Rahasia Terlarang Pameran Susu Bugil Telanjang Nikmat Terakhir

Berusia Setengah Abad, Majalah Penthouse Tak Lagi Dicetak

Cover Majalah Penthouse

NEW YORK - Majalah Penthouse menutup edisi cetaknya setelah lebih dari setengah abad beredar. Namun, setelah ini, Penthouse akan berganti format menjadi majalah digital dengan induk perusahaan FriendFinder Networks.

Pihak FriendFinder Networks mengatakan perubahan itu diperlukan untuk menjadikan Penthouse lebih kompetitif di masa depan.

"Versi digital majalah Penthouse akan menggabungkan dan mengalihkan kebiasaan pembaca menyukai pengalaman membaca majalah cetak ke kekuatan pengalaman digital," kata FriendFinder Networks dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal, seperti dikutip dari The Verge.

Tahun lalu, Majalah Playboy mengumumkan akan menghentikan penerbitan gambar-gambar telanjang bulat. Langkah ini menyusul keputusan Playboy tahun lalu untuk menghentikan penerbitan gambar wanita telanjang bulat sebagai bagian dari desain ulang yang direncanakan akan diresmikan Maret ini.

Kepala petugas konten Playboy mengatakan, pada saat itu desain baru Playboy akan berisi gambar yang "sedikit lebih mudah diakses, sedikit lebih intim.” Namun dengan munculnya internet, gambar telanjang bulat menjadi terkesan “ ketinggalan jaman."

Situasi Penthouse tampaknya sedikit berbeda mengingat keputusan untuk hanya menerbitkan majalah digital saja. Tetapi dalam kedua kasus ini, internet sangat berpengaruh besar. Penutupan edisi cetak ini, untuk mengurangi sirkulasi majalah sebanyak 5 juta kopi per bulan yang merupakan puncak pencapaian majalah ini.

Situasi yang sama juga dialami majalah anak UK FHM dan Zoo pada November 2015 lalu, dimana dua majalah ini pun mneyatakan menghentikan edisi cetak mereka.

Alasan Penthouse Berhenti Cetak Majalah


NEW YORK – Majalah pria dewasa Penthouse resmi menutup edisi cetaknya dan sepenuhnya beralih ke bentuk digital. Setelah lebih dari setengah abad beredar, majalah ini akhirnya menyatakan kalah pada kemunculan internet yang berdampak pada digitalisasi media.

Majalah pria dewasa ini akan terus didistribusikan secara online, dengan bermigrasi ke PenthouseMagazine.com. Sebagai bagian dari transisi, publikasi majalah ini berpindah tangan ke FriendFinder Networks yang bermarkas di Los Angeles, Amrika Serikat.

Pihak FriendFinder Networks mengaku ingin memindahkan pengalaman pelanggan setianya dalam menikmati majalah cetak ke versi digital.

"Ini akan menjadi cara baru bagi pembacanya untuk menikmati majalah dewasa terbaik di dunia,” kata FriendFinder Networks dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal, seperti dikutip dari dailymail.co.uk.

“Versi digital majalah Penthouse akan menggabungkan dan mengalihkan kebiasaan pembaca menyukai pengalaman membaca majalah cetak ke kekuatan pengalaman digital,” lanjut laporan tersebut.

Penthouse didirikan pada tahun 1965 di Inggris oleh Bob Guccione. Empat tahun kemudian, majalah ini meluncurkan edisi AS pertama. Pada masa jayanya, sirkulasi Penthouse secara rutin melampaui 5 juta kopi per bulan.

Pemiliknya kemudian dinobatkan di jajaran 400 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes dengan kekayaan bersih USD400 juta pada tahun 1982.

Majalah Penthouse Tak Pernah Untung Sejak 2008

NEW YORK – Sejak didirikan pada 1965, majalah dewasa “Penthouse” akhirnya mengumumkan tak lagi menerbitkan edisi cetak.

Kini, majalah yang dulunya merupakan pesaing “Playboy” itu beralih ke edisi online, “penthousemagazine.com”.

Kantor Penthouse edisi cetak di New York pun ditutup dan semua operasi Penthouse yang diinduki perusahaan FriendFinder Networks, dijalankan di Los Angeles.

“Perubahan ini akan terus membuat Penthouse kompetitif di masa depan dan secara mulus akan mengombinasikan fitur-fitur bergambar kami yang tak sama dengan konten editorial, serta video broadcast kami,” ungkap CEO FriendFinder, Jonathan Buckheit, dilansir Digital Trends.

Di masa jayanya, Penthouse sempat punya hasil penjualan lima juta kopi dalam sebulannya. Tapi majalah dewasa yang didirikan Bob Guccione itu juga bukannya tak pernah lepas dari kontroversi.

Pada 1984, kontroversi yang dimunculkan Penthouse dengan gambar-gambar telanjang Miss America, Vanessa Williams, berujung dicabutnya lagi gelar ratu kecantikan Amerika Serikat (AS) itu.

Pada 1985, Penthouse juga pernah menerbitkan sejumlah gambar telanjang Madonna, sebelum sang diva itu naik daun dan punya nama besar hingga saat ini.

Di sisi lain, sebelum FriendFinder mengambilalih Penthouse, Guccione sempat membuat pesaing “Playboy” itu merugi, lantaran terjebak beberapa investasi yang keliru, di mana salah satunya ketika berinvestasi pada film “Caligula” pada 1979 yang merupakan produk gagal total.

Sejak saat itu, Penthouse tak pernah lagi mencapai masa kejayaan kedua. Bahkan Penthouse tak pernah meraup keuntungan lagi sejak 2008.

Pada 2013, tiga tahun setelah meninggalnya Guccione, Penthouse menyatakan diri merugi. Buntutnya, saham FriendFinder tak lagi bisa diperjualbelikan di pasar saham.

Pindah Versi Digital, Penthouse Tergempur Konten Porno Internet

LOS ANGELES - Majalah pria dewasa asal Amerika Serikat Penthouse Magazine harus mengakui keperkasaan konten porno internet sebagai pesaing serius.

Majalah yang telah berusia lebih dari setengah abad ini akhirnya memutuskan menutup edisi cetaknya dan beralih ke versi digital. Penthouse tidak mampu bersaing dengan jutaan website porno di luar sana.

“Perubahan ini diperlukan untuk menjadikan Penthouse lebih kompetitif di masa depan,” kata FriendFinder Networks, perusahaan induk Penthouse, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal, seperti dikutip Digital Spy.

Langkah ini juga diikuti dengan ditutupnya kantor Penthouse di New York dan pindah ke Los Angeles, di mana perusahaan induknya FriendFinder Networks bermarkas.

FriendFinder belum mengumumkan kapan pergeseran akan berlangsung, tapi akan ada masa transisi bagi mereka yang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan gagasan digital.

Konten porno di internet tidak hanya menggempur dapur redaksi Penthouse. Faktanya, permintaan gambar perempuan telanjang menurun drastis di AS dan Inggris.

Majalah pria dewasa Inggris juga menjadi korban jutaan situs porno di luar sana. Pada akhir tahun lalu, majalah Zoo berhenti terbit, menyusul kemdian Majalah Loaded, Nuts dan FHM.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :