"Bergerilya" hingga ke SMP, Para Lesbian Gaet Anak Sekolah
MANADO — Kewaspadaan orangtua pantas untuk ditingkatkan terhadap pergaulan anak remaja mereka jika melihat temuan tentang kehidupan para pencinta sesama jenis (lesbian), khususnya di Manado.
Berdasarkan penelusuran di Manado, wanita penyuka sesama jenis itu "bergerilya" ke sekolah-sekolah untuk mencari mangsa. Salah satu pelaku lesbian, Cici (20), mengaku mengenal cinta sesama jenis sejak masih berusia 13 tahun.
"Buchy saya waktu itu lebih tua dari saya," kata Cici.
Buchy merupakan istilah pasangan lesbian yang bertindak seperti laki-laki dalam pasangan normal. Sementara itu, famme adalah peran wanita dalam hubungan tersebut.
Cici mengaku diajak menjadi famme, dan berlanjut hingga kini ketika dia telah bekerja. Kenyataan itu juga dibenarkan sejumlah anak sekolah menengah pertama (SMP).
Mereka tanpa malu-malu mengungkapkan bahwa mereka pasangan lesbian. "Malas dengan laki-laki, banyak maunya. Kalau dengan perempuan, terasa nyaman," ujar seorang siswi SMP swasta di Manado yang tidak mau menyebutkan namanya.
Dia menceritakan, cinta terlarang itu berawal ketika dirinya mengonfirmasi permintaan pertemanan di jejaring sosial Facebook dari seorang perempuan. Selang dua bulan setelah berkenalan, teman wanitanya itu lalu menyatakan perasaan cinta.
"Awalnya saya merasa aneh, kenapa perempuan yang bilang sayang sama saya. Akan tetapi, lama-lama jadi nyaman juga, dan saya bilang, iya, sayang juga sama dia," ujarnya.
Dari sekadar chatting di Facebook, hubungan mereka berlanjut hingga pertemuan secara fisik. Dia mengaku saat ini susah lepas dari praktik cinta yang menyimpang itu. "Takut juga ketahuan sama orangtua dan keluarga, tetapi mau bagaimana, saya telanjur sayang sama dia," ujar dia.
Sama halnya dengan Cici, beberapa pelaku lesbian juga mengakui sulit keluar dari hubungan tersebut. Cici mengakui bahwa buchy-nya saat ini merupakan pasangan yang kedua. "Yang pertama jalan empat tahun, dan yang ini sudah mau tiga tahun. Saya merasa nyaman saja dengan perempuan," aku Cici.
Berdasarkan pengamatan, praktik lesbian di Manado memang sudah menggejala sejak beberapa tahun belakangan. Para pelaku lesbian ini bahkan mempunyai komunitas. Tak jarang, mereka berani mengekspresikan hubungan yang menyimpang itu di depan umum.
Menanggapi fenomena ini, pengamat sosial dan kemasyarakatan di Sulawesi Utara, Dirno Kaghoo, mengatakan, salah satu pendorong tumbuhnya perilaku menyimpang itu adalah kebutuhan akan lifestyle atau gaya hidup.
"Ada dorongan untuk mengikuti gaya hidup yang tidak disaring. Selain itu, kontrol orangtua dan keluarga yang lemah terhadap pergaulan anak juga menjadi penyebab," kata Dirno.
Dia juga berasumsi mengenai tidak siapnya remaja menghadapi tekanan hidup yang kuat sehingga mengalami stres dan mudah terjerumus ke situasi seperti ini. "Perkembangan teknologi komunikasi ikut juga memberi sumbangan terhadap perilaku itu," tandas Dirno.
Yang mencengangkan, beberapa hasil penelusuran ini menunjukkan fakta bahwa buchy menjadikan modus menggaet pasangan lesbiannya untuk dijadikan sebagai pekerja seks komersial (PSK). Mereka membujuk famme-nya untuk menjajakan diri ke pria hidung belang, dengan alasan demi memenuhi kebutuhan hubungan mereka.
"Buchy sengaja menggaet pasangan yang lebih muda karena hal itu bisa ditawarkan dengan harga yang lebih tinggi kepada pelanggan. Tidak hanya berusia muda, famme rata-rata juga berparas cantik," aku Cici.
Gaet Pasangan Lesbian, Modus Jualan PSK di Manado
MANADO — Sebuah fakta mengejutkan terungkap dari semakin maraknya praktik pasangan lesbian (wanita penyuka sesama jenis) di Kota Manado. Banyak di antara pasangan lesbian tersebut ternyata hanya menjadikan hal ini sebagai modus untuk menjual pelayan seks komersial (PSK) berusia muda.
"Yang menjual biasanya yang menjadi buchy. Si famme-lah yang jadi dagangannya," ujar Cici (20), yang mengaku sebagai lesbian.
Cici menjelaskan, buchy merupakan istilah pasangan lesbian yang bertindak seperti laki-laki dalam pasangan normal. Sementara itu, famme adalah peran wanita dalam hubungan tersebut.
Praktik itu menurut dia bermunculan karena adanya kebutuhan di antara pasangan tersebut. Mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan cara menjual famme kepada pria hidung belang. "Yang bertugas mencari langganan ya si buchy itu," kata Cici.
Saat pasangan tersebut mendapat pelanggan, si buchy akan bertindak sebagai penjaga, yang mereka istilahkan sebagai ajudeens. Menurut Cici, buchy akan menjaga famme saat ada pelanggan, seperti tetap berada di lobi hotel saat famme-nya melayani tamu di kamar hotel.
Saat ini, tidak sulit melihat praktik penyimpangan seksual lesbian di Manado. Para pelakunya didominasi anak-anak muda yang bahkan tak segan-segan saling bermesraan di dalam angkutan kota.
"Kita so pernah kase turun pa dorang dari oto karna so baku ajar di dalam oto, nintau malu (saya pernah meminta mereka turun dari dalam mobil karena sudah bermesraan di dalam mobil, tidak tahu malu)," ujar Karim, sopir angkutan kota jurusan Malalayang-Pasar 45.
Praktik lesbian itu mudah juga teramati di tempat-tempat publik, seperti di kawasan Mega Mas, daerah yang terdapat banyak tempat nongkrong. Bahkan, menurut pengakuan Cici, para pelaku lesbian tersebut punya komunitas sendiri.
Hasil dari praktik menjual famme itu kemudian mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, di antaranya menyewa kamar kos. Menurut dia, praktik menjadi lesbi jelas ditentang oleh orangtua dan keluarga mereka.
Demi menyalurkan hasrat mereka dengan bebas, tidak ada jalan lain selain menyewa kamar kos. "Pasangan lesbian biasanya punya kamar kos yang disewa bersama. Ya uang sewanya dari praktik itu," kata Cici.
Menurut Cici, buchy sengaja menggaet pasangan yang lebih muda karena hal itu bisa ditawarkan dengan harga yang lebih tinggi kepada pelanggan. Tidak hanya berusia muda, famme rata-rata juga berparas cantik.
Berdasarkan catatan yang ada di Polresta Manado, banyak peremuan yang digelandang ke kantor polisi karena praktik lesbian ini dilaporkan salah satu orangtua pasangan tersebut. Orangtua ini keberatan karena anaknya dibawa lari oleh wanita lain. Bahkan, hingga kini, para pelaku lesbian yang terjerat hukum masih mendekam di Rumah Tahanan Malendeng, Manado.
Rahasia Terlarang Klub Lesbi di Sekolah
lesbi
,
lokalisasi
,
modus operandi
,
panti pijat
,
pelacuran
,
prostitusi
,
seks
,
sex
,
underground
Edit
0 komentar :
Post a Comment