Fenomena Kencan Kilat Malam Valentine

Kencan Kilat Malam Valentine, Ajang Cari Jodoh Sekaligus Jaring Relasi Bisnis

Jakarta - Tiga wanita berusia sekitar 20-an tahun tampak duduk di meja bar sebuah resto bernuansa Italia. Ketiganya berbusana casual, dengan rambut digerai dan sapuan make-up tipis. Sambil menyesap cocktail, ketiganya tampak bercengkerama dan sesekali melihat-lihat situasi di dalam resto bernama Balboni Ristorante itu.

Raut wajah mereka tampak sedikit canggung dan malu-malu. Beberapa kali juga terlihat tertawa sambil tersipu. Usut punya usut, rupanya ketiga wanita muda ini sedang mengikuti acara Speed Dating, atau kencan 'kilat' yang diadakan restoran di kawasan Jalan Casablanca, Jakarta Selatan.

"Iseng, pingin tahu seperti apa speed dating itu. Penasaran banget," ungkap mereka.

Selain tiga wanita tersebut, ada sembilan orang lain berstatus single yang ikut dalam ajang pencarian jodoh yang cukup populer di negara Barat ini. Rata-rata datang dengan alasan penasaran, ingin tahu atau sekadar diajak teman.

"Gue diajak teman sih ke sini, nggak tahu sama sekali ini acara apa," ujar seorang pria berusia 30-an tahun, sebut saja namanya Bobby.

Speed dating memang terbilang baru di Indonesia, sementara di Amerika Serikat ajang pencarian jodoh dan pertemanan ini sudah mulai ada sejak 1998. Speed dating dilakukan dengan cara mengumpulkan pria dan wanita single dalam kuantitas besar dan biasanya diadakan di restoran, bar atau pub.

Peserta speed dating kemudian dikelompokkan menjadi beberapa grup dan diberi kesempatan untuk saling mengenal dengan durasi waktu yang ditentukan. Kemudian mereka akan bertukar tempat untuk bisa mengobrol dan mengenal peserta di grup yang lain. Bagi pasangan yang saling tertarik, nantinya akan ada sesi selanjutnya untuk lebih mendekatkan diri. Biasanya hasil perjodohan akan diketahui sehari atau dua hari setelah speed dating selesai.

Ajang pencarian pasangan yang diadakan di Balboni Ristorante sedikit berbeda. Mungkin karena jumlahnya tidak terlalu banyak (hanya sekitar 12 orang), peserta speed dating tidak ditempatkan dalam ruangan khusus melainkan di bar di tengah resto. MC lalu menanyakan masing-masing nama peserta dan apa makna Valentine bagi mereka. Sang pemandu acara juga menarik beberapa tamu yang mengaku jomblo untuk ikut acara kencan yang juga dinamai Minute Mate ini.

Setelah bercakap-cakap sejenak, dimulailah acara speed dating. Acara dibagi dalam lima sesi dimana satu pria dan satu wanita diberi kesempatan untuk mengobrol selama tiga menit. Dimulai dari menanyakan nama, tempat tinggal, hobi juga pekerjaan. Rata-rata obrolan tentang pekerjaan yang membuat percakapan berlangsung seru. Ada pula beberapa peserta yang melontarkan lelucon sehingga suasana yang awalnya terasa kaku jadi sedikit mencair.

Sesi pertama selesai, dimulailah sesi kedua yang artinya mereka harus berganti pasangan agar bisa mengenal peserta lain. Topik pembicaraan cenderung sama dan sesekali juga diwarnai humor serta tawa. Mulai di sesi ketiga, peserta tidak lagi mengobrol berpasang-pasangan tapi justru terjadi percakapan yang berkelompok.

Entah karena enggan atau malu, hanya tiga hingga empat orang yang aktif mendatangi peserta lain. Sementara peserta lain yang datang berbarengan justru lebih asyik mengobrol dengan teman-temannya sendiri ketimbang berkenalan dengan peserta speed dating lainnya.

Acara yang seharusnya berlangsung lima sesi pun selesai hanya di sesi ketiga. Di akhir sesi, masing-masing peserta kemudian diberi kertas kecil dan pulpen. Tiap peserta diharuskan menulis nama peserta lain yang mereka anggap paling menarik dan nyaman diajak mengobrol. Nantinya akan dipilih tiga nama terbanyak untuk mengikuti putaran 'perjodohan' selanjutnya.

Tiga orang yang namanya disebut (2 pria dan 1 wanita) harus maju ke depan dan mengikuti games untuk menentukan siapa yang layak jadi pasangan dan mendapatkan hadiah. Games ini berbentuk permainan kata untuk 'memperebutkan' peserta wanita yang namanya paling banyak ditulis, lalu wanita tersebut diminta memilih salah satu dari dua pria tadi. Setelah sang wanita menjatuhkan pilihan, acara pun selesai dan ketiga peserta tersebut berhak mendapatkan voucher belanja sebagai hadiah.

Seperti nama acaranya, Speed Dating, acara berlangsung cukup singkat mulai dari pukul 21.00 hingga 22.00. Entah karena dilakukan di depan tamu restoran yang lain, peserta terlihat kurang antusias dan lebih suka berbicara dengan satu atau dua orang saja. Speed dating ini pun akhirnya lebih menjadi ajang untuk sekadar berkenalan atau menjalin relasi bisnis. Ada dua peserta yang justru bertukar nomor telepon untuk urusan pekerjaan ketimbang asmara. Sementara dua pemenang yang berhasil jadi 'pasangan' dalam semalam itu pun memilih kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Bisa dimaklumi, ajang ini memang terbilang baru di Indonesia dan sosialisasi acaranya juga sedikit terbatas. Ditambah dengan tempat yang kurang kondusif untuk mendukung acara karena banyaknya lalu lalang orang serta tamu yang datang. Pihak penyelenggara pun mengakui, speed dating perdana ini masih perlu banyak perbaikan ke depannya nanti. Semoga tahun depan bisa lebih sukses lagi.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :