Rahasia Terlarang Sakitnya Tuh Di Sini

Perasaan 'Sakitnya di Sini' Ternyata Benar-benar Nyata

Jakarta - Shira Schiller tiba-tiba ditinggal mati oleh anaknya, Max, yang berumur 10 tahun yang sakit jantung. Tak ada hal yang mempersiapkannya untuk rasa duka citanya yang mendalam.

Dan Shira merasakan sakit di dadanya.

"Seperti ada yang menduduki dadamu," kata Shira, 47 tahun, asal London. "Seperti ada tangan yang mencekal jantungmu, dan saya sulit bernapas."

Demikian pula dengan Lynn Rigby, 49 tahun.

Anak Lynn, Lee Rigby, adalah prajurit yang dibunuh di Woolwich, London Timur tahun 2013.

"Saya merasakan sakit yang terus menerus di dada saya," kata Lynn. "Rasa sakit itu tak pernah pergi."

Kata-kata seperti 'sakitnya di sini' atau 'sakit hati' dan sejenisnya sering dipakai sebagai ungkapan trauma emosional. Namun orang yang terpengaruh oleh duka cita mendalam menyatakan mereka merasakan hal itu kongkrit terasa di tubuh mereka.

Penjelasan ilmiah

Lynn Rigby, ibunda Lee Rigby, tentara yang dibunuh tahun 2013 di London 'merasakan sakit terus menerus' di tubuhnya.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa duka bisa berwujud emosional maupun psikologis.

Pemindaian dilakukan oleh ilmuwan dari University of California, Los Angeles (UCLA) memperlihatkan bahwa bagian otak yang mengurusi rasa sakit fisik,anterior cingulate cortex , juga mengolah rasa sakit emosional.

Sakit di dada adalah bentuk yang sering muncul.

"Saya punya sejumlah pasien yang, setelah mengalami stres emosi berat, mengalami sakit di jantung atau kesulitan bernapas," kata Alex Lyon, pengajar di Imperial College London dan kardiologis di Royal Brompton Hospital.

Ini lazim dikenal sebagai 'sindrom sakit hati' atau disebut dengan takotsubo cardiomyopathy . Gejala ini biasanya mengikuti 'stres emosi atau stres fisik yang berat' menurut British Heart Foundation.

Otot jantung tiba-tiba melemah dan salah satu ruang di dalam jantung mengalami perubahan bentuk.

Gejala ini diduga menimpa 100 orang per sejuta penduduk tiap tahun.

Orang Tua

Gejala ini untuk melindungi peningkatan jumlah adrenalin berlebihan.

Sebuah penelitian di Imperial College memperlihatkan bahwa gejala ini sesungguhnya adalah mekanisme untuk melindungi jantung agar tak meningkatkan jumlah adrenalin berlebihan yang biasanya menemani kejutan besar dan rasa duka mendalam.

Kehilangan seorang yang dekat bisa membuat orang lebih mudah terpapar problem ini.

Penelitian di University of Birmingham study menemukan bahwa orang tua yang baru saja berduka berisiko menderita kegagalan fungsi pada sel darah putihnya.

Mereka bisa lebih mudah terserang infeksi bakteri yang berkembang biak dengan cepat, seperti pneumonia.

"Katanya, seseorang bisa meninggal karena patah hati. Sebenarnya dalam kasus itu, mereka meninggal karena dampak-dampak pada kekebalan tubuh mereka," kata Anna Phillips, profesor di University of Birmingham yang meneliti mengenai sel darah putih dan perasaan berduka.

Namun sekalipun telah banyak penelitian ilmiah mengenai hubungan antara duka cita dengan rasa sakit di tubuh, gejala ini tetap tak diperkirakan oleh mereka yang mengalaminya.

"Banyak yang tak tahu hal ini karena mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Susan Hughes dari lembaga amal The Compassionate Friends, yang memberi bantuan pada orang-orang dengan masalah ini.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :