Rahasia Ritual Kolor Ijo

Cerita Sehari-hari Kolor Ijo Sebelum Tertangkap

Probolinggo - Sebelum tertangkap Polres Probolinggo karena memperkosa 31 wanita, baik gadis atau janda, sehari-hari kolor ijo memiliki usaha yang penghasilannya cukup lumayan.

Selain memiliki selep padi dan jagung, kolor ijo yang memiliki nama Buasir Nur Khotib (50) ini memiliki usaha olahan pupuk kandang dan persewaan alat shooting hajatan sejak 2004 lalu. Bahkan pria satu cucu ini dikenal suka menolong tetangga dan pergaulannya baik dengan siapa saja.

"Dia (Buasir) usahanya memang sangat bagus dan dia juga bagus dalam bergaul serta ringan tangan kepada tetangga," kata Kepala Desa (Kades) Poh Sangit Lor Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo Muhammad Diyu, kepada wartawan.

Namun menurut Diyu, Buasir kerap kepergok tetangga keluar malam mengayuh sepeda angin. Saat ditanya kemana perginya, Buasir mengaku ke desa sebelah karena ada hajatan. Warga pun mengaku tidak curiga.

"Kalau ditanya oleh saya, dia ngakunya ada panggilan untuk shooting kemanten di desa lain," tambah kades.

Saat mengetahui jika Buasir adalah pelaku kolor ijo yang meresahkan warga Probolinggo sejak 10 tahun ini, tentu mengagetkan dirinya dan warga. "Saya sih kurang begitu percaya. Tapi, apapun itu serahkan sajalah pada proses hukum," ujarnya.

Sementara anak pertama Buasir, Sri Ayu mengaku tidak percaya bapaknya berbuat hal demikian. Sebab selama ini, tersangka di mata keluarga dikenal baik hati dan sopan kepada tetangga sekitar.

"Usaha bapak ya shooting, selep padi kadang jagung dan pengolahan pupuk kandang," ucapnya.

Saat ditanya bapaknya keluar di malam hari, Sri mengaku membenarkan. Dan pulangnya sekitar pukul 03.30 WIB dini hari dengan membawa makanan atau minuman buat keluarga.

"Bapak kalau pergi malam itu, pulangnyaa sebelum subuh. Kadang-kadang dia bawa makanan dan minuman. Pernah dia bawa HP, setelah ditanya sama saya, kalau HP milik temannya dijual murah. Oleh bapak dibeli karena kasihan," tambah Sri.

Diduga, HP yang dibawa tersangka merupakan HP milik korban yang selama ini menjadi korbannya. "Jarang si kalau bawa HP. Tapi gak tau juga. Bapak banyak HP-nya. Ya dia ngomongnya HP temannya digadaikan ke dia," jelasnya.

Sementara itu sejak bapaknya ditangkap, ibunya enggan keluar rumah. Alasannya karena sakit dan malu. "Ibu tidak mau keluar rumah karena malu dan juga sakit pasca bapak tertangkap petugas," pungkasnya.

Kasat Reskrim AKP Agus Supriyanto menjelaskan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan medis apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau gangguan seksual. "Hasilnya tunggu 1 minggu dari rumah sakit," kata Agus.

Sebelumnya, setelah malang melintang selama 10 tahun melakukan teror dengan menjadi kolor ijo, Buasir Nur Khotib (50), akhirnya tertangkap petugas. Dari hasil penyidikan polisi, pelaku kolor ijo menculik dan memperkosa korbannya lebih 31 orang. Korbannya bukan hanya gadis saja, melainkan janda dan ibu rumah tangga yang dianggap bisa menjadi sasaran.

Polisi juga mengamankan harta benda korbannya. Namun hanya benda kecil dan mudah dibawa yang dia curi seperti HP, uang dan laptop. Menurut pengakuan tersangka, ilmu hipnotis berperan besar dalam aksinya. Sebelum masuk rumah, tersangka membaca mantra hipnotis (ajian sirep) agar seisi rumah tidur pulas.\

Perkosa 31 Wanita, Pelaku Kolor Ijo Selalu Bawa Jimat Saat Beraksi

Probolinggo - Pelaku kolor ijo selama 10 tahun meneror warga Probolinggo berhasil ditangkap petugas Polres Probolinggo kota. Dari hasil penyidikan petugas, Buasir Nur Khotib (50) warga Pohsangit Lor Kecamatan Wonomerto ini, selalu melakukan aksinya di dua daerah yakni Kabupaten dan Kota Probolinggo.

Dari rumah tersangka, petugas berhasil menyita batu berwarna hijau, ratusan jimat, clurit yang diduga digunakan saat menjalankan aksinya. Selain itu, petugas juga menyita beberapa HP, laptop dan uang tunai diduga hasil curian dari rumah korban sebelum merenggut mahkota kewanitaannya.

Di hadapan petugas tersangka mengaku, jika teror kolor ijo dijalani sejak 2004 silam. Bahkan dia juga mengungkapkan, korban yang sudah direnggut kewanitannya sekitar 31 korban. Baik perempuan yang masih gadis hingga janda.

"Mulai tahun 2004 pak," katanya kepada petugas di Mapolres Probolinggo.

Pria yang mempunyai usaha pupuk kandang ini menyebutkan, ketika akan melakukan aksinya, dia sempat menyamar sebagai tukang pencari rumput. Pengintaian itu di lakukan dua hari sebelumnya. "Cari rumput di lokasi itu," papar Buasir.

Setelah berhasil mempelajari kondisi rumah korban, sekitar pukul 12.30 WIB tersangka beraksi memakai sepeda angin menuju ke lokasi rumah korban. Sedangkan peralatan seperti clurit, jimat dan batu hijau oleh tersangkaa diletakkan di dalam karung.

"Kalau korbannya jauh, saya nyewa tukang ojek. Kalau dekat, naik sepeda angin," tambahnya.

Kemudian, tersangka mengelilingi rumah korban dengan membacakan mantra. Tujuannya penghuni rumah tidak bisa mendengar teriakan dari korban yang sudah diincar selama dua hari itu dan saat mencongkel jendela rumah pun, penghuni rumah tidak mendengar.

"Satu kali cuma saya mengelilingi rumahnya," tutur pria yang sudah mempunyai 1 cucu ini.

Setiba di dalam rumah, bapak 3 anak ini membuka pintu terlebih dahulu agar proses evakuasi korban tidak kesulitan. Namun, perempuan yang akan direnggut mahkota wanitanya tersebut, terlebih dahulu ditempeli batu hijau agar korban tidak bisa berontak.

"Saya cari pintu belakang dulu," ujarnya.

Seusai menjarah beberapa barang elektronik, tersangka menculik korban dengan cara mulut dilakban dan tangan diikat lalu menggotong korban ke sawah atau semak belukar untuk memperkosanya.

Pria yang juga pernah mencuri uang senilai Rp 100 juta di SPBU Mastrip Kota Probolinggo mengatakan, setelah puas mengambil kewanitaan korban, dirinya membiarkan korban di semak atau sawah.

"Saya langsung pergi meninggalkan korban," ucap pria yang dikenal tetangganya mempunyai ilmu hitam.

Akan tetapi, aksi bejat yang dia lakukan selama ini, bukan untuk mengasah ilmu hitamnya. "Tidak ada hubungan dengan ilmu saya yang pelajari pak. Ini dari saya sendiri," bantahnya.

Sementara menurut Kapolres Probolinggo AKBP Iwan Setiawan bahwa tersangka berhasil ditangkap, saat anggota menyamar sebagai pencari obat untuk kesembuhan penyakit yang menimpanya. Penyamaran itu dilakukan oleh anggota sejak 1 minggu lalu.

"Berkat penyamaran petugas buser yang dipimpin Iptu Edi Iskandar, tersangka kita amankan," jelas AKBP Iwan Setiawan.

Saat itu, pelaku langsung memberi sebotol air putih yang sudah diisi mantra oleh pelaku. Bahkan anggota juga sempat foto bersama dengan pelaku.

"Sidik jari itu sama dengan hasil olah TKP beberapa waktu lalu. Setelah itu, baru kami datangi korban dan memberitahukan apakah ini pelakunya. Lalu korban bilang 'Ya benar'. Baru kami langsung bergerak untuk melakukan penangkapan," jelas kapolres.

Saat akan ditangkap, pelaku sempat meneriaki petugas sebagai 'Maling'. "Tersangka ini, sempat meneriaki anggota ketika tersangka akan kita bawa," tambahnya.

Iwan menambahkan, tak menutup kemungkinan masih banyak korban lain yang masih belum terungkap oleh polisi. Oleh karena itu, petugas masih menyelidiki dan mengembangkan kasus kolor ijo ini.

"Kita masih mengungkap lagi, khawatir ada korban yang lain yang masih belum kami data," ungkap Iwan.

Akibat perbuatannya, tersangka terpaksa mendekam di balik jeruji besi Mapolres Probolinggo Kota dan dikenakan pasal 365 dan 363 KHUP Subsider 285 KHUP pencurian dan pemberatan hukuman maksimal 9 sampai 12 tahun penjara.

Sebelumnya, teror kolor ijo terakhir terjadi 19 Januari 2014 di Perum Kopian Kelurahan Ketapang Kota Probolinggo. Korbannya berusia 20 tahun. Selain mencuri ponsel korban dari dalam rumah, pelaku juga menculik dan memperkosa. Namun hingga kini, gadis itu masih murung dan tidak mau keluar rumahnya.

Ritual "Kolor Ijo" Sebelum Memerkosa Korbannya

PROBOLINGGO, Sebelum menculik korban untuk diperkosa, Buasir Nur Khotib yang dikenal sebagai "Kolor Ijo" melakukan ritual dengan mengelilingi rumah korban agar penghuni rumah terlelap tidur.

“Setelah melakukan ritual, Kolor Ijo mencuri barang berupa HP, uang, dan laptop. Lalu membopong wanita untuk kemudian diperkosa di sawah atau di luar rumah. Setelah memerkosanya, Kolor Ijo meninggalkan korban begitu saja. Pelaku meletakkan sebuah batu di tubuh korbannya sehingga teriakan korban tak didengar oleh siapa pun,” ujar Kapolres Kota Probolinggo, AKBP Iwan Setiawan.

Sebelumnya diberitakan, Buasir Nur Khotib mengaku telah memerkosa dan merampok 31 perempuan mulai gadis hingga ibu-ibu. Hal itu dilakukannya selama rentang waktu 10 tahun.

Pengakuan Buasir itu disampaikan Kapolresta AKBP Iwan Setiawan, Kamis. Namun, Iwan menyatakan tidak akan percaya begitu saja atas pengakuan Kolor Ijo. "Kami menduga jumlah korban bisa lebih dari pengakuan tersangka," katanya. Kepolisian, lanjut Iwan, masih terus mengembangkan kasus tersebut.

Kapolresta menambahkan, Kolor Ijo ditangkap setelah anggota polisi menyamar sebagai pasien. Setelah mencocokkan sidik jari yang menempel di botol air pemberian Buasir kepada anggota polisi tersebut, ternyata sidik jarinya cocok dengan yang ditemukan polisi dalam kasus pemerkosaan oleh Kolor Ijo beberapa waktu lalu.

Selain itu, polisi melacak pelaku setelah ponsel milik korban ternyata masih aktif dan dipegang Buasir. Dari itulah polisi melakukan penangkapan.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Resor Kota Probolinggo, Jawa Timur, menangkap "Kolor Ijo" bernama Buasir Nur Khotib (50), warga Desa Pohsangit Lor, Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, di rumahnya.

Polisi menangkap Buasir yang telah meneror perempuan sejak 2004. Aksi Buasir ini telah berlangsung selama 10 tahun. Dalam melakukan aksinya, Kolor Ijo selalu mengenakan celana pendek berwarna hijau, lalu mencuri barang berharga milik korban, dan memerkosa perempuan, baik gadis maupun janda.

Kapolresta AKBP Iwan Setiawan menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, Kolor Ijo melakukan pengintaian rumah korban selama dua hari. Jika rumah korban dekat, dia naik sepeda. Jika jauh, dia menyewa ojek.

Benda-benda yang Dibawa "Kolor Ijo" Saat Beraksi

PROBOLINGGO, Saat menangkap si “Kolor Ijo” Buasir Nur Khotib (50) di rumahnya, Desa Pohsangit Lor, Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, polisi membawa barang bukti berupa sejumlah celurit, batu hitam, dan azimat. Tak hanya itu, barang hasil curian Kolor Ijo, seperti ponsel, laptop, dan uang tunai, juga dibawa polisi.

Buasir mengaku, dalam menjalankan aksinya, ia selalu membawa azimat, celurit, dan batu hijau. Azimat digunakan untuk mendukung ilmu hitamnya dalam beraksi supaya penghuni rumah tertidur pulas. Sedangkan batu hitam berfungsi agar teriakan korban yang diperkosanya tidak didengar oleh orang lain.

Buasir menjelaskan, sebelum masuk ke rumah korban, dia membaca mantra lalu mengelilingi rumah korban satu kali saja. Setelah itu, dia masuk melalui pintu rumah korban dengan bebas.

Pria yang memiliki tiga anak ini lalu mencuri barang berharga, kemudian menggendong wanita untuk diperkosa. Atas perbuatannya, Kapolresta Probolinggo AKBP Iwan Setiawan menerangkan, pelaku dijerat Pasal 365 dan 363 KUHP subsider 285 KUHP dengan ancaman hukuman sembilan hingga 12 tahun penjara.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, masyarakat bisa bernapas lega dari teror Kolor Ijo setelah Kepolisian Resor Kota Probolinggo menangkap pelaku Kolor Ijo bernama Buasir Nur Khotib (50), warga Desa Pohsangit Lor, Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, di rumahnya.

Polisi menangkap Buasir yang telah meneror perempuan sejak 2004. Aksi Buasir ini telah berlangsung 10 tahun. Dalam melakukan aksinya, Kolor Ijo selalu mengenakan celana pendek berwarna hijau, lalu mencuri barang berharga milik korban dan memerkosa perempuan, baik gadis maupun janda. Korban pemerkosaan Kolor Ijo mencapai 31 orang. Namun, kepolisian masih menyelidikinya karena kemungkinan korban Kolor Ijo lebih dari 31 orang.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :