaibnya kira-kira 20 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Kami menyebutnya 'Naga Langit'.
Naga ini terbang berkeliling ke seluruh penjuru bumi. Naga inilah yang sering memberi tanda di langit berupa segaris panjang awan putih, atau bentuk awan lain, di atas lokasi di bumi yang akan terjadi gempa bumi besar atau bencana alam besar lain.

Pasangan dari Naga Langit ini adalah seekor naga gaib di bumi yang wujudnya mirip dengan Naga Langit, tetapi tidak bersayap. Kami menyebutnya "Naga Bumi" atau 'Naga Gini'. Naga Gini biasanya posisinya + 200 meter di bawah tanah. Naga Langit dan Naga Gini selalu bergerak beriringan, satu di atas, satu di bawah, melintasi daratan dan lautan. Kemanapun arah mereka pergi, selalu pulau Jawa sebagai posisi awal.

Ada juga sekawanan jin udara berwujud 5 ekor burung besar berwarna coklat. Bila hinggap di tanah, pemimpinnya, yang paling besar badannya, tingginya + 12 meter. Kesaktiannya masing-masing kira-kira 20 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Mereka selalu terbang beriringan di atas pulau Jawa, bolak-balik dari ujung barat sampai ke ujung timur pulau Jawa, berpatroli.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :