3 Fase dalam Percintaan yang Mempengaruhi Gairah Seks Pasangan
Jakarta - Pasangan yang sudah lama menikah bisa jadi merindukan masa-masa ketika Anda merasa seperti ada perasaan tergelitik di perut yang membahagiakan saat bertemu atau mengobrol dengan suami atau istri. Perasaan itu biasanya ada di masa-masa awal hubungan. Ketika perasaan bahagia itu menyelimuti diri, gairah seks pun bisa muncul dengan mudahnya tanpa perlu distimulasi.
Kini setelah usia pernikahan sudah tidak muda lagi, kenapa perasaan itu kini jarang muncul? "Fase itu memang tidak bertahan lama karena kalau bertahan kita tidak akan pernah bisa melakukan hal lain. Kita menjadi terlalu terobsesi dengan pasangan dan itu seharusnya diubah," kata pakar seks dan percintaan Desiree Spierings seperti dikatakannya pada ABC Australia.
Chemistry seksual yang muncul di awal-awal hubungan berasal dari hormon-hormon di dalam tubuh yaitu dopamine, norepinephrine, phenylethylamine, estrogen dan testosterone. Hormon-hormon tersebut sama seperti ketika seseorang mengalami kecanduan. Sehingga itulah sebabnya saat awal hubungan yang bisa Anda pikirkan hanyalah si dia saja dan ingin selalu berada di dekatnya.
"Semakin sering menghabiskan waktu bersama, hormon-hormon itu cenderung menurun dan kita mulai melihat si dia menjadi dirinya yang sebenarnya. Misalnya dia memiliki perut yang besar atau dia melihat Anda selalu memakai daster sepanjang waktu," jelasnya.
Meski demikian, menurut Spierings, bukan berarti Anda tidak bisa merasa bergairah lagi pada pasangan. Tetap ada cara bagaimana bisa menimbulkan rasa tergelitik di dalam perut itu sehingga memunculkan ketertarikan seksual.
Dalam memahami ketertarikan seksual ini Spierings mengatakan pasangan perlu mengetahui tiga tahapan dalam hubungan:
1. Lust: pada tahapan ini yang dirasakan pasangan hanyalah gairah dan seks, tanpa adanya ikatan emosional.
2. Attraction: pada tahapan ini pasangan masih sangat senang menghabiskan waktu untuk bercinta, namun sudah mulai ada hubungan emosional yang intens. Pada tahapan ini pasangan tergila-gila satu sama lain dan selalu tidak sabar untuk bertemu. Ketika bertemu mereka akan menghabiskan waktu untuk bermesraan atau bercinta, memuaskan gairah yang muncul.
3. Attachment: menurut Spierings inilah tahapan selanjutnya sebuah hubungan dimana pasangan merasa terikat satu sama lain. Ikatan ini terjadi karena pertemanan yang kuat. Pasangan Anda sudah menjadi belahan jiwa dan Anda pun ingin membesarkan anak dengan orang tersebut.
"Kita bisa melalui tiga tahapan itu dari waktu ke waktu. Tapi terkadang saat hubungan berjalan, kita tidak memiliki lust atau attraction lagi. Namun kita tetap memiliki attachment," ujarnya.
Fase attachment ini biasanya diidentikkan dengan fase berpelukan karena pada masa ini hormon oksitosin berperan besar. Jika Anda sampai pada fase attachment ini tidak perlu dikhawatirkan. Meskipun fase ini membuat pasangan jadi jarang bercinta, selama mereka berdua bahagia, tidak perlu dipermasalahkan.
Biasanya fase tersebut menjadi masalah ketika salah satu pasangan merasakan hal berbeda. Di sinilah perlu dilakukan perubahan agar kedua pasangan bisa merasakan gairah yang sama lagi.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment