Misteri Jasad Tanpa Nama

Nasib jasad Mr X

Nasib mati tanpa jati diri

Panas begitu menyengat ketika matahari tepat berada di atas kepala, Selasa pekan kemarin. Sebuah prasasti seorang sedang menjahit kain menjulur dengan benang merah menjadi penanda jika tempat itu merupakan pusara lebih dikenal korban kerusuhan 98. Tetapi siapa sangka, jika di pusara itu juga berbaring jasad mayat ditemukan tanpa identitas alias Mister X.

Andi Jubaidi,43 tahun, menunjukkan makam jenazah tanpa identitas itu berada di sisi paling timur dari Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur. Jangan bayangkan ada nisan ataupun gundukan tanah seperti kuburan pada umumnya. Pusara dikenal tunawan itu hanya ditandai dengan tumbuhnya ilalang setinggi lebih dari semeter.

"Di sini Mas tempat tunawan dimakamkan. Tidak ada apa-apa," ujar Andi sambil menerobos ilalang saat mengantarkan merdeka.com menuju pusara tunawan.

Tak ada bunga warna-warni. Tak ada lantunan doa dari sanak saudara. Semua terbengkalai. Begitu gambaran pusara para Tunawan di TPU Pondok Rangon. Bahkan jalan setapak menuju area pemakaman juga tersimpan jasad tunawan. Belum lama ada satu pondok baru di bangun di atas makam-makam itu. Semua hanya tanah.

Andi juga Staf Administrasi TPU Pondok Rangon memastikan jika setiap warga negara mendapatkan patut mendapat pemakaman yang layak di akhir hayatnya. Entah orang itu memiliki keluarga atau tidak, dia menegaskan tidak pernah ada jenazah yang ditolak jika sudah memenuhi prosedur. Meski jenazah bakal dikubur itu tidak memiliki identitas atau tunawan.

"Kalau orang enggak dikenal siapa yang ngurusin? Kucing mati aja kita kubur," tutur Andi

Mekanisme hingga tunawan dimakamkan dijelaskan oleh Andi. Biasanya, jenazah tunawan sudah disertai surat dari Kepolisian dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Tujuannya, untuk memastikan jenazah tersebut tidak memiliki identitas.

Biasanya jenazah tunawan berada di rumah sakit selama seminggu. Bermula dari jasadnya ditemukan, Kepolisian segera menginformasikan kepada bagian forensik dan medikolegal. Kemudian Jenazah itu didata untuk kemudian diautopsi. Jika dalam seminggu tidak ada keluarga mencari, maka tunawan tersebut akan dimakamkan.

Masing-masing tunawan akan di data di RSCM untuk kemudian diberikan nomor. Kemudian pihak rumah sakit akan mengabarkan ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta untuk mendapatkan kepastian di mana jenazah itu akan dikuburkan. "Kalau diizinkan kami siap menampung siapapun orangnya. Orang gak mampu kami tampung, yang penting jelas," kata Andi.

Untuk prosesi pemakaman, biasanya para jenazah tunawan itu akan dikubur sesuai ajaran Islam. Dimulai dari memandikan, menyolatkan hingga mengkafani semuanya dilakukan oleh RSCM. TPU hanya menyiapkan lahan dan lubang untuk memakamkan dan semua biaya ditanggung oleh negara.

"Kalau makam yang gepeng tidak bakal ditiban, tapi kalau kurun waktu kalau sudah 20 tahun sudah menjadi tanah terus banyak orang mau mengubur ya apa mau boleh buat," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun saat dimintai tanggapan memastikan jika Pemprov DKI tidak pandang bulu mengurus warga. Saat menemukan tunawan dan ternyata tidak ada keluarga mengakui, maka Pemprov DKI Jakarta akan memperlakukannya sebagai mana semestinya.

"Langsung urus, kami ada anggaran, (nominal) tidak tahu berapa. Pokoknya kafan semuanya kami tanggung. Termasuk orang sakit, orang terlantar di Jakarta kami tanggung. Orang gila saja kita tanggung," ujar Ahok saat ditemui di Gedung BPK Selasa pekan kemarin.

Nasib tunawan setelah pindah alam

Tangis seorang perempuan pecah ketika mengetahui sang kakek yang selama ini dicari telah tiada. Keluarga sebelumnya telah mencoba menyebarkan informasi berupa pamflet berisikan ciri-ciri fisik. Namun sang kakek urung ditemukan. Bak disambar petir disiang bolong, ternyata sang kakek sudah terbujur kaku di lemari pendingin milik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Kejadian seperti itu memang kerap terjadi di RSCM. Tunawan atau biasa disebut jenazah tanpa identitas alias Mister X kerap dicari pihak keluarga. Kematian mereka, bisa saja karena menjadi korban kejahatan atau orang yang hilang. Biasanya keluarga mendapatkan informasi dari media yang mendeskripsikan ciri-ciri penemuan mayat.

"Mereka (keluarga) enggak langsung lihat jenazah. Kami minta isi form soal ciri-cirinya kaya apa? Pake baju apa (terakhir)? Kami cocokkan sebelum lihat jenazah," ujar Oyon Royani, Staf Bagian Forensik dan Medikolegal RSCM saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis pekan kemarin.

Oyon mengatakan jika kedatangan jenazah di RSCM ini cukup banyak, walaupun untuk tunawan belum tentu setiap hari ada. Namun jenazah dari dalam rumah sakit atau korban kecelakaan setidaknya ada satu atau dua setiap harinya. Untuk itu pencocokan data antara RSCM dengan Kepolisian selalu diperbaharui. Terutama ketika ada tunawan yang dikenali keluarganya.

Berdasarkan data RSCM pada Kamis pekan kemarin, ada dua tunawan yang tersimpan pada ruang pendingin di lantai dua. Kondisi mereka sudah rapi dibalut kain kafan. Keduanya berasal dari daerah yang berbeda, Bekasi dan Pulo Gadung. Mereka menunggu instruksi dari pimpinan untuk dimakamkan.

"Jadi setelah dari sana tak dikenal ini misalnya Fian. kemudian kita proses berubah enggak jadi Mr.X," ujar Oyon.

Masim, 50 tahun, penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur, mengaku sudah beberapa kali menjumpai keluarga yang mencari anak atau orangtuanya di area blok makam tunawan. Bahkan ada keluarga tunawan datang marah-marah ke pihak pengelola TPU Pondok Rangon dan penggali kubur.

Ayah enam orang anak ini menceritakan kejadian itu terjadi 30 tahun silam. Kala itu RSCM mengirimkan tunawan korban begal di Cipayung, Jakarta Timur. Setelah dimakamkan sekitar satu minggu, keluarganya datang ke TPU Pondok Rangon. Mereka datang untuk memindahkan makam anaknya.

"Ternyata bapaknya pejabat di DKI, akhirnya dibongkar lagi. Mana itu lebaran haji pertama. Orang-orang pada motong kebo kami ngangkat mayat," ujar masim seraya membenahi kumis tipisnya.

Nada bicara Masim mulai meninggi saat bercerita keluarga tunawan yang datang marah-marah karena anak mereka dianggap Mister X. Ceritanya, ada keluarga tunawan komplain ke pihak TPU Pondok Rangon karena anaknya dimakamkan di blok khusus mayat tanpa identitas. Padahal berdasarkan data dari RSCM, anak tersebut merupakan korban kecelakaan karena terjatuh dari kereta api. Identitasnya pun tidak ditemukan.

"Bapak kenapa anak saya dikubur di sini (lahan untuk tunawan)?" ujar Masim menirukan keluhan bapak tersebut. "Lah salah siapa anak bapak gak diurus? Kami mah apa adanya pak nerima di sini. makanya di pindah ke atas," sahut Masim.

Pengalaman Masim soal datangnya keluarga tunawan alias Mister X yang datang untuk mencari anggota keluarganya memang kerap terjadi. Bahkan pernah, seorang pejabat dari Kota Bogor datang buat mencari orang tuanya. Pejabat tersebut kata Masim sengaja memasukkan orang tuanya ke panti jompo. Malang, orang tuanya itu terjatuh saat olahraga dan masuk ke selokan.

Saat dibawa ke RSCM, jenazah itu tanpa identitas hingga akhirnya dimakamkan di TPU Pondok Rangon.

"Kami sudah pengalaman. Bener, jangka seminggu (tunawan) ada yang nyari. Dibongkar terus dibawa pulang. Ngamuk-ngamuk di sini dulu. Kalau kami mah biasa, bagian amukannya. Dapat duit juga kagak, mana baunya ampun-ampun," tutur Masim.

Misteri jahitan di jasad Mr X

Kalau sudah sampe sini sudah kaya bekas praktik semua. Ada bekas jahitan karung semua," ujar Masim, 50 tahun sambil menunjuk bagian kepala, dada dan perutnya mencontohkan kondisi jenazah tunawan bakal dikubur di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur.

"Sudah diacak-acak semua. Rumah Sakit Cipto kaya enggak tahu saja, pake praktik apaan tahu," katanya menjelaskan.

Masim memang bukan orang baru ketemu mayat. Pekerjaannya sebagai penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur sudah dia lakoni lumayan lama. Masim bekerja sebagai tukang gali kubur bersama tiga orang temannya. Saban hari dia menyiapkan liang lahat sesuai pesanan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.

Dia menuturkan jika proses pemakaman jenazah Mister X atau biasa disebut tunawan datang saban jam 12 siang. Saban hari ada dua atau tiga mobil jenazah membawa jasad Mister X buat di kuburkan. Kondisi mayat itu menurut Masim memang memprihatinkan. Bau busuk menyengat hidung ketika pintu mobil jenazah baru dibuka. Padahal mobil itu berhenti sekitar 300 meter dari tempat masim berpijak.

"Wah bau-nya ambreng-ambrengan. Pernah sekali dateng 15 jenazah, tapi dalam peti biasa, kalau penguburan mah rapi," tutur Masim.

Kondisi saat datang menurut Masim, jenazah dalam keadaan tidak utuh. Meski sudah dibalut kain kafan, ada saja bagian tubuh jenazah itu terlihat. Misal jahitan pada bagian kepala, dada dan perut tidak jarang nampak dari tunawan malang itu. Bapak dari enam orang anak ini menduga jika sebelum sampai dibawa ke pemakaman untuk dikebumikan, tunawan itu telah menjadi bahan praktikdari calon-calon dokter. Sebab tidak sedikit mayat yang isi perutnya hilang.

"Sudah kosong enggak tahu ke mana," ujar Masim.

Penuturan Masim bisa jadi ada benarnya. Seorang mahasiswi Universitas Indonesia bernama Asri membenarkan jika saban praktik bedah memang menggunakan jenazah. Namun dia tidak mengetahui dari mana jasad buat praktik itu didapat. Karena saban melakukan praktik bedah mayat, jenazah yang menjadi bahan praktik sudah disediakan oleh pihak kampus.

Buat biaya praktik bedah mayat itu, beban bayar sudah dimasukan ke dalam biaya kuliah. "Cadaver enggak harus tiap angkatan baru. Kalau biaya paling bayar uang kuliah untuk perawatannya (jenazah) gitu. Kan jenazah mesti dirawat," ujar Asri saat di temui di kantin Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat, Kamis pekan kemarin.

Cadaver merupakan istilah bagi mahasiswa kedokteran buat praktik bedah mayat. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cadaver adalah istilah mayat yang diawetkan. Biasanya buat mahasiswa atau mahasiswi baru kedokteran sedang orientasi, ada pengenalan soal Cadaver. Mereka disuruh menghitung gigi mayat atau berjabat tangan dengan mayat. Untuk praktik bedah mayat, biasanya mahasiswa melakukan anatomi bagian organ tubuh mayat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia, membolehkan jenazah tanpa identitas dipergunakan untuk kepentingan pendidikan kedokteran. Tentunya harus memenuhi syarat, seperti surat dari Kepolisian yang menyatakan jenazah tersebut tidak ada identitas dan keluarganya. Bedah Anatomi tersebut dapat dilakukan di rumah sakit atau bangsal anatomi suatu fakultas kedokteran di bawah pimpinan dan tanggung jawab langsung seorang ahli urai.

Ketika dikonfirmasi mengenai kondisi jenazah tanpa identitas dijadikan bahan praktik mahasiswa Kedokteran, pihak RSCM membantah. Menurut, Staf Bagian Forensik dan Medikolegal RSCM, Oyon Royani, setiap tunawan atau jenazah Mister X disimpan di kamar mayat sambil menunggu ada keluarga yang mengakui. Biasanya, setelah dua hari berada di RSCM, dokter akan melakukan pemeriksaan luar dan pendataan jenazah.

Tahap selanjutnya, RSCM akan mengeluarkan surat kematian untuk diserahkan kepada Kepolisian. Surat tersebut sebagai bukti jenazah tidak memiliki keluarga dan akan dikuburkan. Sebelum dibawa oleh TPU, rumah sakit melakukan pendataan terakhir, seperti foto, ciri-ciri anggota tubuh dan pakaian terakhir digunakan.

"Kami simpan (tunawan) di ruang pendingin. Setelah waktu yang ditentukan kami turunkan dari pendingin untuk diotopsi oleh dokter kami," ujar Oyon saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis pekan kemarin.

"Habis itu dikafankan, dan jenazah kita kuburkan. Saat sudah terkumpul tiga sampai empat orang kami telepon Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, nanti beliau akan membawa ke TPU sampai di makamkan," pungkasnya.

Tim pemburu mayit dari Palhit

Telepon seluler Kosman berdering. Di ujung bibir telepon, seorang petugas Kepolisian menyuruhnya bergegas mendatangi tempat kejadian perkara. Kebetulan tugas itu ialah menjemput mayat korban kecelakaan. Kosman bergegas. Bersama dengan Sherman, teman satu timnya, dia segera meluncur lokasi kejadian.

Begitu kira-kira pekerjaan Kosman dan Sherman saban hari. Dua lelaki itu merupakan sopir pengangkut jenazah dari Palang Hitam Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta. Keduanya sudah mahfum betul jika di telepon petugas Kepolisian. Jika bukan korban pembunuhan, kecelakaan pasti orang bunuh diri. Begitu Kosman dan Sherman menduga tugasnya.

Kehidupan dua orang itu memang tak lepas dari Mayat. "Dari mulai jenazah yang setengah hancur karena ditabrak kereta, atau bahkan jenazah yang sudah sepuluh hari membusuk dan telah dipenuhi dengan belatung," ujar Sherman saat berbincang dengan merdeka.com di pelataran parkir Kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Rabu pekan kemarin.

Buat mengangkat mayat, Sherman dan timnya punya cara agar jasad korban tidak hancur. Misal, jika jasad tersebut merupakan korban gantung diri. Agar kondisi jenazah tetap dalam kondisi ditemukan, Sherman dan timnya terlebih dulu memasukkan jasad ke dalam kantong mayat. Setelah itu barulah tali yang digunakan untuk bunuh diri dipotong.

Bukan tanpa sebab mereka menjaga mayat agar dalam kondisi utuh. Meski mayat tersebut sudah dua minggu meninggal, tugas mereka ialah membawanya ke RSCM dalam kondisi yang sama ketika ditemukan. Tujuannya ialah untuk mempermudah identifikasi penyebab kematian saat dokter melakukan autopsi pada tubuh korban.

"Jenazah itu kan harus dibawa hati-hati. Enggak boleh rusak, karena itu demi kepentingan visum dari pihak RSCM," ujar Sherman.

Kosman dan Sherman memang bukan dua orang yang bekerja di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta sebagai petugas penjemput mayat. Saban bertugas, biasanya dia berangkat bersama satu tim. Isinya terdiri dari lima orang. Seorang sopir dan empat orang yang bertugas mengangkat mayat.

Dalam melakukan tugasnya, para penjemput mayat dari Palang Hitam ini menunggu instruksi dari Kepolisian. Setelah Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara, barulah mereka boleh mengangkat jasad koban untuk kemudian dibawa ke RSCM.

Jika nantinya pihak RSCM menyatakan mayat tersebut tidak dikenali dan diakui pihak keluarga, barulah para penjemput mayat ini kembali melakukan tugasnya. Biasanya mereka menunggu instruksi dari Dinas Pemakaman untuk mengambil jenazah tersebut kemudian di kuburkan di Tempat Pemakaman Umum milik Pemerintah Provinsi DKI.

Ada sejumlah TPU yang biasanya dijadikan tujuan penguburan jenazah-jenazah tanpa identitas. Biasanya Pemprov DKI membawa jasad mayat buat kuburkan di TPU Semper (Manggar), Tanah Kusir, Kampung Kandang, dan di TPU Srengseng Sawah. Namun sejak tahun 2014 hingga kini, lokasi yang ditetapkan sebagai pusara Mister X adalah TPU Tegal Alur, di wilayah Jakarta Barat.

Mati merana, pusara pun tanpa nama

Asap putih berhembus ketika merdeka.com menyambangi Tempat Pemakaman Umum Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis siang pekan kemarin. Tidak ada yang istimewa pemandangannya. Hanya papan nisan terbuat dari kayu bercat putih dengan tulisan Mister X, usia serta tanggal jasad itu dimakamkan

Begitu pemandangan pusara jasad mayat tanpa identitas di TPU Tegal Alur. Sejak 2014, tempat pemakaman milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu memang di peruntukkan bagi Tunawan, sebutan buat mayat tanpa identitas yang ditemukan dalam berbagai kondisi. Biasanya, mayat-mayat itu korban pembunuhan, kecelakaan hingga korban bunuh diri.

Tak ada identitas melekat pada tubuh mereka. Hanya pakaian dikenakan berikut barang-barang menempel di badan. Jika tak ada keluarga mengakui atau mencari, Pemprov DKI bakal mengantarkannya ke peristirahatan terakhir bersama dengan tunawan lainnya.

"Sedih juga menguburkan mayat tanpa identitas, kasihan soalnya matinya tidak dikenal," ujar Rohman, tukang gali kubur TPU Tegal Alur membuka perbincangan dengan merdeka.com, Kamis pekan kemarin.

Saban hari Rohman memang bergelut dengan mayat. Paling sedikit dia menguburkan mayat Mister X sepuluh jasad dalam sehari. Paling ramai kiriman dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo buat menguburkan mayat setiap hari Rabu dan Jumat. Jika rumah sakit sedang cuci gudang, Rohman juga biasanya bisa menguburkan mayat sampai 17 jasad.

"Paling sepi dua orang buat dikubur," ujar Rohman.

Rohman memang tak menghitung berapa jasad tanpa nama telah dia kuburkan di TPU Tegal Alur. Namun menurut perkiraan dia, setiap bulan bisa mencapai seratus mayat. Kondisi mayat pun berbagai rupa, mulai dari korban kecelakaan hingga pembunuhan. Bahkan Rohman pernah menguburkan mayat Mister X masih mengeluarkan darah. Dia menduga, mayat tersebut korban kecelakaan karena kondisinya nyaris hancur.

Saking seringnya mengubur mayat dengan berbagai kondisi, Rohman pun sampai hilang rasa takut. Yang ada di benaknya ialah menolong jasad-jasad terebut agar segera di hisab. Buat menguburkan jasad itu, Rohman mengaku jika mayat-mayat tersebut di kuburkan secara Islam.

"Ada juga mayat yang sudah keluar nanah," tutur Rohman.

Jika Rohman memperkirakan jumlah mayat-mayat tanpa identitas itu berjumlah ratusan, data dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga demikian. Merujuk data tersebut, tercatat sepanjang tahun 2013, ada sebanyak 825 jenazah yang tidak memiliki identitas. Begitu pun dengan tahun 2014 angka tersebut tidak mengalami penurunan. Sebanyak 821 jenazah tercatat tidak memiliki Identitas.

Sementara tahun 2015, Dinas Pemakaman mencatat sebanyak 775 jenazah ditemukan tanpa identitas. Semua mayat-mayat itu diurus Pemprov DKI untuk kemudian di makamkan di TPU yang telah ditentukan. Tidak ada keterangan dari data tersebut mengenai jenis kelamin dan penyebab kematian. Namun paling banyak, ialah korban kecelakaan dan tunawisma.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemprov DKI melempar tanggung jawab. Wawancara dengan sopir ambulans tak bisa dilakukan dengan detail lantaran mereka takut dimarahi atasan. Sementara mengenai data, pengarsipan dilakukan Dinas Pemakaman masih tumpang tindih. Tidak ada bentuk digital dari mayat-mayat telah dikuburkan.

Beberapa Tempat Pemakaman Umum dijadikan sebagai Pusara Mister X, memang dilakukan di berbagai area pemakaman milik Pemprov DKI. Salah satunya, TPU Semper (Manggar), TPU Tanah Kusir, TPU Kampung Kandang, dan TPU Srengseng Sawah. Namun sejak tahun 2014 hingga kini, lokasi yang ditetapkan sebagai pusara Mister X adalah TPU Tegal Alur, di wilayah Jakarta Barat.

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun saat dimintai tanggapan memastikan jika Pemprov DKI tidak pandang bulu mengurus warga yang meninggal tanpa identitas. Menurut dia, semua warga akan mendapatkan perlakuan sama. Apalagi Pemprov DKI juga telah memberi anggaran.

"Langsung urus, kami ada anggaran, (nominal) tidak tahu berapa. Pokoknya kafan semuanya kami tanggung," ujar Ahok sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama saat ditemui di Gedung BPK, Selasa pekan kemarin.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :