Misteri Batu Arwah

Festival Unik Indonesia
Memberi Makan Arwah di Danau Kelimutu

Batu Arwah dan makanan persembahan untuk leluhur

Ende - Danau 3 Warna Kelimutu ternyata punya festival unik setiap tahun. Acara utama festival ini adalah memberi makan arwah yang bersemayam di sana.

Festival Pati Ka Dua'a Bapu Ata Mata, itulah nama lengkap festival tersebut. Tahun lalu, detikTravel berkesempatan menghadiri ritual adat tahunan ini. Setiap tahunnya, festival ini diselenggarakan setiap tanggal 14 Agustus.

Upacara Pati Ka merupakan acara adat tahunan yang diselenggarakan Suku Lio untuk menghormati arwah para leluhur. Acara puncak dalam festival ini adalah 'memberi makan' roh para leluhur yang dipercaya tinggal di sekitar Danau Kelimutu.

Menurut Suku Lio, arwah para leluhur ini berkumpul di Batu Arwah. Letak Batu Arwah ini berada di areal Feeding Ground, sebuah areal terbuka tepat sebelum meniti tangga hingga ke puncak Danau Kelimutu.

Prosesi Pati Ka diawali dengan pembacaan doa bersama oleh para tetua adat Suku Lio. Doa ini untuk memberkati makanan dan minuman yang akan dipersembahkan untuk para leluhur pun disiapkan. Makanan itu diletakkan di atas piring saji yang terbuat dari tanah liat.

Makanannya berupa nasi beras merah dengan lauk daging babi. Untuk minumannya ada air putih, kopi hingga soft drink. Masing-masing tetua adat atau yang biasa disebut Mosalaki, membawa 1 piring saji yang berisi makanan untuk para leluhur. Total ada 26 piring persembahan yang dibawa.

Setelah diberkati, piring sesaji itu dibawa untuk menuju ke Batu Arwah. Tetua adat berada di barisan paling depan, diikuti oleh para Mosalaki. Sambil membunyikan gong setiap kali melangkah meniti anak tangga, suasana pun menjadi sangat sakral.

Begitu sampai di Batu Arwah, para tetua adat dan Mosalaki duduk melingkar di sekitar tempat berkumpulnya arwah tersebut. Rombongan itu langsung memulai ritual dengan memanjatkan doa untuk para leluhur. Setelah itu, barulah mereka 'memberi makan' roh para leluhur masyarakat Ende dengan cara meletakkan nasi beras merah dengan lauk daging babi di atas batu arwah.

Sisa makanan yang masih ada di piring saji akhirnya dimakan bersama oleh para tetua adat. Sehabis makan bersama, tetua adat mulai berdiri di atas batu arwah. Dia lalu menyanyikan lagu tradisional dengan bahasa Suku Lio yang disambut dengan Tarian Gawi oleh rombongan tetua adat lainnya.

Tarian Gawi inilah yang menandakan bahwa Upacara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata telah berlangsung dengan lancar dan tanpa kendala suatu apapun. Itu juga pertanda bahwa persembahan mereka diterima oleh arwah para leluhur yang bersemayam di Danau Kelimutu.

Total prosesi adat ini memakan waktu hingga 3 jam lebih. Setelah prosesi selesai dan tetua adat meninggalkan lokasi, barulah warga setempat maupun wisatawan ikut makan sesaji yang ditinggalkan. Beberapa percaya makan sesaji ini akan membawa berkah.

Keunikannya yang tidak bisa ditemukan di tempat lain membuat festival ini selalu ramai oleh wisatawan setiap tahunnya. Traveler juga jangan mau kalah, tunggu saja festival ini di tanggal 14 Agustus nanti.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :