Mr P Pun Bisa Jadi Indikator Kesehatan Kalau Bentuknya Begini
Jakarta - Penis bukan sekadar organ vital dan alat perkembangbiakan bagi pria. Menurut pakar, Mr P juga bisa jadi indikator kesehatan. Jadi apakah Anda penyakitan atau tidak, hal ini sudah bisa dilihat dari kondisi penis Anda lho.
Simak pemaparannya seperti dirangkum dari berbagai sumber berikut ini:
1. Sering 'letoy'
Ternyata sering 'letoy' atau impoten lebih dari dua kali sebulan bukan semata karena Anda malas bercinta. Sebuah penelitian dari Austria menemukan risiko sakit jantung dalam kurun 10 tahun ke depan 65 persen lebih tinggi ditemukan pada pria yang cukup sering atau sangat sering mengalami disfungsi ereksi.
"Pembuluh darah di penis akan mengecil secara signifikan dan mulai menyempit, jauh sebelum (pembuluh) yang ada di jantung ataupun otak," ungkap Darius Paduch, M.D., Ph.D., dokter spesialis urologi dari New York–Presbyterian/Weill Cornell Medical College.
2. Warna air kencing berubah
Waspadai bila air kencing Anda berubah warna, dari yang awalnya kuning menjadi kemerahan. "Adanya darah dalam air kencing bisa jadi pertanda gangguan prostat, kandung kemih atau ginjal, jadi Anda harus cari tahu dari mana asalnya darah tersebut," saran Kevin Billups, M.D., profesor urologi dari Johns Hopkins Medicine.
Akan tetapi Eric Klein, MD, kepala Glickman Urological and Kidney Institute di Cleveland Clinic menyatakan bilamana semen atau sperma Anda berdarah saat berhubungan intim, Anda tak perlu khawatir karena ini tidak begitu berbahaya.
3. Jarang bergairah lagi
Ini bukan semata salah istri Anda. Bisa jadi karena Anda mengidap gangguan tidur yakni obstructive sleep apnea (OSA). OSA ini membuat saluran pernapan penderitanya mampet di tengah tidur, sekaligus menurunkan gairah seksual Anda.
Menurut penelitian dari Jerman, pria yang kekurangan oksigen di malam hari karena gangguan ini memiliki gairah seksual 11 persen lebih rendah daripada yang pernapasannya baik-baik saja. Ini tak lain karena OSA dapat mengurangi kadar testosterone sehingga ereksi Anda pun kena batunya.
Jika Anda mendengkur sangat keras, terbangun dalam keadaan terengah-engah atau merasa kelelahan sepanjang hari, konsultasikan kepada dokter Anda.
4. Ujung penis merah dan bengkak
Bila ujung penis Anda meradang, memerah dan nyeri, bisa jadi Anda terkena balanitis. Dr Paduch mengatakan kondisi ini biasanya disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur karena Anda kurang menjaga kebersihan organ intim.
Bawalah ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Sekalian minta dicek risiko diabetes Anda. Berdasarkan penelitian dari Bristol-Myers Squibb, pasien diabetes tiga kali lebih sering mengidap balanitis ketimbang yang tidak sakit gula.
5. Tak sensitif lagi
Sekali disentuh, penis Anda biasanya gampang bereaksi. Namun bila tak sensitif lagi bisa jadi ada yang salah dengan pola makan Anda. Untuk itu agar ini tidak terjadi, pastikan mengonsumsi sedikitnya 2,4 mikrogram vitamin B12 (dari kerang, susu dan daging), dan 400 mikrogram folat (dari sayuran hijau) setiap hari.
"Sebab kekurangan vitamin-vitamin ini bisa menghambat jalannya sinyal dari otak ke saraf penis Anda," kata Dr Paduch.
6. Sering kebelet pipis
Salah satu penyebab kondisi ini adalah 'benign prostatic hyperplasia' (BPH). Biasanya sering muncul pada pria berumur 70-an dan 80-an.
Menurut pakar, saat prostat membesar, organ ini akan menekan pembuluh yang bertugas membawa urine keluar dari tubuh, sehingga Anda jadi sering kebelet pipis.
7. Susah ejakulasi atau tak bisa orgasme
Penyebab utamanya adalah kadar testosterone yang rendah, padahal menurut Dr Paduch, hormon inilah yang membantu menghasilkan sperma. Dan makin banyak sperma yang Anda miliki, maka Anda akan lebih mudah ejakulasi.
Ini bisa terjadi karena obat-obatan yang Anda konsumsi, misalnya obat depresi.
8. Bentuk penis tampak aneh saat ereksi
Diperkirakan ada 23-40 persen pria yang mengalami penyakit Peyronie, kondisi yang menyebabkan penis membengkok sebesar 30 derajat atau lebih. Ini bisa terjadi karena faktor genetik, kebanyakan bercinta atau bahkan jarang berhubungan intim.
Bila Anda mengalaminya, konsultasikan pada dokter dan mintalah tes gula darah, karena gula darah yang tinggi disinyalir dapat memicu gangguan ini.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment