Makin Tua Otak Makin Susah Diajak Belajar, Ini Sebabnya
Jakarta, Zaman sudah modern, kebutuhan untuk menggunakan teknologi yang lebih simpel semakin besar. Namun bagi generasi yang lebih dewasa, ini menjadi 'tantangan' tersendiri.
Sebuah studi baru mengungkap alasan di balik mengapa seseorang kesulitan untuk beradaptasi dengan segala sesuatu yang baru.
Fakta ini terungkap setelah peneliti melakukan percobaan dengan melibatkan sejumlah tikus percobaan. Tikus-tikus ini diajari untuk menginjak dua tuas untuk mendapatkan makanan, dan ketika diinjak, tuas-tuas ini akan mengeluarkan dua jenis makanan dengan rasa yang berbeda.
Karena tikus suka mencoba berbagai jenis makanan, setelah puas dengan satu tuas, mereka pun mencoba menginjak tuas yang lain untuk memperoleh makanan yang berbeda.
Namun peneliti kemudian iseng mengubah sistemnya, sehingga ketika menginjak tuas satu yang keluar adalah makanan dari tuas dua, dan begitu juga sebaliknya.
Dari situ peneliti melihat bahwa tikus berusia muda lebih cepat beradaptasi dengan keadaan, akan tetapi tikus yang usianya lebih tua berulangkali menginjak kedua tuas, bahkan terlihat kebingungan.
Kemudian peneliti sampai pada kesimpulan bahwa otak tikus yang lebih tua memperlihatkan penurunan aktivitas atau kerusakan di sel-sel saraf di sirkuit otak bernama striatum yang terletak di dalam inti otak. Bagian otak ini dikenal berperan penting dalam menentukan kemampuan seseorang untuk beradaptasi.
Itulah sebabnya tikus-tikus tersebut tidak bisa langsung beradaptasi dengan adanya perubahan sistem. Bahkan ketika peneliti mematikan sirkuit otak yang sama pada tikus muda, mereka juga terlihat sama bingungnya dengan tikus tua ketika percobaan yang sama dilakukan.
Peneliti Dr J Bertran-Gonzalez dari Queensland Brain Institute menjelaskan, proses ini bersifat alami, artinya pasti terjadi pada mamalia manapun bila usia mereka bertambah, dan tidak menutup kemungkinan pada manusia juga.
"Justru kalau mereka enggan atau berhenti beradaptasi, mereka akan jadi apatis, yang kemudian memicu penurunan kognitif dan demensia pada beberapa kasus," terangnya seperti dilaporkan ABC Australia.
Bertran-Gonzales menambahkan, studi ini juga membuktikan bahwa otak tak ubahnya otot yang bisa berfungsi dengan baik jika dipakai bekerja atau dilatih. "Makin sering diajak kerja, makin baik responsnya," tutupnya.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment