Profil 10 Perempuan Biasa Paling Psikopat di Dunia
KISAH pembunuhan berantai dan sadis yang dilakukan perempuan selalu menjadi daya tarik tersendiri. Sebab orang sering kali tidak menyangka sosok yang lembut dan penuh kasih sayang itu bisa menyimpan kebencian sedemikian rupa, serta mengupayakan segala cara demi meraih keinginannya.
KONSEP pemisahan gender antara perempuan dan laki-laki menjadi kabur ketika membahas 10 perempuan di bawah ini. Sebab, perempuan yang selalu dikaitkan dengan tutur bahasa dan perilaku yang halus terbilang jauh dari mereka. Nama-nama yang dibahas di dalam artikel ini merupakan 10 perempuan dengan karakteristik terkejam di dunia.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki kelainan atau penyakit psikologi yang biasa disebut psikopat. Penderita kelainan ini biasanya tidak menyadari kelainannya ini dan bersikap normal layaknya orang-orang pada umumnya. Namun, di sisi lain mereka dapat menunjukkan kekejian luar biasa tanpa merasa bersalah sama sekali.
Atau dengan kata lain, seperti yang dikatakan para pakar psikologi, psikopat atau sosiopat ialah bentuk kekalutan mental pada pribadi seseorang yang menyebabkan penderitanya memiliki kesadaran dan pemahaman moral, norma sosial dan tanggung jawab hukum yang rendah. Biasanya karena didasarkan adanya kekerasan yang dialami semasa kecil dan menimbulkan trauma mendalam sehingga mereka melampiaskannya kepada orang lain dikemudian hari.
Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari status, jabatan dan lintas gender. Dengan berbagai macam motif, yang tidak selalu berujung pembunuhan tetapi bisa juga sebatas mencederai secara serius hingga menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan kekerasan di luar kebiasaan.
PSIKOPAT adalah penyakit kelainan jiwa yang menyebabkan penderitanya kehilangan hati nurani dan mampu melakukan tindakan bengis dan keji tanpa memperhatikan nilai, moral apalagi hukum yang berlaku. Mereka merasa senang dengan apa yang mereka perbuat dan tidak merasa bersalah setelah melukai atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain.
Berikut adalah kisah pembunuhan-pembunuhan terkejam yang dilakukan para perempuan dari kalangan biasa, dalam artian bukan dari kalangan pejabat, militer, ratu, kepala negara maupun pemerintahan.
Sebelumnya, ada tiga profil perempuan berdarah dingin yang melakukan serial pembunuhan di Inggris, lesbian yang haus darah serta pengasuh anak yang pandai memanipulasi pikiran orang dan mendorong mereka terjun jadi pembunuh tanpa mengotori tangannya sendiri.
Berikut dirangkum 10 perempuan dari kalangan biasa, paling psikopat di dunia sepanjang sejarah:
1. Mary Ann Cotton (1832-1873)
Perempuan kejam yang satu ini dinobatkan sebagai perempuan pertama di Inggris yang melakukan serial pembunuhan terapik. Ia lahir dengan nama Mary Ann Robson, saat orang tuanya menikah muda.
Hidupnya nomaden, berpindah-pindah di seluruh kawasan Britania Raya. Namun, anehnya di setiap tempat itu, kejadian tragis selalu menimpa orang-orang di sekitarnya. Ia kehilangan satu per satu orang terdekatnya dan berpindah ke daerah lain untuk memulai hidup yang baru.
Seolah nasibnya benar-benar malang, di tempat yang baru kematian tetap mengintai kerabat dan sahabatnya. Mula-mula tiga kali menikah, tiga kali pula ia ditinggal mati suaminya. Kemudian ia berhenti menikah dan menjalin hubungan mesra saja. Akan tetapi, sang kekasih semuanya meninggal jua. Demikian pula dengan teman-teman, ibu kandungnya sendiri dan 13 anaknya.
Terungkap belakangan, semua kisah tragis itu tidak terjadi secara kebetulan. Semua korbannya meninggal dengan gejala yang sama, yakni sakit perut dan masalah pencernaan. Ternyata dia telah meracuni mereka semua dengan racun arsenik demi mendapatkan uang dari asuransi jiwa mereka.
Oleh karena semua korbannya adalah orang terdekat, Cotton termasuk perempuan berdarah dingin. Ia memanfaatkan kedekatan dan memanipulasi perasaan seseorang kemudian meracuni mereka semata untuk menguasai materi mereka.
Akhir kisah, ia dijatuhi hukuman gantung pada usia 40 tahun.
2. Tracey Avril Wigginton (1965-sekarang)
Tracey adalah seorang lesbian. Masa kecilnya berat, akibat kekerasan dan pelecehan seksual yang ia dapatkan dari kakeknya. Semasa sekolah, ia dikeluarkan setelah dilaporkan menganiaya teman perempuannya.
Julukan yang disematkan pada perempuan kelahiran 1965 ini adalah Lesbian Vampire Killer. Sebutan ini diperoleh karena ia senang menikam korbannya, kemudian menyayat leher mereka dan menghisap darahnya.
Tracey mengaku kecanduan mengonsumsi darah segar usai pertama kalinya ia meminum darah babi dan sapi yang didapat dari tukang daging. Saat pacarnya mencoba bunuh diri dengan menggores lengannya, ia pun tanpa ragu menyedot darah yang menyembur dari pergelangannya.
Kelainan yang diidap Tracey terungkap ke publik setelah pada tahun 1989 ia tertangkap dengan tuduhan pembunuhan sadis atas seorang pria tak dikenal bernama Edward Baldock (47) di Brisbane, Australia.
Ia menusuk korbannya sebanyak 27 kali dengan pisau. Dilansir dari Movie Pilot, Jumat (8/1/2016), serangan itu begitu kejam, saraf tulang belakang Baldock terputus dan sisa tubuhnya dimutilasi.
Di persidangan, secara mengejutkan, Wigginton mengaku tidak merasakan apa-apa saat melakukan tindakan tak bermoral itu dan ia duduk santai sambil mengisap rokok di samping korbannya.
Ia dipenjara selama 22 tahun dan telah dibebaskan sejak 2012. Muncul polemik mengenai pembebasannya, masyarakat khawatir jika dibebaskan ia akan mengulangi ulahnya. Meski kini, Tracey dikabarkan bertahan hidup dengan mengonsumsi sebatas darah binatang.
3. Getrude Baniszewski (1929-1990)
Berbeda dengan para pembunuh perempuan di atas, Getrude mengaplikasikan kekejamannya dengan memanipulasi, memperlakukan secara hina dan menghukum orang lain untuk kesalahan kecil maupun tanpa alasan. Namun, ia tidak pernah melumuri tangannya dengan darah.
Getrude bekerja sebagai pengasuh anak. Suatu hari, orang tua anak asuhnya, Sylvia dan Jenny Likens, telat membayar gajinya. Dengan ketajaman otaknya, ia menjerumuskan dua putri pasangan suami istri pemain sirkus itu untuk saling melukai. Tanpa ampun, ia tega mengunci mereka di basement dan membuat kedua remaja itu berkelahi sampai hampir saling bunuh. Diwartakan Top 10 Zen, gadis-gadis itu tersiram air panas, terbakar, dipermalukan, dan kelaparan.
Pernah suatu kali, Sylvia dipaksa untuk mencabuli dirinya sendiri dengan sebotol minuman bersoda. Ia juga pernah menghukum anak malang itu dengan mentato kalimat ‘saya seorang PSK dan bangga dengan hal ini’.
Pemudi itu menderita cedera paling mengerikan, ia sekarat karena mengalami pembengkakan otak, pendarahan hebat, dan shock berat yang disebabkan oleh semua kerusakan pada kulitnya.
Benar-benar psikopat, Getrude bangga dengan perbuatannya. Ia sendiri memiliki tujuh orang anak. Tiga di antaranya ditangkap dalam kasus pembunuhan, bersama dua orang anak lain yang merupakan tetangga mereka.
4. Beverley Allitt (1968-sekarang)
Apa yang anda bayangkan mengenai sosok seorang suster atau perawat? Tentunya, adalah sesosok perempuan yang baik hati, lembut dalam merawat dan memperhatikan mereka yang terbaring sakit dan lemah.
Akan tetapi, berbeda 180 derajat dari karakter perawat ideal, suster Beverley Allitt justru menyebabkan malapetaka bagi para pasiennya.
Awalnya terkesan wajar-wajar saja jika ada pasien yang meninggal atau sakitnya bertambah parah di luar kemampuan medis. Namun, kasusnya semakin janggal karena banyak anak-anak yang ditanganinya selalu meninggal atau minimal mengalami luka-luka secara tiba-tiba.
Beverley bekerja di sebuah rumah sakit di Inggris sebagai juru rawat khusus anak-anak. Sejak kedatangannya, rumah sakit itu terus menerus diterpa isu tak sedap. Banyak pasien yang sudah sehat, mendadak sakit parah dan terkena serangan jantung hingga meninggal karena obat-obatan yang seharusnya tidak disuntikan kepadanya.
Akibatnya, para orangtua melarikan anak mereka ke rumah sakit lain di Nottingham dan anak mereka berangsur-angsur pulih dengan cepat di sana.
Pernah suatu kali, seorang bayi berumur lima bulan bernama Paul Crampton datang berobat karena mengalami infeksi tenggorokan. Beverly mengajukan diri untuk merawatnya padahal hari itu ia libur. Diwartakan Mirror, Jumat (8/1/2016), tak lama kemudian bayi malang itu kondisinya memburuk dan masuk ruang gawat darurat.
Serial pembunuhan anak-anak ini diselidiki Detektif Senior Stuart Clifton. Sedikitnya empat orang anak tewas di tangannya, diikuti 22 kasus percobaan pembunuhan yang berujung sekarat.
Metode pembunuhannya, antara lain penyuntikan insulin dan kalium, atau dibekap dengan bantal. Hebatnya, semua kematian misterius tersebut terjadi dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.
Beverley dinyatakan bersalah oleh pengadilan Nottingham Crown pada tahun 1993. Namun ia dihukum menghabiskan sisa hidupnya di panti rehabilitasi Rampton High Security Psychiatric, karena psikiater menyatakan suster itu menderita Sindrom Munchausen, yaitu kelainan mental yang menyebabkan ia senang mencari perhatian orang.
5. Katherine Knight (1955-sekarang)
Katherine Knight adalah perempuan Australia pertama yang dihukum seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. semuanya dimulai karena dia memiliki sejarah kriminalitas terkait kekerasan.
Perempuan kelahiran 1955 ini pernah menghancurkan gigi palsu mantan suaminya karena tertidur saat bercinta. Sekali waktu, ia pernah menggorok tenggorokan anak anjing berusia delapan minggu di depan mata mantan suaminya yang lain.
Pada Februari 2000, ia ditahan karena membunuh suami keempatnya, Price (44) dengan 37 luka tusukan di dada dan punggung, menguliti tubuh sang suami, memutilasi dan memasaknya. Sebagian dagingnya kemudian disajikan ke atas piring kedua anaknya. Sementara sisanya digantung jadi pajangan di ruang keluarga.
6. Dorothea Puente (1929-2011)
Seorang wanita tua kecil yang manis ini menjalankan sebuah rumah kos untuk orang tua, orang-orang yang sakit dan lemah. Penampilannya sekilas memang tak mungkin menjadi salah satu pembunuh berdarah dingin.
Akan tetapi, orang akan maklum jika mengetahui masa muda Dorothea Puente yang merepresentasikan pemberontak sejati. Selagi remaja, ia pernah membius orang, mencuri, menjalankan usaha rumah bordil, dan beberapa kali keluar masuk penjara.
Saat pindah ke Sacramento, California, Amerika Serikat, ia mulai mengubah pencitraan dirinya dengan membangun rumah penampungan bagi tua renta. Kemurahan hati dan keramahannya segera menuai pujian dari beberapa orang memuji dia. Tanpa mengetahui ada sisi gelap yang ditunjukkannya di dalam rumah kosnya tersebut. Sedikitnya, 25 orang lanjut usia yang sakit parah dikurung dan dibunuh di dalam rumah tersebut.
Motifnya adalah uang. Ia memperoleh semua uang jaminan sosial dan asuransi jiwa mereka. Perempuan tua ini lalu menghabiskan uangnya untuk berbelanja pakaian, peralatan rias hingga operasi plastik.
7. Belle Gunness (1859-1931)
Perempuan bertubuh besar ini, termasuk salah satu perempuan paling psikopat dalam sejarah. Tingginya 183 sentimeter dan beratnya mencapai 91 kilogram. Ia lahir di Norwegia pada 11 November 1859 sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara. Ia lalu pindah ke Amerika Serikat pada usia 20 tahun setelah tiga tahun kerja keras sebagai pelayan.
Belle Gunness bertanggung jawab atas 20 pembunuhan sadis, namun lolos dari hukuman penjara hingga akhir hayatnya. Jumlah itu sendiri merupakan kasus yang terungkap, tetapi orang-orang meyakini sebenarnya ia sudah membunuh sedikitnya 100 orang.
Korbannya antara lain, dua orang suaminya, keempat anak perempuannya, teman-teman dia serta kekasih gelap dan para pengagumnya.
Sama dengan Dorothea Punte dan Mary Ann Cotton, motif pembunuhan Belle adalah uang. Ia mengambil semua uang asuransi jiwa bernilai jutaan dollar dari kematian para kerabat terdekatnya.
Dilansir dari Northwest Indiana Times, Jumat (8/1/2016), aksi kejinya dibantu pegawai kebunnya, Ray Lamphere yang dipekerjakan sejak 1907. Lamphere pun ditahan selama 20 tahun atas tuduhan pembunuhan dan pembakaran rumah dengan sengaja. Dalam persidangan, ia membantah ikut membunuh. Ia mengaku perannya hanya membantu penguburan. Selama bekerja dengan Belle, ia mengungkap bahwa majikannya itu sudah membunuh sekira 42 orang.
8. Leonardo Cianciulli (1894-1970)
Perempuan asal Italia ini melakukan pembunuhan atas tiga orang perempuan antara tahun 1939-1940. Meskipun jumlah korbannya terbilang sedikit dibanding ketujuh pembunuh berdarah dingin di atas, apa yang ia lakukan terhadap mayat korbannya sangat mengerikan.
Cianciulli meramu tubuh para korbannya menjadi sabun mandi. Sementara darah korban yang telah mengering diracik ke dalam sabun sebagian, dan sebagian lainnya dicampurkan ke kue berperisa teh yang sering ia bagikan untuk menjamu para tamunya.
9. Aileen Wuornos (1956-2002)
Kesadisan pembunuh berantai kelahiran 29 Februari 1956 dari Michigan, AS yang satu ini telah difilmkan. Ayah dan ibunya menikah pada usia belasan tahun. Sang ayah dihukum penjara karena melakukan tindakan asusila terhadap anak-anak. Ia pun hidup menggelandang, menerima perlakuan kasar dan sering dilecehkan secara seksual.
Aileen tumbuh menjadi pribadi yang pendendam, hal yang paling ia benci adalah laki-laki. Dengan latar belakang inilah, ia melakukan aksi pembunuhan atas tujuh orang pria, salah satunya adalah suaminya sendiri.
Ketika ditahan, ia mengatakan aksinya itu adalah bentuk pertahanan diri. Tidak seperti para pembunuh berdarah dingin lainnya yang suka meracuni dan menusuk, ia merenggut nyawa korbannya dengan menembakkan pistol kaliber 22 miliknya. Pada tahun 2002, Gubernur Florida Jeb Bush menandatangani surat perintah hukuman matinya.
10. Lizzie Borden (1860-1927)
Lizzie Borden merupakan perempuan pertama yang menghebohkan media massa sebagai pembunuh berdarah dingin pada masanya. Ia tega menghabisi nyawa kedua orangtuanya dengan sebilah kapak.
Orang pertama yang terkena amuknya adalah sang ibu, Abby Borden dengan luka tebas sebanyak 19 kali. Baru kemudian, Andrew Borden, ayahnya dibunuh dengan 10-11 ayunan kapaknya.
Sepeninggal kedua orangtuanya, Lizzie dan saudara perempuannya Emma mewarisi usaha properti milik sang ayah, yang telah lama diincarnya. Lizzie membeli sebuah rumah besar di salah satu lingkungan paling modis di kota dan menghabiskan waktunya untuk bepergian ke Boston dan New York untuk menikmati pertunjukan teater.
Hampir seabad setelah kematiannya pada Juni 1927. Rumah Lizzie Borden di jalan 92 Second Street, Massachusetts dijadikan tempat wisata. Pengunjung bisa tidur di ranjang Lizzie dan Emma, sarapan pagi dengan hidangan terakhir yang dinikmati kedua bersaudari itu bersama orangtuanya pada 4 Agustus 1892.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment